Lima

109 7 1
                                    

Siang ini kantin tampak ramai. Hampir semua bangku di kantin sudah penuh. Tidak sedikit juga yang mengantri memesan makanan.

Devan dan teman-temannya sedang asik menyantap makanan mereka. Saat sedang makan mereka selalu tentram dan damai tanpa satu katapun keluar.

"Alhamdulillah kenyang abang" Reza orang yang pertama menghabiskan makanannya.

Tak lama kemudian yang lainnya pun telah beres dengan acara makannya.

"Gak pernah bosen gue makan nasi uduk di kantin ini" Ucap Fathur dengan mata yang berbinar.

"Bakalan kangen gue kalo udah lulus SMA sama makanan di kantin  ini" Reza mendramatisir kata-katanya.

"Apaan sih lo lebay amat" Yoga menanggapinya dengan malas.

"Iya lu berdua berisik amat dari tadi" Devan pun membuka suara.

"Serius amat idup lu berdua" ucap Reza sinis

"Jangan terlalu seriuslah hidupmah, terkadang serius itu menyakitkan"

"Generasi micin ngomong so soan bijak lu" Yoga menyahuti Reza dengan malas.

Devan hanya melirik malas kearah makhluk-makhluk yang menurut dia gajelas itu. Dia menghembuskan nafasnya pelan. Lalu dia pun berdiri dari kursinya.

"Ke kelas duluan" ucap Devan datar.

"Yaelah barengan aja kali Van gausah so soan duluan" Reza pun ikut berdiri.

"Iya palingan duluan juga mau tepos lu" sambung Fathur.

"Tepos apaan dah" Yoga tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan Fathur.

"Tebar pesona bang"

Yoga dan Reza ber oh ria.

"Berisik lu semua" Devan lun berlalu dari hadapan mereka.

"Yaelah abang Devan sensian amat"

Mereka pun berlari menyusul Devan yang sudah lumayan jauh jaraknya dari mereka.

👣👣👣

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Guru sosiologi keluar dari kelas 12 ips 2 menyisakan murid-muridnya didalam.

Satu per satu siswa ips 2 keluar dari kelasnya. Begitu juga dengan Devan, Reza, Fathur dan Yoga. Mereka menuju parkiran sambil berbincang bincang tidak jelas. Tidak jarang mereka tertawa bersama.

"Van gue ikut ya sama lo" pinta Fathur dengan wajah memelasnya.

"Sekalian mau main ke rumah lo, gue kangen sama nyokap lo kangen masakannya"

"Bilang aja lo mau numpang makan" jawab Devan datar.

"Tau aja lo" jawab Fathur cengengesan.

"Gue juga ikut ya Van" Reza terlihat antusias.

"Kangen juga gue sama masakan nyokap lo"

"Lo juga ikut Ga?" Tanya Devan kepada Yoga.

"Ikutlah" Yoga tak kalah antusias dengan Reza.

"Tapi gue bawa motor sendiri" lanjutnya.

"Okay bang bos" jawab Reza dan Fathur barengan.

"Yaudah yuk" Devan masih dengan wajah datarnya.

Devan, Reza dan Fathur berjalan menuju mobil Devan.

Saat Yoga akan berjalan menuju motornya, tak sengaja ia melihat seorang gadis duduk di halte. Yoga mengenal sosok tersebut.

Yoga tidak jadi berjalan menuju motornya, melainkan ia berjalan menuju gadis tadi.

Yoga menghampiri gadis itu. Ia berdiri tepat didepan gadis itu.

"Hai Nanda ya" sapa Yoga berusaha menutupi kegugupannya.

"Eh iya kak" Gadis itu tersenyum kepaa Yoga.

"Kelas 11 ipa 4 kan"

"Iya" jawab Nanda singkat.

"Mau pulang?" Yoga berbasa basi.

Yoga duduk disamping Nanda.

"Iya kak" sepertinya Nanda sedikit terganggu dengan kedatangan Yoga. Dan Yoga menyadari itu.

"Sendiri kan? Pulang bareng gue aja" ajak Yoga to the point.

"Eh gausah ka terimakasih" Nanda tersenyum canggung.

"Udalah sama gue ajah searah ini" Yoga berusaha memaksa Nanda.

"Tapi kak..-"

Nanda belum semapat meneruskan ucapannya saat Yoga memotong ucapannya.

"Udah gapapa, lo tunggu disini gue bawa dulu motornya di parkiran oke" ucap Yoga sambil berlalu dari hadapan Nanda.

Yoga berjalan menuju motornya sambil tak henti hentinya tersenyum.

Cepat-cepat Yoga mengendarai motornya menuju Nanda.

"Yuk cepet naik"

Nanda pun naik keatas motor. Yoga sedikit bahagia karna ternyata Nanda tidak menolaknya lagi.

Yoga menjalankan motornya dengan kecepatan sedang. Selama dijalan tidak ada percakapan sama sekali. Hingga tiba-tiba Nanda membuka suara.

"Eumm kak rumah aku ada di..-"

"Gue udah tahu kok" potong Yoga cepat.

Yap betul Yoga sudah mengetahui rumah Nanda. Yoga pula orang yang waktu itu berniat mengajak Nanda berangkat sekolah bareng.

Tidak ada lagi percakapan diantara mereka hingga mereka sampai didepan rumah Nanda.

"Gaakan turun Nan? Atau mau ikut gue pulang ke rumah gue" Yoga membuka suara karena Nanda tidak kunjung turun.

"Eh udah nyampe ya, makasih ya kak" Nanda hanya tersenyum tipis.

"Yaudah aku masuk dulu ya kak"

"Gaakan nawarin dulu masuk gituh Nan?" Ucap Yoga iseng sambil menaik turunkan alisnya.

"Eh" Nanda terlihat terkejut.

"Bercanda kok gue, gih masuk" Yoga tersenyum sangat manis kearah Nanda.

"Sekali lagi makasih ya kak" kali ini Nanda mengucapkannya dengan ikhlas.

Nanda pun berbalik dan langsung masuk kedalam rumahnya.

Sedangkan dibelakang Nanda, Yoga tersenyum senang. Ia pun menyalakan motornya lalu dia pun pergi dari tempat itu.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Devan taelak senyum selalu terukir di wajah Yoga.

Yoga memilih mampir dulu kesebuah minimarket untuk membeli cemilan.

Setelah merasa cukup, Yoga kembali menjalankan motornya menuju rumah Devan.

~&~

Alhamdulillah post lagi😂 ngaret ampir 2 minggu😂 gapunya ide buat nulis;((

Tapi makasih loh buat yang udah baca😍 jangan lupa vote dan commentnya ya😍

SindiTamara

Ini Tentang, Khayalanku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang