3. Nonton

14 0 0
                                    

Pagi itu hujan mengguyur kota jakarta dengan derasnya. Membuat siapa saja malas melakukan aktivitas diluar sekolah, seperti murid-murid di SMA Pandhawa. Sekolah tersohor dan terbesar di Jakarta.

Caramel berjalan seorang diri di koridor sekolahnya menuju kekelasnya dilantai 2. Suasana sekolah sudah sedikit ramai. Banyak siswa-siswi berlalu lalang. Namun saat dia melewati kelas XI Mipa 3, kelas Abrega dan teman-temannya langkahnya terhenti. Pintu kelas itu terbuka. Didalam kelas hanya ada beberapa orang.

Dia diam menatap pemandangan yang disuguhkan.
Abrega tengah menggenggam tangan seorang gadis yang ia yakini itu adalah adik kelas yang sedang digosipkan dekat dengan Abrega yaitu Gisha. Mengapa gadis itu ada di sini. Bukankah harusnya ruangannya ada di lantai satu.

Dari jarak yang jauh sekalipun ia dapat melihat bahwa adik kelasnya itu adalah gadis yang cantik.
Kemudian tatapannya turun menatap tangan mereka yang saling menggenggam itu. Otaknya langsung berjalan mundur mengingat kejadian beberepa hari lalu saat tangannya dan tangan Abrega saling menggenggam. Dan sekarang pria itu tengah menghenggam tangan wanita lain.

Caramel tersenyum tipis menyadari kegilaan dari sahabatnya yang satu itu.
Sudah biasa ia di beginikan. Ia sudah biasa jadi pacar pura-pura Abrega, ia juga sudah biasa menemani Abrega pacaran atau yang lain. Namun entah mengapa sekarang ini rasanya berbeda. Ada rasa tak rela pada dirinya.

Caramel langsung mengheleng mengenyahkan pemikiran gilanya tentang Abreno
"Serah lo dah mau ngapain"gumamnya sambil menatap Abrega yang tengah menatap tanpa sedikitpun menyadari keberadaan Caramel dan pria itu malah tertawa pada gadis didepannya. Caramelpun pergi dari tempat itu, melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

-----____------

Abrega tengah bermesraan dengan adik kelas yang sudah dikenalnya hampir satu bulan ini. Memang Abrega yang meminta gadis itu agar menghampiri Abrega kekelas pria itu, agar dia tidak ribet berurusan dengan cabe-cabean di kelas satu. Tahu sendiri the most wanted gak bakalan bisa hidup tenang

Gadis dihadapannya ini memang cukup cantik dimatanya, seimbang dengan mantan-mantan Abrega.

"Kak aku balik kekelas ya. Malu"ucapnya rendah kemudian memandang kesekelilingnya yang mulai ramai

"Nanti dulu lah. Ga papa , mereka gak bakalan gigit kok"goda Abrega

Abrega menatap tangannya yang menggenggam tangan adik kelasnya itu sambil sesekali memainkannya

"Ya elah Gaa pantesan si Cara ngambek orang lo lagi berduaan sama cewe lain" kata Revan yang tiba-tiba datang

Abrega langsung menatap temannya penuh tanya.

Seolah mengerti dengan tatapan Abrega Revan langsung menjelaskan
"Tadi gue abis dari kamar mandi. Eh gak sengaja ketemu Cara. Waktu gue sapa dia cuek terus dingin banget ke gue. Padahal biasanya adem ayem tu cewek, eh gak taunya ini to penyebabnya" jelasnya sambil berjalan melewati Abrega yang tengah diam terpaku, ia berjalan ke arah bangkunya tepat di belakang Abrega

"Alah ngarang lo. Orang Caramel gak lewat sini kok. Kalaupun lewat pasti gue tau. Mungkin itu bukan Caramel tapi orang lain"jawab Avrega

"Tapi tadi Caramel emang berdiri didepan kelas lo Ga. Ngeliatin lo malahan lama banget" sahut Ayu teman sekelas Abrega yang sedang berada tak jauh dari tempat duduknya.

Abreha langsung menengok kearah Ayu sontak genggaman tangannya pada Gisha, membuat gadis itu langsung cemberut

"Beneran Yu"tanya Abrega tak percaya

Ayu dan beberapa temannya mengannguk
"Iya lama banget dia berdiri didepan pintu"

Abrega langsung membuang nafas frustasi. Sedangkan Revan tertawa mengejek. Beginilah jadinya.

"Emang siapa sih kak yang namanya kak Caramel. Pacar kakak ya" tanya Gisha hati-hati

"Dia sahabatku Gi"jawab Abrega

"Lo kalo cuma sahabat kakak gak perlu bingung dong. Kan cuma sahabat bukan pacar"sahut Gisha heran

Abrega tertegun. Benar apa yang di bilang gadis ini. Seharusnya Abrega tak perlu bingung. Karna tentu saja Caramel tak berhak atas hubungan pribadinya. Namun entahlah dia merasakan gelisah mengingat apa yang dikatakan teman-temanya.

Apalagi kemaren dia bilang. Kalo dia gak suka sama cewek dihadapannya ini. Abrega juga sudah berjanji satu hal pada Caramel dan secara tidak langsung dirinya mengingkari janji itu

Abrega mengacak rambutnya kasar.
Dia menatap gadis dihadapannya yang juga tengah menatapnya
"Kamu balik kekelas ya ini kan sudah mau masuk" ucap Abrega kemudian berjalan cepat keluar kelas menuju kelas Caramel tanpa menunggu jawaban dari Gisha. Gadis itu mencebikkan bibirnya dan mengehentak-hentakkan kakinya sebelum pergi keluar kelas.

Sedangkan Revan hanya tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
"Giliran gitu aja bingung. Kenapa bego gak ilang-ilang sih Ga"gumamnya

___-----___

Abrega segera memasuki kelas Caramel yang sudah rame. Dan tak kalah gaduh dari kelasnya. Dia menatap kepenjuru kelas namun tak menemukan yang ia cari. Abrega hanya melihat Keke dan Fafa tengah asik mengobrol

Pria itu langsung menghampiri ke dua sahabanya itu. Fafa dan Keke yang menyadari kehadirannya langsung melambaikan tangan
"Hai Ga"

"Hi. Eh Caramel di mana?" Tanya pria itu langsung to the point ana

"Yailah Ga basa-basi dikit kek. Nanyain kabar kek"cicit Fafa yang mendapat anggukan dari Keke

"Sorry-sorry. Tapi gue ada urusan sama Cara"

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang