Prolog

49K 1.1K 54
                                    

''Ikat dia''seorang pria dengan suara menggelegar memerintah salah satu anak buahnya untuk mengikat seorang pria yang dianggapnya sebagai penghianat.

''Ampuni aku tuan,tolong jangan hukum aku''pria yang diikat itu memohon pengampunan pada pria yang dipanggil tuan olehnya.Meskipun pria itu tau betapa kejam tuannya dan mustahil untuk mengampuninya,tapi ia masih berharap kalau tuannya masih memiliki sedikit rasa belas kasihan.

Pria yang dipanggil tuan itu tersenyum sinis,tatapannya begitu tajam seakan mampu membunuh siapa saja yang berani menatapnya.

''Carlos''panggil pria itu kepada salah satu anak buahnya.

''Iya tuan''

''Mana belatiku''

Carlospun memberikan belati yang diminta oleh tuannya.Belati yang tak terlalu panjang,tapi begitu tajam yang mungkin bisa membunuh orang hanya dengan sekali tusuk bahkan mungkin bisa memenggal kepala orang dengan sekali tebas.

''Bawa Lion kemari aku ingin memberikan makan siang untuknya''

''Baik tuan''Carlos pun langsung beranjak pergi melakukan perintah tuannya.

''Tuan tolong jangan bunuh aku,ampuni aku.Aku berjanji tak akn mengulanginya lagi''pria yang diikat itu menangis dan masih memohon pengampunan dari tuannya.

Pria yang dipanggil tuan itu tak merespon permohonan dari pria yang   diikat itu.Ia menganggap tangisan dan permohonan pria itu seperti alunan musik yang merdu dan terasa enak didengar ditelinga.

Selang beberapa menit Carlos dan beberapa anak buahnya yang lain datang dengan membawa seekor singa yang dikerangkeng dikurungan besi.Ya. . . Lion yang dimaksudnya tadi adalah binatang peliharaannya yang tidak lain adalah singa.

''Ah lion apa kau sudah lapar?aku akan memberikan hidangan terlezat untuk makan siangmu,hahaha''tawa iblis pria itu menggema diseluruh ruangan,tawa itu begitu mengerikan seakan mampu meruntuhkan bangunan yang saat ini mereka tempati.

Dengan langkah santainya pria itu menghampiri tawanannya''aku hanya akan memberikan hukuman ringan untukmu,jadi kau tak perlu takut''ucap pria itu sambil mengeluskan belatinya kewajah pria yang diikat itu.

''Ampuni aku tuan. . .''

''Wess. . .''

''Aakh. . .''pria itu menjerit kesakitan.Bukan tampa sebab pria itu menjerit tapi saat ini pergelangan tangan kanannya telah terlepas dari tubuhnya.Dengan sadisnya tuannya itu memotong tangan pria itu.

''Ini untukmu Lion''ia melempar potongan tangan itu kesinganya.Dengan lahapnya singa itu memakan potongan tangan itu seolah itu adalah daging yang sangat lezat.

''Bagaimana Lion apakah rasanya lezat?''seperti orang idiot pria itu bertanya pada singa tersebut.

''Sepertinya lezat,aku akan memberikannya lagi untukmu''

Dengan tampa belas kasih pria itu memotong pergelangan tangan yang tersisa dari tawanannya itu,darah muncrat membasahi baju pria itu.

''Akh. . .''lagi-lagi pria itu hanya mampu berteriak tampa mampu melakukan apapun.Rasanya sangat sakit seperti ingin mati tapi kenyataannya ia tidak mati meski dengan kejamnya tuannya memotong kedua pergelangan tangannya.

Sekali lagi tuannya itu melempar potongan tangan itu keLion.

''Akh,aku baru saja mulai tapi kau sudah selemah ini,sungguh tidak menyenangkan''ucap pria itu datar.

''Bagaimana kalau dengan ini?''pria itu menggores pipi tawanannya itu,darah keluar mengucur dari luka goresan itu.Pria itu sudah tak mampu lagi untuk berteriak bahkan kesadarannya sudah mulai menipis.

Belum puas dengan hanya itu pria itu memberikan banyak goresan lagi diwajah tawanannya,bahkan saat ini wajah tawanan itu sudah tak layak disebut sebagai wajah karena wajah itu telah rusak,hanya ada warna merah dari darah yang terus mengalir dari goresan yang dibuat oleh tuannya itu.

''Buka matamu?''perintah pria itu.

Jangankan untuk membuka mata untuk bernafaspun rasanya terasa sulit,itulah yang dirasakan tawanan itu.Semua orang yang berada diruangan itu hanya diam menyaksikan pertunjukkan itu tampa ada satupun diantara mereka yang mencoba untuk membantu tawanan itu.Entah karena takut atau karena mereka semua sudah terbiasa menyaksikan pertunjukkan seperti ini.

''Carlos''

''Iya tuan''

''Buka mata pria itu''perintah pria itu.

Tampa diperintah dua kali Carlospun langsung melakukan apa yang diperintahkan oleh tuannya.

Ketika Carlos sudah membuka mata tawanan itu menit berikutnya pria itu mencokel mata tawanan itu,ia tersenyum atas apa yang barusan ia lakukan,senyuman yang begitu menggerikan dan mungkin tak layak bila harus disebut dengan senyuman.Pria itu seakan mendapat mainan yang begitu menyenangkan tampa memperdulikan bahwa yang ia buat mainan adalah nyawa orang.

Belum puas dengan semua itu,pria itu juga memotong telinga tawanan itu dan memberikannya pada Lion.

''Ini sudah cukup,dia benar-benar tidak menyenangkan''Ucap pria itu sambil melemparkan belatinya pada Carlos.

''Urusi dia,potong-potong tubunya dan berikan pada Lion''

''Baik tuan Aideen''

Ya. . .pria itu tidak lain bernama Aideen March Jenkinson.

Pria yang dikenal akan kekejamannya,menghukum tampa ampun,tak ada rasa kasihan sama sekali tak peduli mau pria atau wanita,muda atau tua asalkan menurutnya bersalah maka ia akan memberikan hukuman pada mereka.Hukuman itu tidak lain adalah kematian.Entah dengan menyiksa atau langsung membunuhnya tapi pada intinya semua yang mendapatkan hukuman darinya akan berakhir dengan kematian.

Tapi semua kekejaman yang ia lakukan,hanya dia dan juga anak buahnya saja yang tahu dan diluar sana tak ada satupun yang tau tentang betapa kejamnya seorang Aideen Marc Jenkinson.


INI ADALAH CERITA KEDUAKU SETELAH YOUR'E MINE.
AKU HARAP ADA YANG SINGGAH DAN BERMINAT UNTUK MEMBACANYA.☺☺

Sang PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang