1. Proposal

14.2K 416 22
                                    

hai, ini cerita pertama saya.. jadi harap maklum kalo masih sangat jelek, nggak jelas dan agak menyakitkan mata.. hehe..

happy reading..

_____________________________________________________________________________________

"Will you marry me?" ucap seorang pria berpakaian semi formal yang tengah berlutut di hadapan seorang wanita yang sedang duduk di sebuah restoran yang cukup elit di tengah kota Bandung.

Wanita yang dilamar itu tertegun menatap kekasihnya dengan penuh haru. Ia menitikkan air matanya kala menatap pria yang begitu dicintainya itu.

"Mia? Kamu gak kasih aku jawaban?" tanya pria itu gusar.

Wanita itu mengangguk pelan. Ia menghambur ke pelukan sang kekasih.

"Mau, Za. Mau. Aku mau nikah sama kamu," ucapnya disela air matanya yang menitik kecil.

Eza tersenyum, melepaskan pelukannya dan menyematkan cincin mas putih bertahta permata yang indah di jari manis kekasihnya.

"Aku cinta kamu, Za," ucap sang wanita menatap lembut pada Eza.

"Aku juga, Mia" jawab Eza dengan senyum simpul menghiasi bibirnya.

Pengunjung restoran yang mengamati tingkah sepasang kekasih itu mulai bertepuk tangan dan memberikan selamat.

Eza dan Mia tertawa, lalu pergi meninggalkan restoran.

Mereka masih tertawa ketika duduk di dalam mobil sedan milik Eza.

"Aku beneran terharu kamu lamar aku di depan orang banyak, Za," Mia membuka pembicaraan.

Eza hanya cengengesan dan mengusap kepala kekasihnya itu dengan sayang.

"Memangnya mau nunggu apa lagi, sayang. Kita kan udah lama kenal," Eza mengedip genit pada mia. "Sekarang kita kemana?" tanyanya sambil melirik arloji nya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. "Mau ku antar pulang?"

"Aku masih pengen sama kamu sih," rajuk Mia manja. "Tapi kan besok kamu harus ke kantor, jadi pulang aja deh," jawabnya.

"Oke, honey," Eza mulai menyalakan mobilnya dan melaju menuju perumahan tempat kekasihnya tinggal.

Sepanjang jalan mereka terus berbincang, obrolan khas sepasang kekasih. Tangan keduanya tak henti saling menggenggam dengan erat. Layaknya dua insan yang saling mengasihi.

"Nah, udah sampai. Sekarang kamu istirahat ya," ucap Eza sambil menyentuh pipi kanan kekasihnya saat ia menghentikan mobilnya di depan rumah mia.

"Kamu juga istirahat ya, kan besok lembur di kantor. Padahal kan besok hari minggu," wanita cantik berambut sebahu itu mengerucutkan bibirnya.

Eza tertawa renyah melihat tingkah wanitanya itu. Wanita yang merebut hatinya sejak setahun yang lalu. Sejak pertama ia melihat Mia memasuki sebuah restoran dimana ia dan rekan kerjanya sedang makan siang. Seorang wanita di ambang pintu dengan kacamata hitam bertengger di hidungnya yang mancung, kulit kuning yang terawat dan pakaian kerja yang melekat pas di tubuhnya yang langsing. Perhatiannya sudah teralih sejak itu.

"Jangan kuatir ya, sayang," katanya menenangkan Mia.

Mia mengecup pipi kanan Eza dengan lembut lalu masuk ke dalam rumah.

Eza tersenyum, memperhatikan punggung Mia yang menghilang ke dalam rumah.

"Sudah saatnya untuk benar-benar melanjutkan hidup," bisiknya kepada dirinya sendiri, tersenyum miring memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Love of a LifetimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang