Part 8~The Twilight Man

20 1 0
                                    

Bandung,indonesia

Senja datang lagi sore ini, kali ini di iringi oleh rintikan hujan dengan bau petrichor nya yang khas.

Seorang lelaki remaja, merapatkan jaket Biru Donker nya untuk melindungi tubuhnya dari rintikan hujan yang lama lama semakin deras, lalu dia berjalan menuju sebuah Cafe terkenal di kota itu berniat untuk singgah sambil menunggu hujan reda.

Dia masuk kedalam cafe itu, lalu dia sengaja duduk menghadap jendela kaca besar agar bisa lebih puas melihat senja dengan cahaya nya yang menembus kaca. Seorang pelayan wanita menghampiri nya.
"Selamat sore, apa yang ingin anda pesan ?".ucap pelayan itu dengan ramah.

"Secangkir kopi karamel hangat" ucap lelaki itu.
"Oke,tunggu sebentar" ucap pelayan itu,lalu dia pergi untuk membuatkan secangkir kopi.

tak lama,lima menit kemudian pelayan cafe itu sudah membawa kopi pesanannya lalu menaruhnya di meja tempat dimana lelaki itu duduk.

lalu lelaki itu menyeruput kopi hangatnya,sambil bergulat dengan pikirannya. sepertinya ada sesuatu yang sangat penting yang sedang dia pikirkan.

Senja sudah tenggelam keperaduannya, seiring hujan yang telah berhenti dan sebentar lagi akan digantikan dengan sang malam. Lelaki itu beranjak dari duduk nya dan segera menuju kasir untuk membayar Kopi pesanannya tadi.

Setelah membayarnya, lelaki itu segera keluar dari cafe itu, karena dia sedang tidak membawa kendaraan jadi dia memutuskan untuk memesan dan menunggu taxi online pesanannya.

***

Lelaki itu sudah sampai di rumah nya, bertepatan dengan mobil ayahnya yang baru saja datang.

"Rey..." Panggilan itu membuat nya berhenti melangkah menuju pintu utama.
"Kenapa yah? " jawabnya sambil menoleh kebelakang melihat ayahnya.
"Dari mana kamu? ,tumben pulang setelah petang biasanya kamu mengurung diri kalau sudah mau petang" ucap ayah nya sambil melangkah menuju pintu utama lalu membuka nya dan segera masuk kedalam rumah di ikuti Rey di belakangnya.

"Rey habis dari cafe yah" ucap Rey menjawab pertanyaan aya nya tadi.
"Sama teman kamu? "tanya ayah nya lagi, sambil duduk di sofa.
"Enggak yah, Sendiri" jawab Rey sambil duduk di sofa panjang bersampingan dengan ayahnya.

Tak lama bunda nya muncul dari arah dapur, menghampiri rey dan ayahnya.
"Eh dah pulang,bersih bersih dulu gih padaan, bunda dah siapin makan malam di meja makan" ucap bunda nya sambil melihatkan senyum manis nya.

"Oke,tunggu ya bun, rey mau sholat dulu. oh iya, kak zoya mana bun? "ucap rey sambil berjalan menuju tangga untuk ke kamar nya di lantai dua.

"Biasa ada di kamarnya" ucap bunda lalu berlalu kembali ke dapur.

***
                    9 November 2010

"Wulan cepet dong!! kejar aku! kalau gak, boneka kamu gak akan aku pulangin! " teriak sang anak lelaki berumur 8 tahun sambil berlari lari memutari Taman komplek.

"Jangan lari dong! aku nya capek" teriak sang anak perempuan yang umurnya sama dengan anak laki itu.
"Ah, cemen kamu!!" ucap anak laki itu sambil berhenti sejenak dari larinya lalu menoleh kebelakang melihat sahabat perempuan nya yang sedang terduduk di pinggir taman.

"Aku kan bukan kamu yang selalu kuat, aku ini anak yang lemah" ucap anak perempuan itu dengan nada lirihnya.
"Yah,kok kamu sedih sih, kan maksud aku bukan begitu" ucap anak laki itu dengan rasa tak enak hati karena sudah membuat sahabatnya sedih.

"Rey... ayok pulang,kita mau pergi ke rumah nenek sama ayah dan bunda" ucap kak zoya yang menghampiri adeknya di pinggir taman.
"Yah kakak, rey masih mau main sama wulan"ucap rey memasang wajah masam.
"Kan masih ada hari besok" ucap kak zoya lagi.
"yaudah deh,ini boneka kamu wulan aku kembalikan" ucap rey yang akhirnya menurut dengan kakaknya,lalu dia mengembalikan boneka milik sahabatnya yang tadi dia rebut.

"Wulan,ayok kamu juga harus pulang kerumah ini sudah sore,nanti mamah kamu cariin kamu" ucap kak zoya,sambil memandangi wulan.
"Gak ah kak, wulan masih pingin duduk ditaman"ucap wulan sambil menggelengkan kepalanya.
"Yaudah,kalau gitu kak zoya sama rey pulang ya"ucap kak zoya sambil menggandeng tangan adeknya,dan wulan hanya menanggapi dengan anggukan saja.

Gadis kecil itu berjalan ketengah taman,lalu dia duduk dibangku besi panjang sambil memegang boneka kesayangannya. di bangku itu dia tidak sendiri,di sampingnya ada seorang anak laki yang sepertinya seumuran dengan dia. anak itu memakai baju tidur dengan baju dan celana yang panjang, tatapan nya sangat lurus kedepan. Wajah nya sedikit pucat dengan mata yang bengap seperti orang habis menangis.

Wulan hanya memperhatikan nya dari samping saja. namun wulan ingin berkenalan dengan anak itu, dan mungkin saja mereka bisa menjadi teman.
"Hai,Kenalan yuk" ucap wulan sambil mengulurkan tangannya di depan anak laki itu. tapi anak laki itu tidak menanggapi apalagi membalas uluran tangan wulan. perlahan wulan menurunkan tangan nya.

"Kamu gak mau kenalan sama aku?" ucap wulan.anak laki itu masih saja diam.
"Ya udah,kalau gitu,aku aja yang ngenalin nama aku ke kamu"
"Kenalin, Nama aku Wulan. semoga kita bisa berteman ya"ucap wulan.lagi lagi anak laki itu masih diam. wulan hanya tersenyum kecil, dia tahu pasti anak laki itu sedang ada masalah.

"Kenalin, Nama aku bagas" akhirnya anak laki itu mengeluarkan suaranya juga.
Wulan tersenyum akhirnya anak laki itu mau berkenalan dengan nya.
"Hei,kenapa kamu senyum?, disini tidak ada yang lucu" ucap anak laki itu dengan nada yang dingin.
"Aku senyum karena kamu, aku senang kamu mau mengenalkan nama kamu"ucap wulan.
"Oh iya, rumah mu dimana?, kalau rumah aku di komplek ini,itu di dekat perempatan,cat yang warna coklat" ucap wulan.

"Kamu gak perlu tahu rumah aku,dan yang jelas rumah aku bukan di komplek ini"ucap anak laki itu lagi lagi dengan nada dingin nya.
"Hm...Ya udah gak apa apa kalau kamu gak mau ngasih tau rumah mu dimana, tapi kalau kamu mau main dengan ku, kamu bisa datang kerumah aku atau kita bertemu di taman ini,setiap sore aku dan sahabat ku selalu main kesini kamu bisa gabung kalau mau" ucap wulan panjang lebar, tetapi anak laki itu hanya mendengarkan dan sesekali mengangguk.

lalu anak itu berdiri dari duduknya,berjalan keujung taman.
"Bagas, mau kemana?" ucap wulan.
"Pulang,ini sudah terlalu sore"ucap bagas,sambil menaiki sepeda yang dia bawa ke taman itu.
"Hati hati, aku harap besok sore kamu ke taman ini lagi,dan kita bisa bermain bersama"ucap wulan,bagas hanya memandang wulan dengan tatapan datar nya,lalu pergi dengan menggoes sepedanya.

***
Keesokan harinya, seperti biasa Wulan dan Rey selalu bermain ditaman kemarin.
Wulan berharap bagas datang dan bisa bermain bersama dia dan juga Rey,tapi kenyataannya bagas tidak ketaman itu.

Wulan bisa merasakan kemarin, bahwa bagas sebenarnya orang yang juga ceria seperti dia dan Rey,tapi seperti nya kecerian bagas tertutupi dengan keadaan lain. Wulan masih berharap kalau besok atau kapan pun saja masih bisa bertemu lagi dengan bagas.



Bersambung..

Budayakan Vote setelah membaca.
Silahkan komen,berikan kritik dan juga saran.
Terima kasih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Menghapus LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang