Black Ghost

226 24 0
                                    

Hihi akhirnya nge post chapter ini juga :D

Enjoy! xx

P.S. : Posted at H-6 UN Xx

-o0o-

"Aku lelah sekali." Ujar Harry Styles setelah mengkaji beberapa buku referensi setebal 1843 halaman. Ia meregangkan tubuhnya sebentar sebelum beranjak dari tempatnya. Kemudian ia memutar pandangannya menuju ke arah sekitarnya. Ia merasa ada sesuatu yang ganjal. Namun, segera ia tepis pikiran tersebut.

"Sudah selesai?" Terdengar suara Zayn menanyainya.

"Belum. Masih banyak trik yang harus aku pelajari." Ya. Harry Styles memang merupakan salah satu murid terpintar di Le 'Quenyta Dormitory. Ia rajin membaca dan mempelajari kembali apa yang suah ia pelajari sekalipun ia sudah benar-benar menguasainya. Ia benar-benar ingin menjaga keahliannya. Meskipun demikian, Harry Styles bukan termasuk seorang nerd melainkan seseorang yang populer di asrama itu. Tak heran bila mereka -para adik kelas perempuan mereka- tergila-gila padanya meskipun sifat Harry dingin dan sedikit temperamental -kecuali jika dengan teman atau kerabat dekatnya-. Terlebih, mereka sama sekali tak mengetahui rahasia yang Harry simpan bersama teman-temannya selama hampir satu millenium.

Zayn hanya manggut-manggut mendengar jawaban Harry. Sementara itu, Louis memandangi mereka berdua dari tempat tidurnya setelah berfikir keras selama beberapa waktu. Ia seperti merenungkan sesuatu. Tiba-tiba, matanya membelalak menyadari tak adanya keberadaan Niall dan Liam di kamar mereka.

Pun cepat-cepat ia menghampiri Zayn dan Harry yang masih mengobrol mengenai beberapa hal. Dari hal remeh temeh sampai hal besar seperti misi mereka.

"Kalian tahu di mana Niall dan Liam berada?" Tanya Louis. Harry yang baru menyadarinya pun melebarkan matanya. Kini, ia telah menyadari apa yang tadi terasa mengganjal di hatinya. Ia yang tidak tahu pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Tadi mereka berdua pergi keluar. Namun, aku tak tahu kemana mereka karena Liam mengunci rapat-rapat pikirannya. Tetapi sepertinya Niall hanya mengikuti Liam pergi karena jika kubaca pikirannya, ia pun sepertinya juga bingung dengan akan kemana perginya Liam." Terang Zayn meluruskan. Sontak kedua manusia abadi dihadapannya tergelak.

Rasa khawatir mulai menjalari batin Harry. Ia sudah merasa jika sesuatu yang buruk sedang berada di asrama itu. Ini benar-benar kabar buruk! batinnya cemas.

Namun rasa cemas itu kini mulai berganti menjadi terkejut tatkala Liam dan Niall telah berada di dalam kamar asrama mereka tanpa mengetuk atau bahkan membuka pintu kamar mereka! Pasti mereka menggunakan ilmu mereka. batinnya kembali berbicara.

"Dari mana saja kalian?" Suara Louis menyambut Niall dan Liam ketika mereka telah merubah badan mereka agar dapat terlihat kembali. Sontak Niall dan Liam yang masih diliputi ketegangan pun terkejut. Keduanya hanya bisa diam dan saling berpandangan.

"Jawab aku!" Bentak Louis marah. ia benar-benar cemas dan takut dengan keadaan kedua kawannya itu karena ia merupakan ketua kamar di kamar asrama mereka. Jadi, ia merasa bahwa keempat penghuni kamar lainnya merupakan tanggung jawabnya.

"Kami tadi bertemu sesosok hantu hitam ketika berjalan di koridor dekat loker. Kami pun cepat-cepat bersembunyi di loker terdekat. Sialnya, nampaknya hantu hitam itu menyadari keberadaan kami dan berusaha membuka paksa loker di mana kami berada. Kami pun cepat-cepat mengubah diri kami supaya tak terlihat dan melarikan diri untuk kembali ke kamar." Kini Niall Horan sudah mulai berani angkat bicara setelah insiden yang baru saja dilaluinya. Namun tetap saja ia masih terbayangi oleh insiden tersebut. Sementara itu, Liam Payne merasa bersalah. Namun, cepat-cepat ia menghapuskan pikirannya itu. Toh Niall sendiri yang ingin mengikutiku. Setidaknya insiden ini menguntungkan bagiku karena Niall tidak jadi tahu apa yang akan aku lakukan. batinnya pada dirinya sendiri.

Beberapa saat kemudian, suara sebuah ketukan terdengar dari luar pintu kamar asrama kelima senior itu setelah sebelumnya terdengar suara beberapa high heels yang beradu dengan lantai secara tergesa-gesa. Pun kelima remaja itupun menoleh cepat kearah daun pintu kamar asrama mereka dan kemudian saling berpandangan. Namun, dari kelimanya tak ada yang bergerak atau bahkan berniat untuk membukakannya meskipun. Mereka masih tenggelam dalam cerita Niall tentang kejadian yang baru saja dialaminya dan Liam.

Sementara itu, seseorang itu terus mengetuk yang makin lama makin keras suaranya. Zayn yang merasa sebal cepat-cepat menghampiri pintu kamar mereka. "Ada apa?" Ujarnya dingin kepada lima remaja perempuan yang sedang berdiri tegak dan menatapnya tajam.

Perrie Edwards pun maju selangkah, seolah ingin menantang Zayn Malik. Matanya memicing dengan penuh kekesalan. "Mengapa kalian lama sekali membuka pintu?" Sejenak kemudian ia terkekeh. "Aku tahu, kalian pasti sangat sulit untuk menyingkirkan benda-benda yang bertebaran di balik pintu kamar kalian." Lanjutnya dengan nada mengejek. Ia memutar bola mata dan kemudian menatap Zayn seolah-olah Zayn adalah sesuatu yang rendahan.

Demetria Lovato yang sebelumnya ikut -sedikit- terkekeh melihat kelakuan Perrie Edwards pun melerai mereka berdua. "Cukup sudah!" Tatapannya dingin dan wajahnya pun tanpa ekspresi sedikitpun. "Kita bersepuluh, maksudku kami berlima dan kau beserta keempat temanmu dipanggil Mrs. Xavlesa untuk segera ke ruangannya. Sekarang!" Demetria pun mengucapan kata terakhirnya dengan penekanan.

"Apa kau gila? Ini tengah malam!" Bentak Zayn secara reflek. Namun hal tersebut membuat keempat temannya penasaran dan perlahan menghampirinya. Oh shit! ujarnya dalam batinnya. Sementara itu, Demetria tersenyum sinis. Nampaknya kedua kubu ini belum bisa untuk bekerja sama.

"Ada apa Zayn?" Terdengar sebuah suara yang berasal dari ruangan yang sedang dipunggungi oleh Zayn. Kemudian nampak empat sosok remaja lelaki dengan wajah terheran-heran.

"Kita beserta kelima gadis konyol ini dipanggil Mrs. Xavlesa untuk segera keruangannya." Terang Zayn singkat. Ketika itu pula, tak ada satupun yang menyadari jika Liam Payne dan Danielle Peazer tengah berpandangan dan saling senyum.

"Baiklah." Balas Louis yang langsung mencabut kunci dari bagian belakang pintu kamar asramanya. Niall, Liam, Zayn, dan Harry pun segera keluar dari kamar mereka. Sembari menunggu Louis mengunci pintu kamar dan memantrainya, mereka sedikit berbincang meskipun terkadang terdengar nada dingin dari beberapa mereka.

Setelah Louis selesai mengunci dan memantrai pintuk kamar asramanya, dapat dilihat perubahan mimik wajah Demetria Lovato yang menjadi sedikit pucat. Namun, hanya Niall Horan dan Louis Tomlinson yang melihatnya. Keduanya pun merasa ada sesuatu lain yang sedang mengganjal pada pikiran Demetria. Pun Niall mencoba membaca apa yang sedang dipikirkan Demetria. Ia gagal! Karena Demetria nampaknya sedang berkomunikasi dengan seseorang dan pikiran gadis itu dikuncinya rapat-rapat tanpa celah sedikit pun.

"Hey, kurasa kita perlu lebih cepat untuk datang ke ruangan Mrs. Xavlesa. Aku merasa ada sesuatu yang buruk." Perkataan Demetria tadi seolah membuat jantung mereka meloncat keluar. Namun, tak ada dari mereka yang berkata-kata lagi. Dan kini, mereka bersepuluh tengah berlari kilat menuju ruang Mrs. Xavlesa dengan tergesa-gesa.

-o0o-

Haiii!! Posted guyss!!

Hihi, mau UN kok masih sempet nge post ya? Wkwkwk :p itu mengerikan ._.

Pertama! Maaf ya kalo banyak typo atau bahasa aneh/gak nyambung di chapter ini, karena ngetiknya buru-buru alias terlalu bersemangat :p

Kedua! Yahh cuma mau bilang makasih sama yang udah mau baca dan vomment cerita abal-abal+gaje kayak gini. Rasanya jadi semangat banget deh buat ngelanjutin :D

Terakhir! :D Aku mau minta doa kalian supaya aku bisa Sukses UN'14. Maafin aku kalo selama ini nggak jadi penulis amatiran yang baik :((

Okkeee, ini chapter perpisahan kita sampai habis UN. Maaf dimaklumi kalo next chapter dipost nya lama.

Salam lalalala,

Nee Xx

Beneath The Dark [One Direction] || AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang