Caramel beserta kedua sahabat wanitanya yaitu Fafa dan Keke berjalan dilorong sekolahnya menuju kantin. Bel istirahat telah berbunyi sekitar sepuluh menit yang lalu.
Sesampainya di kantin mereka langsung memandang ke penjuru kantin yang penuh sesak. Ramai sekali sampai tak ada bangku kosong
"Yakin ni mau makan"gumam Caramel tak percaya
"Iya, kayaknya kita telat deh udah rame banget"tambah Keke masih memandang ke sekeliling kantin
"Balik aja yuk ah. Males berdesak- kan"ajak Caramel sambil menarik lengan kedua sahabatnya
"Kita tunggu disini dulu kek. Bentar lagi. Pasti ada yang udah mau pergi"cegah Fafa memelas "gue laper banget belom sarapan"
"Ya ampun kasiaanya anak Mami"ejek Caramel sambil mengusap lembut puncak kepala Fafa yang mendapat pelototan dari sang pemilik
"Tapi keburu bell masuk kalo nunggu"ucap Keke
"Ya udah sih. Nunggu ben....."
"CARA......." panggil cowok dengan suara bassnya di antara ratusan murid yang ada di kantin.
Caramel memejamkan matanya. Tidak perlu mencari dan melihat siapa gerangan yang memanggilnya. Dia bahkan sangat hafal dengan suara pria itu, bahkan dengan aroma maskulinnya. Semua sudah di luar otak Caramel.
Yang membuat Caramel menutup mata rapat bukan karna itu. Tapi karna sebagian besar murid yang ada disana pasti tengah menatap ke arahnya.Caramel perlahan membuka matanya. Dan benar murid-murid yang ada tengah menatapnya. Tatapan yang berbeda-beda. Dan Caramel tentu saja sudah biasa dengan tatapan itu.
Caramel menatap cowok yang memanggilnya tadi. Pria itu sedang duduk di meja panjang bagian pojok bersama dua rekannya Revan dan Daylan.
Cowok itu tengah nyengir ke arah Caramel sambil melambaikan tangannya
"CARAMEL SINI CEPETAN. MAU MAKAN KAN????"Teriaknya lagi yang langsung mendapat pelototan dari Caramel
Fafa yang rupanya memang lapar tanpa menunggu lama langsung berjalan kepojok kantin tempat cowok itu duduk. Keke pun juga begitu.
Sedangkan Caramel hanya menepuk jidatnya. Jelaslah teman-temannya santai, disini yang malu hanya dia karna sejak tadi hanya namanya yang di teriakkan oleh sang kapten basket Abrega Arjuna Romeo.Mau tak mau Caramel akhirnya berjalan ke arah mereka. Dia menatap Abrega dengan tatapan tajam kemudian duduk disamping Fafa dan Keke yang sudah memakan bakso mereka entah sejak kapan pesennya. Tepat didepannya ada Abrega yang tengah tersenyum
"Mulut lo tu gak pernah disekolahin ya. Brisik banget. Pakek teriak-teriak. Gak bisa apa nyamperin baik-baik. Terus minta baik-baik. Gak usah pakek neriakin nama gue. Malu tau ga" omel Caramel tanpa jeda"Cerewet banget sih ni cewek. Males lagian gue harus jalan kesana. Mendingan langsung teriak, kan cepet"jawab pria itu enteng
"Padahal tadi si Rega udah gue bilangin buat nyamperin aja. Tapi tau sendiri kelakuan si setan satu ini"sahut Revan tanpa mengalihkan tatapannya dari layar ponsel yang dimainkannya
"Tu Revan aja bisa waras dikit. Kapan soh lo warasnya"celoteh Caramel
"Tu anak sembuhnya kalo udah punya pacar Car"jawan Daylan sambil memakan batagornya
"Diem Lan. Makan aja lo.
Cara emang lo gak laper apa dari tadi ngomel melulu???"tanya Abrega sambil memainkan sedotan jus mangganya namun matanya masih tetap mengawasi gadis di depannga"Tadi sih laper. Tapi karna lo teriak-teriak manggil nama gue. Gue udah kenyang"jawab Caramel sinis sambil membuang muka mengedarkan pandanggannya.
"Kalo gitu nikah sama gue aja yuk Car. Kan enak tu kalo lo laper gue tinggal teriak-teriak aja"goda Abrega yang membuat Fafa, keke serta Daylan tersedak makanan mereka. Sedangkan Caramel dan Revan langsung menatap tak percaya pada Abrega
Caramel menyipitkan matanya
"Gue...."ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri yang dijawab anggukan oleh Abrega"Nikah sama lo??" Tanya Caramel lagi dan di jawab anggukan lagi....
"Mimpi"sahut Revan sambil melepaskan tawanya yang langsung mendapat hadis jitakan dari Abrega
"Cie secara gak langsung Abrega ni ceritanya ngelamar"sindir Keke yang langsung mendapat tatapan horor dari Caramel dan tawa dari yang lain
"Mending gue gak usah nikah aja"jawab Caramel sekenanya
Gadis itu langsung meraih gelas jus Abrega dan meminumnya dari sedotan yang sama dengan Abrega.
Abrega hanya menatap Caramel sambil tersenyum begitu tipis sampai tak terlihat.
Sedangkan teman-temannya yang lain menatap Caramel tak percaya.
Caramel dan Abrega memang sering melakukan hal itu. Makan minum dari tempat yang sama, bahkan biasanya Caramel memakai baju-baju Abrega, memakai sepatu Abrega berbagi berbagai hal yang sama satu sama lain. Itu hal yang sering mereka lakukan. Namun tetap saja bagi teman-teman mereka, itu hal yan tidak masuk akal.Apalagi bagi penggemar Abrega, bila mereka melihat kemesraan mereka. Sudah pasti Caramel akan mendapat cacian dan ejekan serta hujatan dari fans Abrega
Caramel menatap teman-temannya dengan alis terangkat bibirnya masih menggigit ujung sedotan
"Kenapa?" Tanya gadis itu bingung sambil menatap satu persatu temannya yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tidak dia mengerti
Sedangkan Abrega menyandarkan punggungnya ke belakang sambil tetap menatap Caramel intens
Teman-temannya menggeleng kompak kemudian langsung melanjutkan kegiatan mereka masing-masing
"Keliatannya lo haus banget Cara" sahut Revan sekenanya
"Lanjutin geh minumnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Romancekisah cinta Caramel Vanilla Late pada sahabatnya sendiri Abrega Arjuna Romeo. Sahabat baiknya yang selalu ada disaat dia membutuhkan bahu untuk berdandar. kebersamaan mereka yang awalnya di dasari dari rasa nyaman berubah jadi sayang dan tanpa salah...