9. KESADARAN

14 0 0
                                    

Abrega mengendarai mobilnya pelan , mengedarkan pandangannya kesegala arah.
Sejak 3 jam lebih cowok itu sudah berkendara untuk mencari Caramel namun hasilnya nihil.

Semua teman mereka juga membantu mencari gadis cantik itu.
Abrega sudah frustasi. Puluhan tempat yang sering bahkan jarang di kunjungi Caramel telah dia jelajahi. Namun dimana gadis itu.

Abrega menggenggam setir dengan erat sampai buku tangannya memutih. Matanya memerah menahan semua emosinya. Mencoba mengenyahkan segala pikiran buruk tentang gadis cantik itu.

"Lo dimana sih Cara.plis jangan kaya gini"bisik Abrega pelan

"Jangan ngelakuin hal bodoh Caramel. Plisss....."

Abrega langsung meraih ponsel yang ada di kursi sampingnya. Memainkannya sebentar sebelum menempelkannya di telinganya

" gimana udah ada kabar belum Van?" Tanya Abrega pada Revan

"Belum ada perkembangan sama sekali ga. Gimana sama anak buah bokapnya Cara udah ada kabar belom?"Suara Revan terdengar bising terlihat pria itu di tengah keramaian

"Belum juga Van.  Anak-anak yang lain gimana?"

"Sama aja Ga. Gak ada tanda-tanda" jawab Revan pelan

Abrega menghela nafasnya pelan
"Yaudah lah. Ini udah hampir tengah malem. Kalian semua mendingan balik dulu. Nanti kalo ada perkembangan gue hubungin"jelas Abrega

"Ya nanti anak-anak yang lain gue bilangin. Tapi lo izinin gue sama Daylan dan beberapa anak cowok nyari Caramel lagi ya bro?"tawar Revan di ujung sana

"Oke. Makasih banget ya Van. Dan sampein ucapan makasih gue ke yang lain" setelah mengucapkan itu Abrega langsung mematikan sambungan teleponnya kemudian melempar ponselnya ke kursi penumpang

"Bangsat...." desis Abrega marah

"Caramel Vanilla Latte" bisiknya pelan. Sangat pelan

============

Abrega memasuki rumah Caramel tanpa hasil.

Ia menatap orang tuanya dan orangtua Caramel yang tengah cemas. Anggun mama Caramel masih tetap menangis dipelukan mamanya.
Papa Abrega sedang sibuk menghubungi teman-temannya mencoba mencari informasi. Sedangkan Aryo papa Caramel hanya duduk tegang sambil menatap tajam ponsel di tanggannya.

Abrega masuk semakin dalam. Orang pertama yang menyadari keberadaannya adalah mamanya sendiri

"Abrega. Gimana nak? Sudah ada kabar? Apa Cara menghubungi kamu?" Tanya mamanya tak sabaran yang dibalas gelengan pelan dari Abrega

Semua orang yang berada diruangan itu mendesah kecewa. Mama Caramel kembali menangis.

Abrega menatap Papa Caramel dan berjalan ke arah pria yang sudah ia anggap sebagai ayahnya sendiri

"Gimana om??" Tanya Abrega setelah duduk disamping Aryo

"Belum ada perkembangan Ga. Sedari tadi dia hanya mengirim pesan tanpa mau membalas pesan atau telepon dari Om. Dan sekarang ponselnya mati"jawab Aryo sambil mengacak rambutnya frustasi

"Caramel. Kemana kamu sayang. Maafin papa nak"bisik Aryo pelan

"Brengsek" maki Aryo sambil membanting ponselnya hingga hancur berkeping-keping

"Sabar bang. Caramel pasti pulang" ucap Bagas papa Abrega yang duduk di sofa sebelah Aryo

"Ini salahku Gas"desis papa Caramel

"Ya ini memang salahmu. Kamu terlalu jahat pada Caramel yang merupakan putrimu sendiri. Kamu anggap dia orang lain. Teganya kamu menyampaikan rencana perceraian kita dan membawa anak harammu itu saat hati anak kita hancur" ucap Anggun berapi-api sambil menangis
Sedangkan Aryo banya pasrah

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang