Prolog

147 26 28
                                    

Seorang gadis berambut hitam legam sebahu melangkahkan kakinya keluar dari ruangan yang bertuliskan 'Spesialis Kanker'.

Hatinya berdetak tak karuan memegang sebuah amplop hasil cek yang telah dilakukannya beberapa hari yang lalu.

Tak ada seorang pun yang menemaninya. Hanya mengandalkan kata nekat yang membuatnya terduduk di bangku yang telah disediakan. Pasalnya sudah beberapa bulan belakangan ini di merasakan gejala-gejala aneh yang membuatnya merasakan sakit yang sangat.

Dengan tangan bergetar, gadis berambut sebahu itupun membuka amplop tersebut dan mengeluarkan lembaran hasil dari cek yang telah dilakukannya.

Kesimpulan Diagnosa : Kanker Payudara Stadium 2.

Sesaat setelah membaca hasil diagnosis dokter pada halaman paling bawah, perasaan hati gadis itu langsung mencelos. Betapa berat bebannya kini menghadapi kenyataan yang ada.

Tak ada satupun kata yang keluar dari mulut gadis itu. Dia memegang dadanya sambil terus menangis. Merasakan betapa sakit yang dia rasa. Bukan sakit karena penyakit yang dideritanya. Tapi sakit karena mendapatkan kenyataan bahwa dirinya terkena penyakit yang telah mengambil jutaan nyawa kaum hawa diluar sana.

Dan gadis yang biasanya terlihat ceria digantikan dengan gadis yang terlihat rapuh bersamaan dengan air matanya yang turun begitu deras.

⚫⚫⚫

Baru saja mematikan motornya, cowok berbaju kaos bertuliskan logo salah satu brand sepatu terkenal dibalut dengan jaket kulit berwarna hijau itu menerima Personal Chat dari seseorang.


Aldira Salsabila
Gas, kamu bisa jemput aku ga? Di taman deket rumah sakit.

Sebenarnya Bagas bisa saja menjemput gadis yang menjadi pacarnya itu. Tapi ada hal lain yang membuatnya tak bisa menjemput gadis itu.

Bagas Prayoga
Maaf yah sayang. Aku ga bisa jemput kamu. Aku ada belajar kelompok.

Aldira Salsabila
Oh iya, gapapa. Semangat yah.💕

Bagas Prayoga
Iya, makasih. Love you❤

Read

Setelah membalas Pc dari sang kekasih, cowok tersebut segera berjalan memasuki kafe yang memang tujuannya berada di tempat itu.

"Kamu emangnya mau kemana?." Ujar  cowok tersebut saat baru duduk tepat di depan gadis berambut sepunggung sambil menggenggam tangan gadis itu tepat disamping minuman yang telah dipesannya tadi.

"Aku mau ke salon bentar, abis itu kita nonton yah. Boleh kan?." Tanya gadis itu dengan senyuman yang tak pernah hilang diwajahnya.

"Boleh kok. Yuk berangkat."  Ucapnya lembut dan berlalu meninggalkan kafe tersebut.

Cowok itu mengenggam tangan gadis yang memakai sneakers putih dengan sangat erat lalu naik ke motor dan berlalu pergi meninggalkan tempat parkir tersebut.

Sementara di tempat lain seorang gadis menatap miris pemandangan dua orang berboncengan di depannya dengan senyum terluka.

--------------------------------------

Note:
Jujur, ini cerita kedua saya. Cerita pertama saya diakun saya yang satu. Saya gak lanjutin karena lupa alur😂.

Saya cuman publish prolog. Ga tau mau dilanjut apa ga. Karena saya nulis kalau lagi gabut atau emang ada ide. Kalau ada waktu dan sikon memungkinkan, Insyaa Allah saya lanjut.

11 September 2017.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang