7. CARAMEL VANILLA LATTE

12 0 0
                                    

Caramel masih terus berjalan tanpa arah tujuan. Dia ingin sendiri untuk sementara waktu.
Dia tak ingin membuat sahabat-sahabatnya khawatir.

Gadis itu mengedarkan pandangannya kepenjuru jalanan yang gelap dan sepi. Penerangan dijalan itu hanya beberapa lampu jalanan.
Setelah memastikan ayahnya tak mengikuti, Caramel memilih melewati jalanan sepi yang jarang di jangkau oleh orang-orang. Ia takut orang suruhan ayahnya akan menemukan dirinya.

Caramel memeluk tubuhnya yang masih berbalut seragam sekolahnya yang masih lengkap melekat ditubuhnya.
Sekarang hampir tengah malam, dinginnya hembusan angin menusuk bagai jarum di kulitnya.

Perlahan air matanya menetes menganak sungai dipipi gadis cantik itu.

Caramel mengeluarkan ponselnya dari saku almamaternya dan mengetik sebuah pesan

Saya merindukan anda jauh sebelum anda pulang dengan gadis kecil itu. Saya pikir anda juga merindukan saya sebesar saya merindukan anda. Apakah penantian saya selama ini menunggu seorang ayah adalah sebuah hal yang sia-sia. Anda anggap apa saya selama ini. Bertahun-tahun saya menantikan ayah saya untuk pulang, ayah saya yang dulu penuh kehangatan. Namun nyatanya selama beberapa tahun ini bukan ayah saya yang datang menemui saya. Bahkan saya tak mengenal orang tersebut. Sosok anda menjadi tanda tanya besar untuk saya. Kemana ayah saya. Apakah anda tau????

Send. Daddy

Sekarang yang saya ingat hanyalah kenangan-kenangan kecil tentang ayah saya. Siapa yang telah mengubah anda? Apakah wanita murahan yang menjijikkan itu. Wanita yang hanya mengejar sebuah material hidup. Kurang apa Mama saya, dia telah memberikan hidupnya untuk anda tapi apa balasan anda selama ini. Apakah anda memilih membesarkan anak wanita itu dari pada saya anak anda sendiri. Jangan anda fikir saya tidak tau bila wanita murahan itu memiliki anak sebaya denganku. Anak wanita simpanan anda dengan suami terdahulu. Oh ataukah anak dari selingkuhannya pria hidung belang terdahulu.... Saya tau segalanya, namun saya mencoba diam. Dan asal anda tau diam saya telah menggerogoti hidup saya.

Send. Daddy

Caramel masih terus berjalan pelan dengan mengetik pesan untuk ayahnya. Dia harus menyelesaikan apa yang ada dipikirannya. Semua belum selesai sampai dia mati dan mungkin sampai mayatnya akan ditemukan

Saya tidak tau mengapa wajah gadis kecil yang anda akui sebagai anak anda itu sangat mirip dengan saya. Jujur saya jijik melihatnya. Anak hasil hubungan gelap mengapa  wajahnya sangat mirip dengan saya.

Anda adalah orang terjahat bagi saya. Anggap kita tak pernah bertemu atau memiliki ikatan tertentu. Pergilah keujung dunia bersama para perebut kebahagiaan orang itu. Tinggalkan saya dan Mama dan jangan pernah anda kembali lagi.
Maaf bila saya pernah mengecewakan anda tuan ARYO LAWWI LATTE.

Jangan datang diacara pemakaman saya tuan Aryo yang terhormat.

Send. Daddy

Air mata gadis itu tak kunjung kering. Air mata tak tau diri itu tetap menetes terus menerus.

Mama, Caramel sayang sama Mama. Maaf kalau selama ini Caramel sering bikin Mama nangis. Caramel sayang Mama.

Send. MAMAKU

Puluhan bahkan ratusan pesan dan panggilan yang ia terima tak ia perdulihan. Setelah ia mengirimkan pesan terakhirnya pada sang Mama. Caramel langsung membanting handphonenya ke jalanan aspal sekuat-kuatnya, hingga benda itu hancur berkeping-keping.

Gadis itu melanjutkan langkahnya dengan langkahnya yang lemah. Hingga ia tiba di pertigaan jalan raya yang ramai. Caramel menggigit bibirnya yang terasa kebas. Matanya panas. Hatinya remuk.

Suara guntur menyita perhatian gadis cantik itu.
Caramel menengadahkan kepalanya menatap langit malam yang kelabu dengan mendung. Menit berikutnya hujan turun dengan sangat deras.
Wajah Caramel yang menengadah tersenyum menyadari turunnya hujan.

"Bahkan semestapun ikut menangis mengetahui diriku hancur"gumamnya dengan senyum penuh kepedihan

Caramel menatap kendaraan yang berlalu lalang didepannya dengan pandangan kosong. Tak ada tempatnya untuk pulang lagi  tidak ada yang dia tunggu lagi.

"Abrega maaf...........
aku mencintaimu" setelah mengucapkan kalimat sakral itu Caramel melangkah maju. Klakson mobil pun mulai terdengar bersauntan di telinganya. Namun tak urung membuatnya takut.
Beberapa mobil bisa menghindari Caramel mengendalikan kendaraan mereka. Beberapa pengendara mulai mengumpat.

Teriakan beberapa orang didalam mobil pribadi tak ia gubris. Hingga sebuah truk yang kehilangan kendali karena sopir yang mabuk tak menghiraukan gadis rapuh yang berdiri di tengah jalan.




BRAAAKKKK.....

Suara benda bertumbukan antara besi berjalan dengan seongok daging. Suara decitan memekakkan telinga. Pengendara lain memekik dan berhenti. Merasa iba.
Kecelakaan itu tak bisa terhindarkan.

Caramel terlempar sampai beberapa meter. Dan terbanting dikerasnya aspal dengan amat keras. Darah segar yang keluar dari pelipis gadis itu mulai membasahi jalanan. Bau amis dan cairan berwarna merah pekat.

Mata Caramel masih terbuka. Ia masih bisa melihat orang-orang berlari mendekat ke arahnya.
Seragam sekolah putihnya sudah ternodai dengan darahnya sendiri.

Jangan...jangan selamatkan aku. Biarkan aku mati.

Jeritnya kepada orang-orang disekitarnya walau tak terdengar suara apapun dari bibirnya.

Caramel mulai menutup matanya. Ia tak merasakan sakit sama sekali. Yang ada hanya rasa sesak didadanya. Hingga gadis cantik itu kehilangan kesadarannya tepat saat mobil ambulance datang.

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang