Selesai aku menghabiskan semangkuk es krim , aku dan Diana bergegas kembali ke kampus. Masih ada 2 mata kuliah lagi yang kami harus isi.
Pulangnya,bagian aku yang membonceng Diana. Diana awalnya tidak mau. Tapi bukan Rasti namanya bila tak bisa membujuk atau lebih tepatnya memaksa Diana.
Dia akhirnya mengangguk dengan wajah kekalahan.
“oke , Naik cepetan” aku sudah naik sepedaku dan siap menopang tubuh Diana yang akan kubonceng.
“Iya.” Diana menjawab dengan malas. Dia memutuskan untuk duduk di bangku belakang.
“pegangan.” Aku berkata lagi.
“iya iya ih.” Dia menjawab dengan kesal sambil mencengkram bajuku kencang kencang.
Aku tertawa melihat itu. Mukanya selalu lucu bila marah ataupun kesal.
***
Diperjalanan, aku malah melamun. Mengingat senyuman pelayan tadi. Entah kenapa itu mengganggu konsentrasiku saat ini. lesung pipinya. Sangat indah.
Tak kusadari aku tersenyum mengingat itu. Saat aku tak tatapanku tak bisa berpaling.
Aku menunduk malu atas kejadian aku yang marah-marah, melihat senyuman pelayan itu dan tatapan bodohku itu.
“kenapa Ras?.” Diana mencolek pundakku. Diana heran aku senyum-senyum sendiri sejak tadi dilihatnya disini tak ada yang lucu.
“eh.” Aku terbangun dari lamunan indah itu. “enggak apa-apa kok Na.” lanjutku dengan serba salah.
“terus kenapa senyums-senyum gitu?.” Dia menggaruk kepala yang tidak gatal.
“Enggaaak. Enggak ada apa-apa kok.” Akhirnya aku melupakan kejadian tadi dan terus memacu sepeda lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Cream
Fiksi Remajaice cream , ice cream adalah hidupku, belahan jiwaku .Senang ataupun sedih ice cream selalu menemaniku. Rasa manisnya ice cream telah menghilangkan segala masalah hidupku . Aku mempunyai kategori masalah di setiap rasanya . Coklat adalah dimana aku...