Eza sedang duduk di sebuah kursi bulat di atas panggung mini yang terletak di tengah café favoritnya, tentu saja di Jakarta. Ia memangku sebuah gitar dan bersiap memainkannya. Matanya menatap lurus pada sosok yang meluluhkan dunianya, menjungkir balikkan hidupnya. Ara, tengah duduk di pojok café, spot favorit mereka, asyik menyantap makanan penutupnya.
Eza tersenyum, ia memetik gitarnya dan mulai menyanyikan sebuah lagu lama, dari tahun 90an.
"Forever can never be long enough for me
To feel like I've had long enough with you
Forget the world now, we won't let them see
But there's one thing left to do
Now that the weight has lifted
Love has surely shifted my way
Marry me
Today and every day
Marry me
If I ever get the nerve to say "Hello" in this cafe
Say you will..
Say you will
....
Together can never be close enough for me
To feel like I am close enough to you
You wear white and I'll wear out the words "I love you"
And you're beautiful
Now that the wait is over
And love has finally shown her my way
Marry me
Today and every day
Marry me
If I ever get the nerve to say "Hello" in this cafe
Say you will..
Say you will
...
Promise me
You'll always be
Happy by my side
I promise to
Sing to you
When all the music dies
And marry me
Today and everyday
Marry me
If I ever get the nerve to say "Hello" in this cafe
Say you will..
Say you will..
Marry me.."
(train - marry me)
Ara terpaku ditempatnya, menatap Eza yang tampak mempesona di atas panggung, juga mendengar isi lagu yang dinyanyikan Eza.
"Marry..you?" gumam Ara pelan.
Maka Eza turun dari panggung, berjalan dengan penuh percaya diri menuju tempat Ara menunggunya. Ia tak peduli tatapan mata para pengunjung lain, baik itu tatapan terpesona, tatapan menggoda, tatapan iri, tatapan menghina, atau apapun. Ia tak peduli. Hanya satu yang dipedulikannya. Wanita yang telah dicintainya selama hampir 9 tahun, cinta yang terus tumbuh dihatinya, tak peduli berapa lama pun mereka terpisah. Dulu, saat ini, dan seterusnya, Ara lah dunianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love of a Lifetime
RomanceLima tahun sudah Eza kembali ke kota asalnya, bekerja dan melanjutkan hidup. Ia baru saja membuang sifat playernya dan melamar pacarnya, ketika ia kembali ke kota rantauan yang pernah ia singgahi dan bertemu kembali dengan seorang wanita yang dulu m...