Bagian 3

137 23 7
                                    

Olahraga nih.. Olahraga..

Siswa 8.6 berolahraga hari selasa, tepatnya jam terakhir. Artinya abis olahraga boleh langsung pulang.

Minggu ini mereka kebagian olahraga diluar sekolah, yaitu di sebuah lapangan milik TNI yang kerap disapa Lapangan Wirabraja.

Latar ceritanya mereka masih dalam perjalanan. Mereka memiliki jalan tikus masing-masing. Ada juga yang jalan bareng sama gengnya jadi kayak di film Crows Zero gitu..

Yah, yang bikin unik disini adalah Kausar dan Nanda, yang sedang jalan terus berkutat sama hape masing-masing.

"Kampret lu anjir." umpat Kausar.

"Anjir roboh satu!" Nanda malah ikut ngumpat.

"Rasein lu, lu jarang upgrade sih." ejek Kausar sambil memandang Nanda sekilas, abis itu dia balik liat hapenya dan melotot seketika.

"Jangan remehin kekuatan gue." Nanda berkacak pinggang sebelah.

"Heh gue ga sebodoh itu ya.." jawab Kausar sambil menekan hapenya berkali-kali dengan cukup keras.

Ya, mereka lagi main Clash Royale. Game yang lagi musim banget di kelas 8.6. Baik cowok maupun cewek main beginian kalau lagi gaada kerjaan. Beda lagi nyangkut Nanda dan Kausar. Bahkan guru lagi menjelaskan pelajaran mereka malah main.

Sementara itu, dibelakang mereka ada tiga cowok yang lagi bisik-bisik.

"Oh lagi war toh.." desis seorang cowok tinggi menengah berkulit putih.

"Serius amat sih, kok gue kesel ya?" tanya cowok jangkung.

"Pengen gue timpuk sama beton." timpal cowok dengan tubuh berisi.

"Timpuk gih, gue yang ketawa pertama." ujar cowok tinggi menengah yaitu Nabil.

"Keduax." timpal cowok jangkung yang bernama Abdalul Ichsan. Yah namanya bagus gitu malah minta buat dipanggil Badul.

"Oke bantuin gue nyari beton yok." ujar cowok dengan tubuh berisi yaitu Ali.

Lalu mereka tertawa cekikikan. Bersamaan dengan itu bunyi tabrakan terdengar jelas didepan mereka.

Badul segera menelan ludah tak percaya melihat Nanda dan Kausar menabrak seorang tentara yang tengah berjalan santai. Tak terasa juga ternyata mereka sudah hampir sampai di lapangan Wirabraja.

Pipi Ali berkedut nahan tawa ketika Nanda natap hape barunya yang jatuh tanpa bisa ngelakuin apa-apa. Toh tentaranya aja melotot liat mereka berdua.

"Tau apa kesalahan kalian?" tanya Tentara itu.

"Ta-tau..pak.." Kausar nunduk takut.

"Liat hape sambil jalan.." lanjut Nanda takut-takut.

"Bukannya pada saat jam pelajaran kalian tidak boleh mengeluarkan ponsel? Ini melanggar peraturan sekolah kalian lho." nasihat bapak Tentara itu.

Badul, Nabil dan Ali masih belum beranjak dari tempat mereka berdiri.

Bapak tentara itu menghela nafas lelah. "Yaudah, lain kali ga boleh seperti ini lagi ya." beliau nunduk terus ngambil hape Nanda yang jatuh, lalu ngusap pasir yang nempel disana dan nekan tombol power. "Masih hidup nih." beliau ngasih hape itu ke tangan Nanda.

"Ma-makasi.." ucap Nanda terbata-bata sambil nerima hape itu dengan takut.

Bapak tentara itu ngusap rambut Kausar dan Nanda dengan kedua tangannya, lalu melenggang santai melanjutkan jalan-jalannya.

Mereka berdua membeku di tempat. Begitu juga dengan tiga cowok di belakangnya yang ikut berselisih dengan tentara itu.

Akhirnya Badul buka suara. "Keknya gue jadi tentara aja dah besok."

"Rese lu. Lempar GDR aja masih meleset." ledek Nabil.

Tiba-tiba Kausar dan Nanda berbalik natap mereka bertiga membuat ketiga cowok itu terjengit kaget karena mata mereka yang berkaca-kaca.

"Nape lu pada?" Ali natap mereka berdua dengan tatapan horor.

"Gue.." Kausar menggantungkan ucapannya.

"Gue.." begitu juga dengan Nanda.

"Gue cinta bapak tadi.." ujar mereka berdua bersamaan.

~~~

(12.09.2017)

Yeyy gimana? Masih garing? Yah Nesya memang ga jago bikin beginian hahah maaf.

Badul: yoo kisah kami di kasi gear dong..

Ali: bintang kali goblok!

Nabil: star lah!

Kausar: sama aja ding -_-

Vote n Comments jangan lupa 😊😊😊

8.6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang