Chaeyoung menatap pantulan dirinya di depan cermin yang besar. Memperlihatkan setiap bagian tubuhnya yang sudah terbalut gaun mewah rancangan desainer terkenal. Ia tersenyum terakhir kali kearah cermin sebelum melangkah pergi, menjauh.
"Kau cantik." Sana berdiri di depannya. Tersenyum seperti biasa.
"Aku tahu" Chaeyoung menyeringai lebar sebelum mendekati Sana. Memeluk lengan gadis Jepang. "Kau tidak perlu datang. Aku tidak mengacau."
Sana mendengus.
Chaeyoung terkekeh geli. "Kenapa kalian tidak percaya padaku?"
"Karena kami tahu isi hatimu." Sana berhenti dan memeluk gadis yang lebih pendek darinya. "Kau tahu ... kau tidak perlu datang jika itu menyakitimu."
"Aku baik-baik saja." Bisik Chaeng rentan dalam pelukan Sana. "Aku selalu baik sebelum hari ini datang dan akan lebih baik lagi setelah melewati hari ini."
"Chaeng ..." Sana tanpa sadar menangis.
"Sana Unnie" Chaeyoung mencoba melepaskan pelukan Sana yang kuat. "Kita tidak boleh merusak Make up nya."
"Dasar bodoh!" Sana cekikikan diikuti Chaeyoung.
"Nayeon Unnie bisa marah."
Wajah Sana langsung membatu. "Astaga!!!! Nayeon Unnie bisa membunuh kita. Jam berapa sekarang?"
"Ja- " Belum sempat Chaeyoung menjawab Sana sudah menarik lengannya untuk mengikuti langkahnya.
/
"Pegang tanganku." Bisik Nayeon di sampingnya. "Aku tahu kau membutuhkannya."
Chaeyoung menggapai tangan Nayeon dan memegangnya dengan erat. Ia tidak peduli jika Nayeon kesakitan.
"Kami ada disini untuk kalian berdua." Chaeyoung tetap fokus menatap ke depan. "Kami mencintai kalian berdua."
"Terima kasih sudah datang untuk kami dan Mina." Chaeyoung menoleh kearah Nayeon.
Chaeyoung kembali kearah depan memperhatikan gadis yang sudah mengisi hatinya beberapa tahun belakangan.
"Mina Unnie sangat cantik." Bisik Tzuyu.
Tanpa sadar Chaeyoung mengangguk.
"Dia selalu cantik dan sekarang semakin cantik dengan gaun pengantin." Chaeyoung mendengar cukup jelas apa yang dikatakan Jeongyeon yang berdiri di sebelah Tzuyu.
Chaeyoung selalu berpikir jika Mina Unnie selalu paling cantik di antara mereka. Dengan sikap tenang dan anggun nya Mina Unnie selalu menjadi pusat perhatian tanpa harus berusaha. Ia tidak pernah menyangka bisa memiliki perasaan lebih bagi Unnie yang mirip dengan penguin ini. Perasaan yang selalu menyiksa selama berada dekat dengannya.
"Mereka akan berciuman." Tzuyu menggenggam lengan Chaeng.
Chaeyoung menutup mata saat pengantin pria akan mencium bibir Mina Unnie.
"Chaeng-ah, ini sudah pagi." Chaeng merasa seseorang memanggil nya. "Kau bisa terlambat sekolah." Lanjut suara yang begitu lembut.
"Aku sudah membuat sarapan." Suara yang begitu menenangkan.
Perlahan Chaeyoung membuka matanya dan sesosok gadis cantik tersenyum kearahnya.
"Mina Unnie?" Chaeyoung terperanjat dari tidurnya. "Mina Unnie?"
"Kau sangat aneh." Kekeh Mina menepuk kepala Chaeng dengan lembut.
"Mina Unnie." Chaeng memeluk Mina dengan cepat dan erat. "Hanya mimpi." Bisik Chaeng di sela-sela pelukannya. Mimpi yang sudah membuatnya takut dan sulit bernapas.
#Selesai!!! Yang sudah request thx
KAMU SEDANG MEMBACA
Twice Short Story
Hayran KurguTempat tinggal Mina selain di dorm Twice. P.s: Silakan menerima pesanan pedes, manis, pahit dan asem tentang mereka.