6. Takut

72 13 13
                                    


Kemarin pengen update, tapi jaringan lagi istirahat jadi gua baru update hari ini.
Happy Reading😊

***

Aku takut. Aku takut bukan karena penyakitku. Tapi, aku takut pada takdir Tuhan. Takdir Tuhan yang mengharuskanku meninggalkan orang-orang yang aku sayangi.
-Aldira Salsabila

Ketukan dari pintunya berhasil membuat Dira menghentikan aktifitasnya dari membaca novel di tempat tidur dengan mendengar musik memakai earphone.

Dira segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan untuk membuka pintu berwarna coklat tua itu.

Tampak seorang wanita yang berkisar berumur lima puluan di depannya, asisten rumah tangganya.

"Kenapa, Bi?" Tanya Dira yang telah membuka pintunya.

"Di bawah ada Mas Bagas, Neng. Katanya mau ketemu sama Neng Dira." Kata Bi Isah.

Dira bingung, dia melihat kearah jam dinding yang berada di atas tempat tidurnya, pukul tujuh malam. Tak biasanya Bagas datang tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Apalagi ini bukan malam minggu. Jelas membingungkan.

Setelah beberapa detik berpikir, Dira lalu berkata, "Suruh tunggu aku dulu, Bi. Terus buatin dia teh anget ya."

"Iya, Neng." Bi Isah kemudian berlalu meninggalkan kamar Dira.

Dira kembali masuk ke kamar dan mengambil hpnya yang berada di atas nakas. Setelah mengambil hp dia berjalan ke luar kamar dan melangkahkan kakinya ke lantai bawah.

Sesaat setelah menutup pintu kamarnya, Dira dikejutkan dengan pintu kamar Dion yang juga terbuka dan menampilkan sosok Dion dengan kaos polo putih dan juga celana pendek selutut.

"Dibawah ada cowok lo noh."

"Iya udah tau kok," Dira langsung meninggalkan Dion tanpa mendengar balasan dari Dion.

"Dasar adek kurang ajar. Abangnya belum jawab eh malah langsung pergi. Jahat kamu dek," ucapnya sembari menggelengkan kepala dan masuk kembali ke kamarnya.

***

Dira berjalan kearah ruang tamu, dia melihat Bagas duduk di sofa sambil memegang hpnya. Main game. Dira sudah tahu hobby Bagas yang satu ini. Hobby yang dilakukannya saat menunggu seseorang ataupun antrian.

"Ngapain malem-malem kesini?" Dira menghempaskan tubuhnya di samping Bagas. Bagas yang melihat kedatangan Dira langsung mematikan hpnya dan menyimpannya di kantong celana. "Bukannya belajar, kok malah kesini," lanjut Dira lagi.

"Lagi ngapel."

"Ngapel apaan. Ngapel tuh dimana-mana malam minggu, Mas. Lah ini, malam rabu dah ngapel." Dira menyilangkan tangannya di dada dan memandang kearah Bagas.

"Lah malam minggu tuh udah mainstream. Aku kan antimainstream," Bagas menyapu rambutnya seolah membanggakan dirinya "keren nggak aku?" Lanjutnya lagi.

Dira yang melihat tingkah Bagas barusan langsung tertawa. Pasalnya pacarnya itu melakukan hal yang paling bukan dirinya, memuji dirinya sendiri.

Bagas tersenyum melihat Dira yang masih tertawa. Dia segera mengambil tangan kanan Dira dan menggenggamnya. Dira yang masih tertawa langsung terkejut saat melihat tangannya telah berada di genggaman Bagas.

"Kamu cantik banget kalau lagi ketawa gini," ucap Bagas yang membuat Dira merona. "Kamu ganti baju gih. Kita keluar bentar yuk."

"Emangnya mau kemana sih?" tanya Dira yang membalas genggaman Bagas.

GoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang