Karena bersama dengan sahabat, kita bisa tertawa lepas tanpa adanya kata yang bernama 'Jaim'. -Anonymous.
Pagi hari telah tiba. Hari ini adalah hari Sabtu, hari dimana sekolahnya libur. Sekolahnya telah melaksanakan program pemerintah yaitu five day school jadi, program belajar-mengajar hanya sampai hari Jumat.
Jam telah menunjukkan pukul 8 pagi, tapi Dira tak bangun juga dari tidurnya. Setelah menjalankan sholat subuh pada pukul 5 pagi, dia kembali melanjutkan tidurnya.
"DIRAAAA!!!." Teriak Dion sambil mengetuk pintu Dira keras.
Dira mendengarnya, namun dia kembali melanjutkan tidurnya. Bahkan, dia menutupkan kepalanya dengan selimut bercorak kembang berwarna-warni.
Dion masih terus mengetuk pintu Dira. "Dira woii. Bangun weh. Temen-temen lo ada di bawah. Cepetan, katanya pengen jalan-jalan sama lo."
"Iyaaa. Suruh tunggu gue." Dira segera bangun dengan mata yang terbuka setengah. Dia terduduk dengan mengumpulkan sedikit nyawanya. Setelah itu dia segera beranjak ke kamar mandi untuk menjalankan ritual paginya.
Selepas mandi dan memakai sweater merah maroon dipadukan dengan celana jeans putih dan make-up tipis, Dira segera menuju ke lantai bawah untuk pergi bersama sahabat-sahabatnya.
Dira berjalan ke arah dapur saat melihat temannya berkumpul di meja makan dekat dapur.
"Cepet banget dah datangnya. Gue masih hibernasi, lo pada udah datang." Dira berjalan ke rak sepatu di dekat kamar mandi yang berada di dapur.
"Lo kira beruang, hibernasi segala," celutuk Maya. "Lagian nih ya, kita tuh perlu refreshing sebelum bertempur dengan soal-soal." Lanjutnya lagi.
"Nah bener, Senin kan ulangan berkumpul menjadi satu membuat kebingungan ditambah kepusingan yang haqiqi." Luna berkata sambil mengoles selai coklat ke roti tawarnya.
Dira berjalan kearah meja mekan, dia berniat untuk sarapan terlebih dahulu.
"Gue bisa mati kayaknya dah. Jam pertama ulangan Matematika, jam kedua ulangan Fisika eh jam terakhir ulangan Bahasa Inggris. Bunuh dede mba." Lala berkata sambil memegang pisau yang digunakannya tadi untuk memotong apel.
Dira yang mendengar penuturan dari para sahabatnya hanya terkekeh geli. Dia menyendokkan nasi goreng ke piringnya dan menambahkan telur ceplok sebagai pelengkap.
Dira yang sudah lapar langsung menyedokkan nasi goreng ke dalam mulutnya. "Ah gak usah bahas ulangan dulu deh. Gue mau makan ini. Entar makanan gue pada ngambek pengen dimakan gara denger kalian bahas ulangan."
"Gimana hubungannya coba? Makanan sama ulangan? Hubungannya dari mana sih," Lala bingung mendengarkan perkataan Dira tadi. Makanan ngambek gara-gara bahas ulangan? Apaan coba. Hubungannya dimana?. Terkadang, saat lapar Dira suka ngomong yang aneh-aneh.
Dira masih memakan makanannya dengan lahap. "Diem dulu ah. Mau makan nih gue."
"Makan aja bu. Makan sampai kenyang. Tapi jangan lupa bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga memberikan engkau rezeki di pagi hari ini berupa nasi goreng beserta telur ceplok sebagai pelengkapnya." Luna berkata sambil mengadahkan wajah dan tangannya ke atas.
"Astagfirullah, kesambet apaan lu Lun. Istigfar Lun, Istigfar. Astagfirullahalazim." Maya menggelengkan kepalanya seraya mengusap dadanya.
Dion yang baru saja datang ke dapur untuk mengambil air minum memandang heran ke arah sahabat Dira. "Astagfirullahalazim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone
Novela JuvenilKau! Kau sungguh tega meninggalkanku. Meninggalkan sejuta kenangan yang telah engkau torehkan kepadaku. Meninggalkan beribu ribu rasa cintaku padamu. Meninggalkan seribu alasan yang tak pasti. Meninggalkan ratusan pertanyaan dibenakku. Meninggalkan...