41. Afraid to lose

3.5K 320 49
                                    





"Dimana Alisa ?" tanyaku pada seorang pelayan yang hendak lewat.

"Nona Alisa bermain dengan Rista di taman belakang rumah, nyonya Lauren." Jawabnya dan aku langsung memeriksa Alisa ke belakang rumah.

Aku terkejut saat Rista justru terbaring tidak sadarkan diri di atas lantai. Kursi meja berserakan dan dimana Alisa. Semua permainan boneka di atas meja berantakan.

Jantungku berdebar kencang, tidak melihat Alisa ada disini. Aku begitu takut tidak bisa menemukan Alisa. Dimana anakku.

"Alisa  !" teriakku kencang.

"Alisa  !" aku mengitari taman belakang dan tidak menemukan juga Alisa.

"Alisa !! !"

Aku meremas rambutku dan khawatir setengah mati melihat anakku menghilang.

Di hari itu juga, tanpa lama aku menyuruh orang untuk mencari informasi mengenai anakku. Papa akan secepatnya kembali ke Indonesia dan meninggalkan pekerjaannya yang baru saja sehari di Jerman.

Aku mendapat informasi dari salah seorang suruhan papa setelah seharian menyelidiki siapa penculik anakku dan tidak sabar langsung menyusul Alisa ke tempat dimana dia disekap.

Aku tidak tahu apa maksud mereka menculik anakku. Tetapi mereka salah besar menculik anakku.

Setiba di gedung besar bekas ini, aku melihat ke sekitar halamannya dan langsung melangkah masuk.

"Brengsek, bisanya mereka menculik anakku !" aku begitu kesal dan mempersiapkan sebuah pistol untuk menembak isi kepala para penjahat itu kalau melukai sedikit saja anakku.

Dengan langkah cepat aku menyusuri lorong ini dan mendapati dua pria sedang berjaga.

"Siapa kau  ?" tanya salah satunya.

"Aku ibu dari anak yang kalian culik, bajingan." tekanku jelas dengan marah.

"Kau." mereka justru tertawa, dengan satu gerakan aku memukul wajah yang paling keras tertawa.

Satu lagi ingin membalas tapi aku langsung memukul lebih cepat, aku sangatlah marah sekarang sehingga dalam beberapa detik mereka sudah terjatuh tidak sadarkan diri.

Aku mengambil pistol dari belakang celanaku dan siap menarik pelatuknya.

Dimana dirimu, Alisa sayang. Mama bakal nyelamatin Alisa.

"Astaga, mereka banyak sekali." ada empat orang melihatku disini dan salah satunya langsung mengacungkan pistol karena melihatku membawa senjata, aku pun langsung menembaknya lebih dulu hingga tersungkur ke lantai.

Satu lagi ingin menembakku tapi aku lagi-lagi lebih cepat menembaknya.

"Gosh." aku terpekik kaget karena hampir saja terkena dengan peluru yang meleset ke dinding dekatku, aku pun bergerak menghindar sambil menembak pria yang mencoba membunuhku tadi. Dan sisa satu lagi, aku mengancamnya untuk menurunkan pistolnya, "dimana anakku ?" ia pun mengangkat kedua tangannya dan hanya diam melihatku.

"Dimana anakku  !" bentak sambil menarik satu pelatuk atas siap-siap menembaknya.

"Dia disekap di kamar lantai 2." ucapnya dengan gemetar.

"Siapa yang menyuruh kalian ?"

"Aku tidak tahu."

"Siapa !" aku mendekatkan muncung pistol ke kepalanya.

"Sungguh aku tidak tahu, nona" dia sudah terlihat sangat ketakutan.

Aku memukul tengkuknya kuat sampai dia tak sadarkan diri di lantai.

Lauren [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang