DUA : SENYUMANNYA (BAG 2)

15 3 0
                                    

“Pesan Es krim cup Strawberry satu.” Aku melirik Diana yang ada disebelahku. “kamu mau pesan apa ?.”

Terlihat wajah Diana masih shok. Takut-takut melihat mataku. “Mm, sama in aja.”

“oh, jadi dua ya mbak.” Pelayan itu berkata dengan senyuman. Aku membalasnya dengan anggukan dingin.

Pelayan itu langsung menuliskan pesanan, dan menjumlah harga dan berkutat di sebuah computer yanga ada dihadapannya.

Aku membayar sejumlah uang setelah pelayan itu memberikanku struk pembelian.

“Nanti kita kirim ke meja.” pelayan itu berkata. Aku mengangguk tanpa ada kalimat yang aku katakan lagi.

Diana memilih salah satu tempat duduk di dekat jendela besar. Aku langsung menjatuhkan badanku pada kursi. Wajahku masih tertekuk.

“Udah kali Ras.” Diana memulai percakapan.

Aku mendengus, masih kesal dengan kejadian tadi.

“iya, tapi aku masih kesal,Na.” kataku sambil mengepalkan kedua tanganku di depan wajahku yang masih penuh emosi.

Diana tiba-tiba tertawa menatapku. “kamu itu kalo lagi marah kayak singa ya.” Dia melanjutkan tertawanya.
Kerutan di dahiku mulai pudar.

“aku gak pernah liat kamu semarah ini. Muka merah, tatapannya tajem banget, persis banget sama singa yang mau nerkam mangsanya.” Dia menirukan seekor singa dengan menekuk semua jarinya dan mengaung.

“udah kali Na.” aku menepis tanganya yang asyik menirukan singa itu. “malu sama orang liatin kamu.” Diana mulai sadar di tonton oleh beberapa orang. Dia berhenti menirukan singa dan membuang muka ke luar jendela karena malu.

Aku menahan ketawa, mukanya lucu sekali. Dia selalu bisa membuatku tersenyum dalam segala kondisi.

“Ini Mbak pesanannya.” Seorang pelayan Pria datang ke meja kami, memberikan dua buah gelas es krim Strawberry.

Ku lihat pelayan yang membawa pesanan aku dan Diana adalah Pelayan yang tadi melerai pertengkaranku dengan perempuan itu.

Dia tersenyum ke arahku. Aku membalasnya dengan tersenyum.

Seketika dunia terasa berhenti, darahku mendesir disekujur tubuhku. melihat Senyumnya sangat indah. Ada lesung pipi di kanan dan kirinya. Giginya tertata rapi.

Aku tak sadar , aku sedang terpaku melihat senyumnya itu. Semua emosi dan kesalku hilang dari hatiku dan meyisakan satu buah pelangi yang indah.

“silahkan.” Dia menyilakanku untuk menyantap hidangan yang aku pesan.

Mataku teralih dari pelayan itu. Dan langsung melirik es krim pesananku. “senyumnya manis banget, sama kayak es krim ini.” kataku bergumam dalam hati.

Pelayan Pria itu balik badan dan meninggalkan kami berdua.  Aku melirik lagi dia yang terus menau dari mejaku.

“Woi.” Diana menjentikan jarinya tepat di depan wajahku.

Aku tersentak dan bangun dari lamunanku itu.

Diana melihatku dengan senyum yang aneh sekali. “mmm” dia menunjukku dengan telunjuk.

“Apaan sih.” Berkerut keningku.

“Mm, ada yang lagi terpesona nih.” Dia tersenyum menggodaku.

“apa ?. terpesona?.”

“iya, tahu gak, dari tadi mata kamu itu gak berpaling dari wajahnya satu detik pun. Pantes aja perempuan tadi langsung nurut gitu aja sama orang itu.” Diana masih tersenyum aneh kepadaku.

“aku gak terpesona kok.” Aku mengelak. Padahal dalam hatiku berkata setuju dengan apa yang diucapkan Diana tadi.

“Jangan bohong ah.”

“Beneran kok.” Aku melotot padanya . aku kesal , karena pertanyaannya membuat aku malu.

“Ahh, mata itu gak pernah bohong Ras.” Dia menunjuk mataku.

“udah ah. Sekarang makan aja es krim nanti keburu meleleh. Keburu mood aku berubah lagi. Kalau moodku berubah lagi jadi pengen ngelemparin mangkok es krim ini ke muka kamu gimana?.” Aku mengangkat Cup es krim.

“eh iya iya.” Diana menahan tangan dan mangkik es krim itu. “yaudah makan aja.” Lanjutnya dengan senyum ketakutan.

Aku menyuapkan satu sendk es krim strawberry kedalam mulutku. Sensasi rasa strawberry ini, bisa menghilangkan amarahku dengan sekali suapan. Aku menarik nafas dan memeramkan mataku. Merasakan sensasi cairnya es krim dalam mulutku.

My Ice CreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang