"Pada dasarnya, pandangan mata memiliki arti karena cara memandang dapat menimbulkan isi hati seseorang."
-----
Bukkk..
"Aww," ringis Elen terjatuh.
"Tolongin gue dong," teriaknya ke arah dimana Rayhan berada.
"Ogahh," jawab Rayhan sambil berlari mengitari lapangan.
"Jahat banget sih lo!! Tolongin napa lutut gue sakit nih," teriak Elen lagi.
"Gak sudi gue pegang tangan lo, bisa-bisa tangan gue kurapan lagi kalau sentuh kulit lo!!"
"Ihhh apaan sih!! Tangan gue gak kurapan. Gak bakal ada penyakit yang tertular juga, bego!!" oceh Elen.
"Jadi cewek gak usah lebay! Masih luka dikit aja belum lagi kaki lo yang hilang!!"
"Tapi sakit bego," rengek Elen.
"Gue gak peduli!!"
Terik matahari semakin menyengat kulit. Rayhan terus saja menjalankan hukumannya. Ia sama sekali tidak peduli dengan Elen yang merengek-rengek kesakitan.
"Ahhhhhh..lutut gue berdarah," teriak Elen hingga membuat Rayhan terkejut.
"Rayhannn tolongin gue,please. Gue takut sama darah," ucap Elen sambil menutup matanya dengan kedua tangannya.
Rayhan pun berlari menghampiri Elen dengan napas yang terengah-engah.
"Yaelah..luka kecil doang bego," ucapnya lalu menoyor kepala Elen.
"Tapi gue takut darah Rayhan,"
"Ya udah sini tangan lo, cepetan!!" Elen pun mengangkat sebelah tangannya dan diterima langsung oleh Rayhan.
Rayhan menarik tangan Elen untuk membantunya berdiri. "Ayo jalan biar gue antar lo ke UKS,"
"Aww sakit, gue gak bisa jalan," ringis Elen kesakitan.
"Ribet amat sih lo. Ngerepotin gue tau gak!!" bentak Rayhan dengan nada agak sedikit kesal.
"Ya udah kalau lo gak ikhlas bantuin gue gak usah dibantuin!! Lepasin tangan gue," geram Elen sambil melepaskan tangannya dari genggaman Rayhan.
Elen mulai melangkahkan kaki nya dengan keadaan pincang. Baru saja berjalan beberapa langkah dari Rayhan berdiri, ia langsung terjatuh lagi.
Rayhan pun menghampiri Elen dan langsung menggendong nya ala bridalstyle, Elen sungguh shock dan refleks mengalungkan tangannya di leher Rayhan.
"Rayhan ihh turunin nggak!!" pekik Elen sambil membulatkan matanya.
"Berisik!!"
***
(UKS)
"Anjirrr..Berat banget sih lo,"ucap Rayhan.
"Ihh apaan sih, siapa suruh lo gendong gue!!"
"Serah deh serah. Bentar gue ambilkan dulu kotak P3K nya di lemari,"
Rayhan berjalan ke arah lemari dan langsung mengambilnya lalu menghampiri ranjang dimana Elen duduk.
"Sini biar gue yang obatin,"
"Gak usah biar gue sendiri!!" jawab Elen ketus.
Rayhan tak menggubris ucapan Elen, ia langsung menarik kaki Elen dan mulai mengobati luka dilututnya. Elen pun hanya pasrah melihat Rayhan yang tetap keukeuh dengan pendiriannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respice Ad Me, Ray? (On Hold)
Teen Fiction[On Going] #882 dalam teenfiction 3/10/2017 ----- "Apakah kau tidak bisa melihat betapa besar perasaanku kepadamu? Aku berharap suatu saat nanti kau bisa menganggap keberadaanku."- Elennavia Qisty "Jangan mempunyai perasaan lebih kepadaku jika pada...