Gue berjalan menuju kantin yang letaknya tidak jauh dari kelas gue.
Bruuuk..
Maaf,maaf..
Loo kalo punya mata yaa di pake! Ucap seorang kakak oo8oooo yang sudah basah karena ketumpahan minuman.
Loo kok nyolot gitu siih..!
Lagi pula gue udah minta maaf kan?
Jadi lo jangan membesar besarkan masalah gitu dong!Maaf?
Lo kira dengan kata maaf terus baju gue akan kering gitu?Sekarang lo bersihin baju gue sampai bersih!
Sebodoh bodoh pun gue,gue nggak mau di suruh sampe menjatuhkan harga diri gue.
gue langsung pergi dan tidak ingin di jadikan seorang yang mematuhi perintahnya dengan melakukan hal yang nggak berguna sama sekali.Woooy,loo nantangin gue?
Senior itu mengejar gue dan akhirnya langkah gue terhenti.
Guee sebagai junior yang baik,kata mama gue kalau orang memberikan sesuatu ke gue ya harus di terima agar seseorang yang memberi tidak merasa kecewa.
Dan senior itu memberikan pukulan yang sedikit menyakitkan tapi gue terima dengan lapang dada,karena gue sebagai junior yang baik gue membalasnya dengan senyuman lima jari khas yang gue miliki dengan menonjok bagian pipi kanan senior itu.
seseorang datang untuk menghentikan perkelahian yang saling menjambak - rambut dan sesekali mamainkan pukulan.ya itu adalah brian.Tapi kenapa dia di sini?
Kenapa setiap ada gue pasti ada dia?
Apakah takdir gue selalu dengannya?
Timbul pertanyaan yang membuat pipi gue menjadi merah seketika.Ngapain kalian?
Bakar sate! Jawab gue asal,
lo kan udah tau kita kan lagi berantem lo pake nanya.Gue tau lo berantem,tapi apa alasannya?
Lo maah kepo.
Kalian berdua ikut gue sekarang.
Mau ke mana?
"Mau ke KUA"jawab brian asal yang membuat mata gue seketika menjadi bulat sempurna,tetapi senior itu tak memperdulikannya.
"Nggak lucu"ucap gue yang dengan muka datar,tapi sebenarnya hati gue sedang bersorak gembira.
Tepat di ruang kepsek.
Gue duduk di sebelah kiri brayen dan disebelah kanannya yaitu kaka senior yang galaknya mengalahkan singa betina.Dengan seketika jantuk gue berdapar kencang
APAKAH INI YANG NAMANYA
CINTA?Yang di depan gue bukan guru biasa,yang di depan gue adalah kepsek yang terkanal dengan kekilerannya.
Chelsea dan ananta kalian berkelahi untuk apa?
Guru itu memberikan pertanyaan yang menurut gue pertanyaan yang nggak masuk akal.
Yaa kali gue nggak ada sebab berkelahi dengan sendirinya.
Gue masih waras kali..
Ucap gue dengan mengecilkan volume suara tetapi di dengar oleh brian yang membuat brian menatap gue dengan tatapan tajam.Gue di tatap lama,
anjeer gue mau meleh
gue nggak tahan,tolongin gue..
Ucap gue dalam hati.Kalian akan bpak hukum,karena berkelahi di arena sekolah.
Gue hanya diam,bukan memikirkan kultum bapak tadi tapi yang sedang melayang layang di hayalanku adalah tatapan itu yang membuat gue ingin berteriak.karena itu pertama kalinya gue menatap brian dengan jarak dekat yang membuat jantung gue berdetak sangat kencang yang membuat gue kesulitan untuk mengontrolnya.
Dan yaa,,hukuman yang paling gue benci yang sedang di berikan brian tatapan biasa biasa saja dan seperti tidak ada rasa kasihan dari raut wajahnya. Yang mebuat gue ingin menghabisi dia sekarang juga..
Hehehe tapi kalo gue habisi dia,yaa nanti hidup gue dengan siapa dong?
Ujar gue yang sedang berhayal dan sesekali terkekeh geli.
Brian memang di sekolah ini adalah ketua osis yang membuat dia yang di tunjuk bapak untuk mengawasi gue dan nenek kunti itu.
Gue memang menjuluki kakak senior yang galak dengan julukan nenek kunti.Gue merasa bosan dengan hukuman yang tak berguna ini.
Yaa kali gue di suruh ngepel lantai sampe kinclong.
Dan ngepelnya pake tangan lagi.
Gue aja nggak pernah ngepel.Gue pergi dengan pelan pelan tapi pasti dan pergi meninggalkan tempat itu untuk kabur.
Gue pergi menuju tempat yang biasa gue tuju ketika gue lagi ada masalah atau gue lagi ingin menenangkan diri.
Gue memejamkan mata dan menikmati lirik dan lantunan nada yang begitu tenang yang rasanya membuat masalah gue hilang seketika.
Lo ngapain disini?
Lo kabur?
Hukuman lo gimana?
Terdengar seseorang yang bertanya begitu banyak yang membuat gue menatap ke sebelah kiri gue yang terdapat seorang laki laki tampan yang menatap gue dengan tatapan tajam.Lo kalo nanya itu bisa di rem nggak sih?
Udah kayak wartawan aja.
Ucap gue dengan nada sinis,tapi kenyataannya gue seneng dengan kedatangan brian.
Kalo gini,gue mau bikin kasus tiap hari,supaya gue bisa deket sama brian.hehehe
Ujar gue yang tidak di dengar oleh brian karena gue mengecilkan volume suara sampai yang paling kecil.Gue nanya sama lo.
Lo nggak usah ngalihkan pertanyaan gue.Gue males ngepel.
Yang intinya gue nggak tau cara ngepel itu bagaimana,
jawab gue dengan santai.Cowok itu hanya menatap gue dengan tatapan heran.
Lo mau cari mati?
Ngapain gue cari mati.yaa kali.
Gue juga kan entar mati.jadi nggak usah di cari,nanti juga dateng.Cowok itu menarik nafas dengan kasar yang membuat gue bisa mendengarnya.
Ikut gue sekarang!
Mau kemana?
Gue dengan terpaksa berdiri karena tangan gue di genggam oleh brian yang membuat jantung gue berdetak semakin kencang dari sebelumnya.Gue di bawa ke tempat itu,tempat dimana gue kabur karena di suruh untuk mengepel lantai.
Sekarang selesaikan hukuman lo.
Annjeeer,kalo lo bukan orang yang gue sayang,gue udah santet lo.
Gue mengerjakan hukuman gue,dan akhirnya finish.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Ficção AdolescenteKetika seseorang mencintai dalam diam itu menyakitkan. Yaa,itulah yang dirasakan chelsea saat ini yang mencintai brian hanya dalam diam dan dan brian tidak mengetahuinya sama sekali. Setiap hari chelsea hanya bisa memandang brian dari kejauhan sana...