"He came as if to tell me to come back"
------------------------------
Hari ini adalah hari yang menyandang gelar "The best day ever of Mars life". Saking indahnya mata Mars tidak ingin berpaling dari lapangan basket, entah memang ia menyadarinya atau tidak, daya tarik yang selalu menarik Mars datang dan diam disana karena adanya, Rai. Mengibaskan jambulnya kesana kemari, membiarkan keringat membasahi tubuhnya. Membuat Mars meleleh saking panasnya.
"Seger amat mata lo." Anggit datang mengemut permen milkita dengan senyum sumringah.
Mars menghela Nafas.
"Siapa yang gak kuat liat doi panas- panasan banjir keringat," Ucap Mars sembari menopang dagunya dengan sebelah tangan.
"Bersyukur lo masih diberi nikmat seperti itu." Anggit menyebalkan.
"Eh benerkan gue ngomong,"Ucap Anggit. Mars Mendelik tajam. "Apa lo ndelik ndelik."
"MARSSSS!!" Nuri datang sembari berlari dan berteriak. Sontak Mars dan Anggit menoleh mengernyit kan kedua alisnya.
"Mars.. "
"Calm ri."
Nuri menghela nafas panjang "Oke, fyuhh... "
"Jadi kenapa nyari gue?" Mars to the point.
"Lo dicari pak Kus tadi," Ucap Nuri dengan polos.
"Aelah cuma gitu doang? Serius lo? Bisa gak lain Kali lo dateng dengan tenang kalo ada info yang ga rumit, jangan kayak abis kemalingan rumah segedong." Anggit mengoceh.
"Hehe, iya deh sorry bikin panik " Ucap Nuri sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Btw Pak Kus dimana? Ada urusan apa pak kus manggil?" Mars bertanya.
Nuri menggeleng "Gue gatau, tadi gue lagi nyari kalian terus ketemu pak kus didepan ruang guru, manggil gue deh suruh nyari lo". Mars mengangguk.
"Yaudah kalo gitu, gue ke ruang guru dulu ya, bye." Mars pamit dan melenggang pergi, baru beberapa langkah kepalanya memaksa berpaling kearah lapangan basket, tampak Rai. Memandang ke arahnya, lalu berpaling.
'Sesakit inikah rasanya diacuhkan' pikir Mars.
*****
"Nanti ini kamu bawa kekelas 11 ipa 2 ya, bilang nanti Bapak nyusul ke kelas," Ucap pak kus. "Iya pak. "
Mars pergi keluar ruang guru menuju kelas 11 sembari membawakan buku tugas di kedua tanganya. Rute menuju kelas 11 memang lumayan jauh, ia harus melewati taman lalu naik 2 Kali tangga.
"Mars!"
Mars menoleh "Eh, gam."
"Lo mau kemana?"
"ke kelas ipa 2 nganterin buku tugas." Agam ber'oh' sambil menggangguk.
"Eh sini gue bantuin bawa." Agam membujuki Mars.
"Gausah, gausah gue bisa sendiri."
"Udah sini gue bawain." Akhirnya Mars mengalah. Mars memberikan buku-buku nya, kini mereka berpindah tangan.
"Nah gini kan gak terlalu berat," Ucap Agam.
Mars mengangguk kecil, disepanjang jalan menuju kelas IPA 2 terasa sangat lama bagi Mars, karena ia mati kutu untuk bicara dengan Agam. Ya, Mars benar-benar bisu.
Setelah memberikan buku-buku nya ke kelas 11 ipa 2, Mars dan Agam pergi melenggang kembali.
"Lo mau kemana sekarang?" Tanya Agam.
"Gue mau langsung balik kekelas, kalau lo?"
"Oh gitu, gue mau ke ruang osis, Lo gapapa kan ?" Tanya Agam memastikan.
"Ya gapapalah, gue udah gede juga." Mars terkekeh.
"Yakali takut ada yang nyulik."
"Gam.. Gam... Siapa coba yang mau nyulik gue. "
"Orang cantik kayak lo maksudnya?"
"Ha?"
"Eh, enggak gue pergi dulu, bye"
********
"Abis darimana lo? Lama banget, btw tadi lo per-"
"Aelah ri, gue baru dateng gini udah lo tanya tanya," Ucap Mars memotong ucapan Nuri.Mars mengambil sebotol air mineral dan menengaknya. "Ah.. Seger." Nuri memandang Mars
"Apa?"
"Lo belom jawab pertanyaan gue tadi "
"Oh ya, tadi gue abis dari kelas 11 ipa 2 ngasihin buku tugas mereka. "Nuri mengangguk.
"Oh ya tadi bu Abey ngasih tugas buat minggu depan, suruh bikin kerajinan dari bahan bekas."
"Emang hari ini ada jadwal bu Abey?"
"Enggak, tadi cuma ngasih tau doang " Mars mengangguk.
"Btw si Inggit kemana?"
"Noh" Nuri menunjuk kearah belakang meja mereka dengan dagu
"Lah molor dia." Mars hanya menggelengkan kepala.
"Mars.. " Mars berdehem.
"Tadi pas dikantin gue liat Rai bareng kak Isla"
Mars tertegun sejenak "Oh ya? Terus? "
" Ya gitu deh, mereka sweet banget, jadi benci," Ucap Nuri sembari menyatukan kepalan tangannya.
"Yaudah lah ya namanya juga pacaran," Ucap Mars.
"Padahal nih ya, lebih cocok lo sama Rai tau ," Ucap Nuri. Mars menghela Nafas
"Justru itu yang bikin gue merasa sakit banget, hal yang gak mungkin gue raih," Ucap Mars.
Nuri menepuk bahu Mars "Yaelah sedih amat hidup lo, ceria dikit napa lo tuh jadi orang jangan mudah menyerah, siapa tau kan dia suatu saat sama lo, lagian nih ya hati orang mah gampang sama Allah tidak tinggal dibolak-balik. "
"Haha bisa ae lo kutu kuda, ada benernya juga sih"
"Tapi, hal yang paling baik adalah memiliki sahabat yang setia, yang selalu ada yang gak ada bandingannya dengan yang lain ,"Ucap Mars sembari memeluk Nuri "So sweet," Ucap Nuri.
"Terus gue gimana?" Anggit datang langsung memeluk erat Mars dan Nuri
"Udah bangun lo kebo," Ucap Nuri.
"Liat nih mata gue melek kan,"Ucap Anggit disusul tawa kedua sahabatnya.
