"Kenalin, gue Junhoe."
Cowok yang ekspresi default-nya super nggak ramah itu menyodorkan tangan kanannya ke arah Vernon, di sudut bibirnya ada senyuman keciiiil banget — but you can tell that he's trying.
"Vernon. Thanks by the way, udah mau bantuin even though lo nggak kenal gue." Vernon mengulum bibirnya, yang dibalas dengan gelengan kepala kecil oleh Junhoe.
"Woles aja. Bobby meskipun brengsek gitu udah banyak bantu gue, and it's only right for me to do the same." Junhoe mengambil zippo dan satu batang rokok di atas meja.
"Nyet lo kalo nyebat ampasnya buang di asbak, jangan lupa. Awas di lantai lagi, gue suruh jilat bersihinnya."
Suara bernada familiar itu datang dari arah tangga, bikin Vernon mendengus kecil while Junhoe's only rolling his eyes.
"Bacot lo anjing kayak orang susah aja, buat apa ada pembantu?"
Bobby mendecak. "Bersihinnya susah bego, kasian."
"Uuuuuu baik bener sih, naksir ya sama Mpok Halimah?" Junhoe mencibir ke arah Bobby, bikin cowok itu langsung melotot.
"Aku memang pencinta wanita dan ku memang buaya, tapi liat umur juga Bos. Ya kali udah hampir 60 begitu ditaksir."
Junhoe mengangkat bahu, ekspresi sengak di wajahnya. "Who knows? Gue kan nggak tau preferensi lo di kasur."
"Oh, mau tau? Personally gue sih—" omongan Bobby terputus pas Junhoe mengangkat tangannya persis depan muka cowok itu.
"Nggak, makasih." Katanya singkat, padat, jelas; lalu menghadap ke Vernon lagi sebelum Bobby sempat membalas apapun.
"Anyway, berdasarkan informasi dari lo, gue kemarin udah minta tolong bokap buat nyari di JaBoDeTaBek, terutama Jakarta. Dia bilang mustinya cepet sih, tapi kan lo tau lah gimana jeleknya sistem pencatatan nih negara." Junhoe rolled his eyes.
Vernon menggelengkan kepalanya. "It's alright. Gue bakal nungguin kok, as long as it takes."
Bobby mengulum bibirnya sambil ngeliatin Vernon, kemudian merangkul bahu Junhoe di sebelahnya.
"Thanks loh, Sat. Ada gunanya juga ternyata lo jadi orang."
".........gue sundut lo lama-lama."
***
"OH, lo yang namanya Vernon itu ya? Fotografer yang pacarnya Lisa dari New York?"
Vernon menghela napas, lalu memejamkan mata. Seriously, orang-orang di sini tuh kenapa pingin tau banget sih? Apa tuh kata Lisa slang-nya, kepo? Like, why can't they just leave him alone???
"She's not my girlfriend," balas Vernon singkat, lalu berjalan ke arah lightning buat memastikan semuanya baik-baik aja; sementara cowok di belakangnya masih setia mengikuti kemana pun langkahnya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Made of Gold | Seventeen's Vernon × BlackPink's Lisa ✅
Fanfiction"And I just wanna sink into your crazy laughter; come on make me feel until the pain don't matter." - Krewella's Alive. Book 4 of BlackPink × The Brondong(s) series. They are related, but can be read as stand-alone if you want. (CHAPTERS INTENDED FO...