part 2

77 17 2
                                    

Pukul 06:00 alarm refia berbunyi, tetapi dia menekan tombol off dan melemparnya dengan asal dan dia kembali tertidur lagi,akhirnya refia terbangun pukul 06:15.refia segera beranjak dari kasurnya dan menuju kamar mandi untuk segera mandi.setelah refia selesai mandi dan memakai seragamnya dengan rapih,refia segera turun dari kamarnya menuju lantai pertama rumah nya.

Refia segera duduk di salah satu kursi yang ada di teras rumahnya dan segera memakai sepatunya dan mengikat tali sepatunya dengan gerakan yang terburu buru.Bi tatik yang heran melihat refia yang terlalu terburu buru langsung menghampiri refia yang kini berada di teras rumah."Non ayok sarapan dulu,bibi sudah siapkan sarapan untuk non"ucap bi tatik
"Aduh bi kaya nya aku gk sempat lagi deh untuk sarapan,masalahnya aku udah kesiangan nih harus buru buru,mana pak beno masih Pulkam lagi jadi gk ada yang anterin aku deh" ucap refia dengan tergesa gesa memakai tas nya." ya udah ya bi,refi berangkat dulu"ucap refia berpamitan pada bi tatik dan langsung pergi begitu saja sampai sampai refia tidak mendengar ucapan bi tatik"Hati hati ya non".

------------------->>>>>>>---------------------

Refia segera menaiki angkot yang berhenti di depan nya,dan angkot itu langsung melesat dengan cepat.tetapi saat di tengah perjalanan angkot yang dinaiki refia mengalami pecah ban.sehingga refia harus turun dari angkot itu dan menaiki angkot lain yang ada di depan sebuah warung.

Pukul 06:45,refia telah sampai di depan sekolahnya untung saja dia datang sebelum gerbang di tutup.refia segera memasuki area sekolah dengan sedikit terburu buru karena 10 menit lagi bel masuk berbunyi,dan di jam pelajaran pertama ini adalah pelajaran Bu Mega, guru mata pelajaran sejarah yang terkenal killer.refia pun dengan cepat berjalan menyusuri koridor,dan saat tiba di tangga, refia merasakan dia menabrak  seseorang,refia pun dengan cepat mendongak ingin melihat siapa orang yang sudah dia tabrak,ternyata orang yang ditabraknya itu adalah samuel,orang yang mengantarkan dia pulang kemarin."Aduh ssor-ry gua gk sengaja beneran! gua kesiangan jadinya buru buru,sekali lagi sorry ya"ucap refia sedikit gugup sambil melihat wajah samuel.
"Iya gk papa" jawab samuel dengan singkat lalu pergi begitu saja.lalu refia pun kembali menaikki tangga yang menghubungkan area kelas XII.

Tak lama pun refia sudah sampai di kelas nya,dia datang dengan peluh keringat yang bercucuran di keningnya.refia segera menuju bangku nya,lalu dia menaruh tasnya dan duduk.Rara Megantara,teman sebangku refia sekaligus sahabat refia,dia terheran melihat refia yang datang ke kelas dengan keringat yang bercucuran di keningnya,tidak seperti biasa nya."Ref,lo kenapa? Kok tumben lo datang ke kelas,udah kelelahan kaya gitu?" ucap Rara bertanya pada refia. Tetapi refia hanya menjawab dengan menggelengkan kepala nya dengan pelan.Tak lama pun Bu Mega,guru pelajaran sejarah pun datang,dan kelas pun siap untuk mengikuti pelajaran itu.

--------------------->>>>>>>-------------------
2 jam pelajaran sejarah telah usai dan 5 menit yang lalu Bu Mega sudah keluar dari kelas refia,ya kelas XII IPS 2.Sebenarnya sejak tadi refia tidak terlalu fokus dalam belajar,dikarenakan kepala nya yang terasa pusing dan di tambah pula perut nya yang kosong sejak tadi pagi.Rara melihat ke arah refia yang sedang memegangi perutnya dengan tangan kirinya dan tangan sebelah kanan refia sedang memegangi kepala nya yang sejak tadi terasa begitu pusing. "Ref,lo sakit ya? Muka lo pucat gitu,pasti lo tadi gk sarapan ya? Ayok deh gua anterin lo ke UKS,daripada lo disini terus nanti tambah sakit" ucap rara penuh kekhawatiran kepada sahabat nya itu. Tetapi refia menjawab"udah ra,gua gk kenapa kenapa kok"ucap refia dengan pelan."tapi muka lo pucat ref,ayok lah nurut apa kata gua,kita ke UKS aja"ucap rara dengan penuh harap agar sahabatnya itu mau di ajak ke UKS. "Ya udah deh,tolong anterin gua ya ke UKS" ucap refia,yang akhirnya mau juga untuk di ajak ke UKS."oke sebentar ya,gua panggil Silva dulu"ucap rara ingin memanggil silva agar bisa membantu nya menggandeng lengan refia dan membawa nya ke ruang UKS.

-------------->>>>>>>>>>>-----------------
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di koridor lantai pertama,silva dan rara yang dari tadi menggandeng kedua lengan refia pun merasakan bahwa tubuh refia sudah terlalu lemas,mereka takut kalau saja refia pingsan di koridor.Tetapi tiba tiba refia juga merasakan lutut dan kakinya sudah lemas,tidak sanggup lagi untuk berjalan dan muka nya sudah pucat,bayangan benda apa saja sudah tidak terlihat jelas oleh mata refia,Dan seketika refia pun pingsan,silva dan rara pun dengan sigap menangkap tubuh refia.

Heyho😊
Baca terus kelanjutan cerita ini ya.

Jangan lupa budayakan "Vote/dukungan suara/🌟" setelah membaca cerita ini per-part/chapter.Thanks..

Senja Menghapus LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang