Chapter 2

19.7K 2.3K 399
                                    

Naruto menatap sedih jam dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam dan Menma belum juga pulang. Ia menatap kue kesukaan Menma didepannya dengan mata berkaca-kaca. Pikiran-pikiran negatif mulai menghantuinya, bagaimana kalau Menma sudah bertemu dengan Sasuke kemudian Menma mengaku dan Sasuke mungkin saja menerimanya. Kemudian Menma tinggal bersama Sasuke dan tidak mau lagi bertemu dengannya. Bagaimana pun juga kehidupan bersama Sasuke jauh lebih menjamin daripada hidup miskin bersamanya.

Memikirkan segala kemungkinan itu, air mata yang sedari tadi tertahan di pelupuknya mulai menetes satu persatu membasahi pipinya.

"Aku pulang!"

Naruto langsung berbalik ke arah pintu mendengar suara Menma. Tangisnya langsung pecah melihat anaknya. Di dalam hati ia tidak hentinya mengucapkan syukur karena Menma kembali ke rumah setelah ia mengatakan kebenarannya.

Menma yang melihat ibunya menangis mulai kembali merasa bersalah, ia melepaskan sepatu dan tasnya lalu berjalan dan mendekap erat ibunya. "Maafkan Menma. Menma janji tidak akan membuat ibu menangis lagi."

Naruto melepaskan pelukannya, 'Kau baik-baik saja kan? Kau sudah makan?' Tanyanya dengan uraian air mata. Menma semakin merasa bersalah, Naruto adalah seorang malaikat. Bagaimana mungkin setelah ia pulang tengah malam seperti ini, ibunya malah menangis dan tidak memarahinya sedikitpun bahkan menanyakan keadaan dirinya.

"Aku ingin makan kue." Jawab Menma seadanya.

Naruto mengangguk dan menghapus air matanya, ia menarik Menma menuju meja makan lalu mulai menyalakan lilin di atas kue ulang tahun Menma. 'Ibu tidak bisa bernyanyi untukmu, jadi ibu hanya bisa berdo'a dan memberikan tepuk tangan'

"Aku hanya memohon satu hal di dunia ini,  kebahagiaan ibu."

Menma menggeleng, "Ibu tidak perlu bernyanyi. Aku akan langsung meniupnya saja." Menma memang kurang menyukai perayaan seperti ini. Baginya ini hanya akan menghabiskan uang ibunya dengan percuma. Tapi memang dasar ibunya, untung yang satu ini Menma sama sekali tidak bisa menentang.

"Ibu aku bertemu ayah." Naruto yang tengah menyuap kue ke dalam mulutnya langsung terhenti. Ia menatap Menma nanar. 'Apa kau mengatakan sesuatu padanya?'Menma menggeleng, "Aku tidak akan pernah mengakuinya sebagai ayahku."

DEG'

Naruto tertegun sejenak, ia menggenggam tangan Menma, 'Bagaimana pun juga dia adalah ayahmu. Jangan pernah membencinya.'

Menma menghela nafas, "Orang yang sudah membuang ibu dan membuat kita hidup susah seperti ini tidak akan pernah bisa mendapatkan maaf dariku semudah itu. Jadi, jangan memohon maaf untuk ayah padaku."

'Menma!' Sebut Naruto terlihat frustasi.

"Ibu tenang saja. Aku tidak akan melakukan apapun selama dia tidak mengganggu ibu." Menma mencoba menenangkan ibunya, bagaimana pun juga ia tidak mau ibunya tahu seberapa besar kebencian yang sudah tertanam di dalam hatinya untuk ayahnya, Sasuke Uchiha.

'Kau berjanji?'

Menma mengangguk sambil tersenyum. "Aku berjanji akan membuat ayah merasakan penderitaan ibu selama ini." Ujarnya dalam hati.

*****

Sasuke tidak bisa tidur, ia sudah memandangi gambar ditangannya selama beberapa jam sambil menunggu kabar dari orang kepercayaannya untuk menyelediki siapa remaja yang datang ke kantornya tadi dan memberikan foto ini padanya.

"Kau hidup dengan bahagia hem? Setelah meninggalkanku tanpa mengatakan apa-apa?" Gumamnya pada foto ditangannya, ini sudah tengah malam dan ia bahkan mengabaikan panggilan telepon dari kakaknya. Ia benar-benar tidak punya kesabaran menunggu besok untuk mendapatkan kabar tentang penyelidikan dari orang kepercayaannya itu.

SasuNaru - Silent Love (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang