Sesi Kedua Puluh Lima : Kecantikan

346 21 5
                                    


Seukuran laki-laki pastilah memuja kecantikan, maka wajar jika kita memang tak bersandingan. Aku tak cantik sehingga bisa menarik hati dan ragamu, aku terlalu malu untuk bertindak agresif sebegai perempuan. Kata orang perempuan itu kewajibannya menunggu, sejauh itu aku menunggu kamu, ternyata kamu tak jemputku. Kamu datang dengan bingkisan bahwa takdirnya kita bukan bersama.

Tawamu untuknya dengan padu padan tampan dan kecantikan, kalian sempurna dimataku. Hanyalah aku yang penuh cela, bahkan pada cermin aku merasa hina. Tak apa tak usah pedulikan keluhku soal kecantikan, pedulikan saja remukan hatiku yang kamu sebar di sepanjang jalan kenangan.

Semenit saja datangi aku, jelaskan kisah kita yang terhenti itu, pelan-pelan saja buat aku paham garis tangan kita memang tak berhubungan. Bilang bahwa kamu membalas pesanku bukanlah bentuk perhatian. Maka detik ini pun aku setuju bila kau sebut teman.

Nyatanya kukira kata sayang menyakinkan bahwa kamu benar-benar sayang, ternyata hanyalah tipuan agar aku terus terbayang-bayang. Kata sayangmu lah yang membuatku benar-benar sayang. Lalu seketika kamu menghilang sebelum sempat kuucapkan kalimat sesal, sebab cintaku kau enyahkan.

Orang Ketiga #Watty2017Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang