3.Keputusan Tersulit. . .

22.9K 773 21
                                    

Aideen turun dari mobilnya,ia memperhatikan rumah kecil dihadapannya dengan tatapan mengejek miris batinnya.Ia melangkahkan kakinya menuju rumah tersebut,diketuknya pintu rumah tersebut.Hanya beberapa kali ketukan saja seseorang yang ada didalam sudah membukakan pintu untuknya.

''Apa kabar Mr.Richard''sapa Aideen kepada orang yang membukakan pintu untuknya.

''Aideen,mau apa kau kesini?''tatapan tak suka ditujukan Buckley pada Aideen,tapi bukan Aideen namanya kalau ia terimidasi dengan tatapan yang diberikan Buckley.

''Aku datang kesini ingin berkunjung dan sekalin ingin memastikan kalau kau dan keluargamu baik-baik saja setelah kalian jatuh miskin''ini benar-benar suatu penghinaan,itulah yang dififikirkan Buckley saat ia mendengar ucapan Aideen barusan.

''Aku tak sudi menerima kehadiranmu disini,jadi lebih baik kau pergi dari sini''usir Buckley.

Buckley yang hendak menutup pintu rumahnya ditahan oleh Aideen''Kenapa kau mengusirku Mr.Richard padahal kedatanganku kesini berniat baik ingin menolongmu dari kemiskinan yang menjeratmu saat ini''

Aideen yang tampa merasa bersalah langsung nylonong masuk dan tampa disuruhpun ia langsung duduk dengan santainya.

''Kenapa rumahmu begitu sepi dimana anak dan istrimu?''

''Lebih baik langsung katakan saja apa  yang kau mau dan setelah itu cepat tinggalkan rumahku''

''Aku menginginkan putrimu''jawab Aideen langsung tampa basa-basi.

''Aku ingin putrimu menikah denganku dan sebagai gantinya aku akan kembalikan perusahaanmu,aku dengar saat ini istrimu lagi dirawat dirumah sakit,aku yakin kau tak punya cukup uang untuk pengobatan istrimu''lanjut Aideen.

Rahang Buckley menggeras mendengarkan ucapan Aideen,tangannya mengepal menunjukkan ia mencoba menahan amarahnya.Bagaimana bisa pria brengsek yang membuatnya bangkrut dan jatuh miskin sekarang berkunjung kerumahnya mengatakan ingin menikahi putrinya.Dia benar-benar pria tak tahu diri batin Buckley.

''Kau pikir aku mau menyerahkan putriku kepada orang sakit jiwa sepertimu,bahkan sampai matipun aku tak akan pernah menyerahkan putriku padamu''tolak Buckley.

''Benarkah!aku hargai keputusanmu tapi jangan lupakan satu hal aku bisa melakukan apa saja yang aku mau,bahkan bila aku menginginkan nyawamu hari ini juga maka itu akan terjadi''Aideen berdiri dari duduknya,ia menepuk bahu Buckley dan berbisik ditelinganya''pikirkan baik-baik tawaranku Buckley Bila aku bisa membuatmu jatuh miskin seperti sekarang tidak menuntut kemungkinan aku juga bisa membuatmu jadi gelandangan nantinya''.

Aideen melangkahkan kakinya hendak pergi,ketika sudah sampai didepan pintu Aideen menghentikan langkahnya tampa menoleh kebelakang ia berkata''waktumu 3hari pikirkan baik-baik tawaranku jangan sampai kau menyesal nantinya karena menolak niat baikku''.

Setelah itu Aideen langsung pergi meninggalkan rumah Buckley.Didalam mobil Aideen menelfon Lucas.Dering pertama Lucas langsung mengangkat telfon Aiden.

''Lucas?''panggil Aideen memastikan kalau Lucas sudah mengangkat telfonnnya.

''Iya tuan''

''Buat Buckley dan keluarganya jadi gelandangan dan pastikan tak ada satu orang pun yang bersedia menampung mereka''perintah Aideen.

''Baik tuan''jawab Lucas tampa mau bertanya apapun.

Aideen mematikan telfon dan setelah itu ia tersenyum kecut,entah apa yang ada difikirannya sekarang yang pasti bukan hal yang baik tentunya.

# # #

Ditempat lain nampak michell sedang duduk dipinggir jalan,pikirannya menerawang mendengar percakapan antara ayahnya dengan seorang pria yang tidak ia kenal bahkan wajahnyapun tidak terlihat jelas olehnya tadi.

Sang PsikopatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang