"Namanya Andreas Christian," ucap Irwan,
Ari yang duduk di samping eyangnya itu hanya diam memperhatikan setiap ucapan yang keluar dari mulut pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu.
Hari ini, Ari akhirnya diberitahu siapa sosok laki-laki yang kerap hadir dalam mimpinya itu.
"Mama Rahma dan Papa Andreas menikah dua bulan lalu. Tidak ada pesta, hanya ijab qabul saja," ucap Uti menambahi, "saat itu, Papa Andreas baru menjadi mualaf."
Ari mengambil alih selembar foto yang menampakan wajah cerah kedua orang tua kandungnya dari tangan Irwan. Mata Ari berkaca-kaca saat melihatnya secara dekat. Menurut cerita eyang putrinya, foto itu diambil dua minggu sebelum kepulangan Rahma dan Andreas ke Indonesia.
"Jadi, sekarang?" tanya Ari terdengar seperti bisikan.
Irwan tersenyum, lalu menyentuh pundak Ari. "Maaf, karena kami baru sempat menceritakan ini."
Kepala Ari mengangguk. Dia memaklumi jika kakek-neneknya baru bisa menceritakan ini sekarang. Selain menunggu waktu yang tepat, mereka juga harus menyiapkan hati saat menceritakannya. Bagaimanapun, menceritakan tentang peristiwa yang sudah terjadi, meski itu peristiwa menyenangkan tetap terasa menyedihkan jika seseorang dari bagian peristiwa itu sudah tiada.
Kecelakaan itu tidak hanya merenggut nyawa Rahma, tapi juga Andreas. Itu artinya, Ari tak hanya kehilangan ibunya saja tapi sekaligus ayahnya. Ayah yang baru pertama kali ia lihat dan dengar ceritanya.
Selama ini, dia tidak banyak tahu seperti apa ayah kandungnya selain cerita tentang ayahnya yang tidak ingin bertanggung jawab atas kehadiran dirinya.
Tapi hari ini, di rumah eyangnya, dia tau fakta lain tentang sosok itu. Andreas, ayah kandungnya tidak pernah benar-benar menolak kehadirannya dan meninggalkan mamanya begitu saja.
Ayah dari Andreas yang seorang pemuka agama menentang Andreas mati-matian saat akan berniat menikahi Rahma yang berbeda keyakinan dengannya. Setelah bertahun-tahun lamanya barulah Andreas mendapat restu untuk menikahi Rahma dan mengikuti keyakinan perempuan itu. Meski pada akhirnya mereka tetap harus dipisahkan oleh takdir.
"Keluarga Papa Andreas tidak mengizinkan kami untuk memakamkannya di sini. Jadi, Papa Andreas terpaksa tetap dimakamkan di Amerika," jelas Irwan. Matanya menelisik, memperhatikan raut wajah cucunya yang tampak sedih.
"Mereka kembali ke Indonesia hanya untuk memberitahukan kabar bahagia itu langsung sama kamu." Uti tersenyum. "Tapi sayang, Allah berkehendak lain."
Penyesalan yang awalnya mulai menguap, kini seperti tertimbun lagi. Hati Ari berdesir. Seandainya saja kecelakaan itu tidak terjadi, mungkin dia mempuyai kesempatan untuk merasakan bagaimana berada di tengah keluarga kandungnya. Tapi, meski begitu masih terselip rasa syukur di hatinya karena setidaknya mereka pernah menemuinya meski dalam mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong? ✔
Teen Fiction(Beberapa part diprivat) Selama ini, Ghifari Syauqi merasa memiliki keluarga. Tetapi tiba-tiba dia merasa bingung ketika ada orang yang mengatakan jika yang disebut keluarga hanyalah orang orang yang memiliki ikatan darah di antara satu sama lain...