Kali ini Nanda lebih memilih menghabiskan waktu istirahatnya di perpustakaan. Nanda tidak seperti anak nerd yang sangat mencintai bukunya dibanding dirinya sendiri. Tapi, jika Nanda sudah memilih pergi ke perpus dibandingkan ke kantin pada jam istirahat seperti ini, berarti mood dia sedang tidak baik.
Nanda hanya menatap kosong kearah novel yang sedang ia pegang. Entah kenapa hari ini hati Nanda rasanya sedang tidak menentu. Padahal saat berangkat sekolah Nanda biasa-biasa saja. Saat di kelas pun Nanda tidak terlalu memperhatikan guru kimia yang sedang menjelaskan.
"Nan lo kenapa sih" Lia berbisik kearah Nanda.
"gapapa kok" Nanda tersenyum tipis.
"Kantin yu laper nih" rengek tasya sambil mengedip ngedipkan matanya.
"Najong lu" Nanda hanya melirik Tasya sekilas.
"Yaudah aja si ayo" Cica melenggang keluar dari perpustakaan.
📚📚📚
Seperti biasa, siang ini Nanda menunggu angkot di halte depan sekolah. Kali ini Nanda menunggu angkot seorangdiri, tanpa Lia, Tasya, maupun Cica.
Saat sedang asyik-asyiknya memainkan hpnya, tiba-tiba seseorang menyapa Nanda.
"Hai Nanda ya"
Nanda mendongak melihat siapa orang yang menegurnya barusan.
"Eh iya kak" Nanda berusaha tersenyum agar terlihat sopan.
"Kelas 11 ipa 4 kan"
"Iya" jawab Nanda singkat.
"Mau pulang?"
"Iya kak" Nanda sedikit terganggu dengan cowo yang entah sejak kapan duduk disampingnya.
"Sendiri kan? Pulang bareng gue aja"
"Eh gausah ka terimakasih" senyum Nanda sedikit dipaksakan.
"Udalah sama gue ajah searah ini" cowo itu sedikit memaksa.
"Tapi kak"
Belum sempat meneruskan omongannya, cowo itu sudah memotong ucapan Nanda.
"Udah gapapa, lo tunggu disini gue bawa dulu motornya di parkiran oke" ucap cowo itu sambil berlalu dari hadapan Nanda.
"Siapa sih tuh cowo gakenal aja berani maksa" batin Nanda.
Tak lama kemudian si cowo itu sudah berada didepan Nanda bersama dengan motornya.
"Yuk cepet naik"
Nanda pun naik keatas motor. Nanda sedang malas beradu omong dengan siapapun. Apalagi dengan orang yang sekarang ada didepannya, bahkan Nanda saja tidak mengenal orang itu. Walaupun dia tahu orang itu kakak kelasnya.
Sepanjang jalan Nanda hanya diam saja. Dia tidak berminat untuk melakukan komunikasi dengan orang yang kini didepannya. Tapi dia ingat, bahwa dia belum memberitahukan alamat rumahnya.
"Eumm kak rumah aku ada di"
"Gue udah tahu kok" potong cowo itu.
Nanda memutar bola matanya malas.
"Siapa sih ni cowo" batin Nanda.
Nanda memilih diam kembali. Dia hanya ingin cepat-cepat sampai di rumahnya.
Tuhan langsung mengabulkan do'a Nanda. Tanpa Nanda sadari, sekarang mereka sudah berada didepan rumah Nanda.
"Gaakan turun Nan? Atau mau ikut gue pulang ke rumah gue"
"Eh udah nyampe ya, makasih ya kak" Nanda hanya tersenyum tipis.
"Yaudah aku masuk dulu ya kak"
"Gaakan nawarin dulu masuk gituh Nan?" Ucap cowo itu sambil menaik turunkan alisnya.
"Eh" Nanda terperangah.
"Bercanda kok gue, gih masuk" cowo itu tersenyum sangat manis kearah Nanda.
"Sekali lagi makasih ya kak" kali ini Nanda mengucapkannya dengan ikhlas.
Nanda pun berbalik dan langsung masuk kedalam rumahnya.
Sedangkan dibelakang Nanda, cowo itu tersenyum senang. Ia pun menyalakan motornya lalu dia pun pergi dari tempat itu.
~&~
Akhirnya😂 gak ada ide buat nge next😂
Makasih buat yang udah baca ya😊 jangan lupa tinggalin jejak😆 vote dan commentnya ya😊
@SindiTamara
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Tentang, Khayalanku!
Novela JuvenilTerbang sangat tinggi, hingga aku lupa cara untuk berhenti. Setiap malam aku susun cerita tentang kita, dan aku nikmati sendiri. Hingga aku tersadar, semuanya hanyalah mimpi. Dan inilah, semua KHAYALANKU!