Dua

142 8 3
                                    

Devan Fahrezi, penghuni kelas 12 ips 2 yang katanya pentolan dari kelas mereka. Jika orang yang baru liat Devan, pasti mereka berpikir kalau Devan itu anak rajin, pinter dan idaman cewe-cewe. Padahal kalau kata temen-temen Devan, dia itu pertengahan antara badboy sama goodboy, kadang dia gila kadang dia sehat. Yagitulah Devan pinter sih iya, idaman sih iya, tapi buat rajin? itu bukan Devan banget.

Siang ini seperti biasa, Devan pergi ke kantin bareng teman-temannya. Saat di kantin, seperti biasa mereka selalu duduk dipojokan kantin. Seperti biasa, Yoga yang selalu memesankan makanan buat mereka. Saat Yoga sedang memesankan pesanan teman-temannya, sayup-sayup dia mendengar obrolan dari siswi yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri. Yoga melihat kearah siswi-siswi yang sedang berbincang tersebut. Dia menemukan 4 siswi yang sedang asik mengobrolkan topik yang menurut dia gapenting, Dia malah terpaku pada siswi yang sedang tertawa sambil sesekali meminum minumannya. Siswi itu terlihat sederhana, namun taktau kenapa Yoga begitu tertarik kepada cewe itu. Dari kejauhan Yoga menyipitkan matanya sambil membaca name tag cewe itu, disana tertuliskan "Ananda Ayudia," lalu Yoga ber oh ria.

Saat sedang asik memperhatikan Nanda, ibu kantin menegur Yoga, lalu memberikan nampan berisi pesanan teman-temannya. Tanpa Yoga sadari, Lia sedari tadi memergoki gelagat Dia.

"Lia lo kenapa?" Tasya orang pertama yang menyadari gelagat Lia.

"Ehh euhh gue gapapa kok," Lia sedikit gugup.
"Eh iya Nan lo tau kak Yoga gak?"   Tanya Lia penasaran.

"Kak Yoga temennya kak Devan bukan sih?" tebak Nanda,

"Iya yang itu" Lia terlihat sedikit antusias.

"Emang kenapa Lia?" Tanya Cica sedikit menyelidik.

"Kak Yoga dari tadi liatin lo Nan" ucap Lia to the point.

"Salah liat kali lo" Nanda terlihat tidak percaya.

"Iihh gue serius Nan" Lia mencoba meyakinkan Nanda dan teman-temannya yang lain.

"Kalo kak Devan yang liatinnya baru gue percaya" ucap Nanda sambil menaik turunkan kedua alisnya.

"Aahh lo mah ngarep Nan" ucap Cica malas menanggapi Nanda.

"Yaudah kalo gapercaya" Lia sesikit cemberut.
"Tapi ya kalo menurut gue, kak Yoga kaya yang tertarik gitu sama lo" Lia mencoba meyakinkan Nanda lagi.

"Udah ah ngawur banget tauga lo,"
"Ke kelas aja yu udah mau bel nih" Nanda masih tak percaya.

Merekapun pergi menuju kelas mereka. Sepanjang jalan Lia terus-terusan mencoba meyakinkan teman-temannya, mereka hanya menanggapi omongan Lia dengan malas.

👣👣👣

Saat pulang sekolah Nanda dan Cica menunggu angkutan umum di halte. Saat mereka sedang asik main hp, tiba-tiba ada motor berhenti didepan mereka. Nanda pun melirik orang yang sekarang sedang duduk manis diatas motornya.

"Eh mau jemput Cica kak?" Nanda yang sudah mengenal dengan orang itupun langsung menyapanya.

"Eh iya nih Nan" ucap kak Adam sambil tersenyum kepada Nanda.

"Nan gue duluan ya" pamit Cica sambil senyam senyum gajelas.

"Hati-hati dijalan ya Ca" Ucap Nanda membalas senyum Cica.

"Lo juga hati-hati Nan"
"Awas ada yang gangguin" Cica hanya nyengir.

"Udah sono lu" Nanda pura-pura kesal.

"Yaudah bye" Cica pun pergi sambil dadah-dadah.

Nanda hanya tersenyum dan langsung fokus ke hpnya lagi.
"Andai kak Devan juga gitu" batin Nanda sambil tersenyum miring.

~&~

Ceritanya gaje ya:v
Minta kritik dan sarannya ya gaes:v
Jangan lupa Vote and comment juga:)
Follow juga ya authornya:v

SindiTamara

Ini Tentang, Khayalanku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang