Genta mengacak rambutnya frustrasi. Dia sudah mengurung diri di kamar apartemennya hampir seharian ini. Keluar hanya untuk makan, selebihnya dia hanya berdiam diri di kamarnya. Ibu dan omanya juga begitu, mereka tidak saling bicara satu sama lain.
Genta tidak pernah benar-benar pulang ke Solo, setidaknya sampai nanti ijazahnya keluar. Diandra yang mengarang cerita itu, cerita tentang dirinya yang kecewa karena dijebak Ari sampai memutuskan untuk pergi ke Solo.
Mengingat tentang masalahnya dengan Ari, Genta memang merasa bersalah, tapi dia tidak merasa menyesal, dia sudah meminta maaf.
Rasa iri itu entah berawal dari kapan yang pasti semakin lama semakin berakar kuat. Ari orang baik dan Genta tau itu, tapi karena Ari terlalu baik membuat Genta muak melihatnya. Ari terlalu beruntung, maka dari itu ia ingin membagi sedikit kesialan dengan sepupunya itu.
Genta tidak membenci Ari, tidak sedikit pun. Ari adalah satu -satunya orang yang mendekat padanya di saat orang lain justru menjauhinya, tapi Ari juga satu-satu nya orang yang membuat Genta membenci hidupnya yang selalu dirundung kesialan.
Orangtuanya bercerai di saat usianya baru menginjak 12 tahun, keluarganya benar-benar berantakan. Genta menginginkan ayah seperti Dhika dan ibu seperti Rani. Seperti mereka yang mampu memberikan semua yang Ari butuhkan. Bukan hanya materi tapi juga kasih sayang. Genta ingin memiliki apa yang Ari miliki dengan semua keberuntungannya.
"Itu bukan salah gue, Ri." Kalimat itu berulang kali dirapalkan Genta.
Tadi malam ia mendapat kabar kalau sepupunya itu mengalami kecelakaan dan sampai sekarang belum sadarkan diri, Ari kritis.
"Itu bukan salah Gue, lo yang ceroboh, Ri. Gue udah ingetin lo buat hati -hati."
Genta tersenyum, apa dirinya sudah seperti seorang psikopat sekarang?
'Nggak'
Dia tidak punya niat sama sekali untuk membunuh Ari. Dia tidak mungkin membuat dirinya sendiri dicap sebagai pembunuh dari sepupunya. Itu murni kecelakaan karena kesalahan Ari sendiri yang terlalu bodoh dan ceroboh.
"Ta ... mau sampai kapan kamu ngurung di kamar terus?"
Genta mendengus. Ibunya benar-benar tidak pernah bisa membiarkannya menikmati kesendirian.
Tapi dia sedikit bersyukur mempunyai ibu seperti Diandra. Wslaupun tak selembut Rani, tapi Diandra yang selalu mempercayainya dan mampu melindunginya dari orang-orang yang berusaha membuatnya terluka.
"Sebentar lagi, Ma."
"Sebentar terus dari tadi. Cepat keluar!Mama sama oma mau ngobrol sama kamu!"
"Iya."
Genta bangkit dari duduknya lalu membuka pintu bercat cokelat gelap itu. "Mau ngobrol apa?" tanyanya.
Diandra yang berdiri di hadapannya hanya mengangkat bahu lalu menyuruh Genta mengikutinnya ke arah ruang tamu.
"Sini .... " panggil Sukma. Genta hanya menurut lalu duduk di samping omanya itu.
"Oma mau ngobrol apa?" Genta bertanya sambil menelisik raut sedih di wajah omanya. Apa oma sedih karena mendengar kabar kecelakaan Ari?
Genta mendecih. Kenapa harus selalu Ari?
"Ta ... Oma pengin tau sesuatu dari kamu."
"Tau apa, Oma?"
"Kamu, sering diajak Ari ketemu opa dan istrinya? Apa Ari juga yang nyuruh kamu bohong sama Oma?"
Genta memalingkan wajah. Apa dia harus
Menyelamatkan Ari dengan kebohongan?
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong? ✔
Ficção Adolescente(Beberapa part diprivat) Selama ini, Ghifari Syauqi merasa memiliki keluarga. Tetapi tiba-tiba dia merasa bingung ketika ada orang yang mengatakan jika yang disebut keluarga hanyalah orang orang yang memiliki ikatan darah di antara satu sama lain...