Part 10- Incident

226 19 33
                                    

"Cintailah orang yang engkau cintai itu sekedarnya saja, sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang engkau benci, dan bencilah orang yang tidak engkau sukai itu sekedarnya saja sebab barangkali suatu hari dia akan menjadi orang yang kamu cintai."- Hadist riwayat (HR) Turmidzi

-----

Awan mendung kehitaman yang menutupi langit cerah kota bersamaan dengan rintik hujan yang turun hari ini. Gadis yang memakai seragam sekolah dengan ikatan rambut kuncir kudanya sedang meminum susu strawberry nya di meja makan sambil memakan roti selai coklat untuk sarapan pagi ini sebelum berangkat kesekolah.

Gadis itu melirik arloji pink dusty yang telah melingkar di pergelangan tangannya, jarum jam menunjukkan pukul 06.40 pagi.

"Mama Elen berangkat ya!" teriaknya bahkan ia lupa untuk menyalami mama nya itu yang sedang membantu bi Ina memasak di dapur.

Ia pun dengan segera bergegas keluar menuju garasi dengan tergesa-gesa karena bel masuk sekolah akan dibunyikan sekitar dua puluh menit lagi. Tidak butuh waktu lama untuk menerobos hujan tanpa memakai payung ke arah garasi sambil menutupi kepalanya dengan kedua tangannya.

Alhasil, seragamnya sedikit basah akibat hujan turun yang semakin deras. Ia mengibas-ngibaskan roknya yang agak kotor karena percikan air dari sepatunya. Kemudian, ia segera masuk kedalam mobil dan mulai menjalankan mobilnya keluar perkarangan rumah.

Saat di perjalanan ia merasa ada yang berbeda dengan mobil miliknya. Ia pun meminggirkan mobilnya ke tepi jalan untuk memeriksanya, ia mengambil payung lipat yang sudah tersedia di car seat organizer nya lalu keluar melihat keadaan mobilnya.

"Shit!" umpatnya sambil meratapi nasib ban mobilnya yang telah kempes.

"Duh pake acara bocor segala lagi, gimana gue mau sampai kesekolah kalo kayak gini."

Gadis itu mengambil ponselnya disaku dengan tangan kirinya dan tangan kanannya ia gunakan untuk memegangi ganggang payung tersebut lalu mencoba men-dial kedua sahabatnya itu tapi tidak ada satu pun dari mereka yang mengangkat telponnya, ia yakin pasti jam pelajaran pertama telah dimulai.

Ia melirik-lirik ke jalan untuk meminta bantuan karena di daerah sini memang tidak ada sama sekali bengkel mobil. Bahkan jalanan terlihat sepi paling ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang itu pun hanya orang-orang yang mengendarai mobil.

Tiba-tiba terdengar suara klakson yang dibunyikan oleh orang di dalam mobil yang sudah terparkir dibelakang mobil miliknya. tetapi ia tidak menghiraukannya, jendela mobil itu pun terbuka dengan perlahan menampakkan seseorang yang tidak asing lagi baginya.

"Hei lo ngapain disitu?" merasa ditanya, gadis itu pun langsung menatap balik manik matanya.

Ia mengerjapkan matanya sekali lagi karena pandangannya terhalangi dengan hujan yang turun semakin deras.

"Rayhan?" bahkan itu terdengar seperti bisikan yang hanya didengar olehnya.

"Mobil lo kenapa?" tanyanya lagi.

"Ini.....anu......hm itu."

"Lo ngomong apasih," potong Rayhan cepat.

"Ban mobil gue bocor!" Elen pun sedikit berteriak karena suara air hujan yang jatuh dengan deras membuat suaranya mengecil.

"Ya udah mobil lo biar teman gue aja yang urus. Gue punya teman yang kerja dibengkel mobil, jadi lo tenang aja nanti gue hubungi dia suruh bawa mobil lo kesana."

"Lah terus gue gimana?" tanya Elen dengan polos.

"Jalan kaki," ketus Rayhan mendengar pertanyaan gadis yang masih setia berdiri di trotoar. "Ya lo naik mobil gue lah! Cepetan udah jam tujuh lewat seperempat noh," sambungnya lagi dan Elen pun dengan segera mengambil tas di dalam mobilnya lalu berjalan masuk kedalam mobil Rayhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Respice Ad Me, Ray? (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang