Dua

37 7 1
                                    



Disinilah Adina sekarang. Di sebuah tempat yang selalu menjadi tempat pelariannya ketika otaknya sudah benar-benar jenuh dalam menerima pelajaran di sekolah. Jarak antara tempat ini dan sekolahnya tidak terlalu jauh. Tempat ini merupakan tempat terbuka menyerupai gang kecil yang hanya dibatasi oleh pagar yang selalu terbuka, yang memungkinkan Adina bisa masuk kapan saja. Tempat ini sederhana, hanya terdapat sebuah kali atau selokan dan sebuah tingkatan tinggi seperti tangga. Walaupun tempat ini berbatasan dekat dengan jalan di komplek; sehingga tak jarang kendaraan-kendaraan beroda dua maupun beroda empat melewati gang ini, Adina selalu menyukai tempat ini karena tempat ini selalu sepi, sehingga ia selalu merasa bahwa tempat ini adalah miliknya dan hanya ialah yang bisa masuk ke dalam tempat ini tanpa sepengetahuan orang lain. Tempat ini hanya diketahui olehnya dan Manda, teman terdekatnya. Adina menemukan tempat ini pun bersama Manda ketika mereka sedang berjalan-jalan mengelilingi komplek sekolahnya.

Biasanya, Adina mengunjungi tempat ini sepulang sekolah. Namun, entah mengapa kali ini, ia benar-benar sangat ingin mengunjunginya. Mungkin karena ia sedang ingin menyendiri dan menenangkan pikirannya. Sehingga ia memutuskan untuk membolos selama pelajaran kimia.

Sudah satu jam lebih Adina berada dalam gang tersebut. Yang ia lakukan hanyalah berdiam diri, memejamkan matanya dengan earphone yang terpasang di kedua indra pendengarannya. Lagu yang ia putar adalah "Tiger JK – Reset (feat. Jihsil of Mad Soul Child", yang menjadi Original Soundtrack dari salah satu drakor favoritnya, "Who Are You: School 2015". Tak jarang ia ikut menyanyikan lagu tersebut.

nae mame gipi gadeuk chabeorin

gongheohhan sesang nareul guhaejwo

I wanna reset, I wanna reset, I wanna reset

eodume gathin oeroun nunbit

nae soneul jaba jul saram eopsna

I wanna reset, I wanna reset, I wanna reset

Begitulah salah satu bait yang Adina nyanyikan, atau bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka artinya adalah :

Ada ruang kosong di dalam hatiku, tolong selamatkan aku

Aku ingin mengulang kembali semuanya

Tatapan mata yang kesepian terjebak dalam kegelapan

Apakah ada orang yang mau menggenggam tanganku?

Aku ingin mengulang kembali semuanya

Tepat di pertengahan lagu, kristal bening dari matanya mengalir. Adina teringat pada sebuah insiden 11 tahun silam, ketika ia berusia 8 tahun, dan Ashira berusia 7 tahun. Kejadian yang membuat hidupnya berubah 180 derajat. Adina berandai bila kejadian itu tidak terjadi, maka ia yakin, saat ini, ia masih bisa merasakan kasih sayang kedua orang tuanya dan keharmonisan keluarganya. Seperti lagu yang ia nyanyikan tadi, ia memang ingin mengulang kembali semuanya.

Tak lama kemudian, handphone Adina bergetar dan menampilkan sebuah notif "LINE" dari teman dekatnya, Manda.

Mandut : Heh

Mandut : Dimana lo?

Mandut : Ya elah, diread doang..

Mandut : Cepet woy, pelajaran ntar lagi mulai

Adina : O

Mandut : Keyboard lo kurang huruf ya? Gue chat panjang lebar lo jawab cuma "o" doang?

Adina : G

Mandut : Heh Dinong, lo dmn sih? Masa dari tadi di toilet? Lama amet dah lu boker.. Cepet balik ke kelas skrg!

Adina : Gabisa, Mandut sayang, gue lagi di gang yg dulu kita temuin, kalo Bu Rosa nanya gue kemana, bilang aja gue pusing jadi gue ke UKS, makasi, Ndut! Unchh.. Laffyu!

Mandut : Tumben-tumbenan lo bolos, Din.

Mandut : Omaigat, Din! Gue baru sadar, username gue di HP lo masih aja "mandut"? GANTI SEKARANG JUGA DAN JANGAN PERNAH MANGGIL GUE MANDUT.

Mandut : kalo lo masih aja batu, gue bakal bilangin ke Bu Rosa kalau lo bolos!

Adina tak menghiraukan pesan ancaman Mandut dan segera mematikan handphone nya. Ia hanya cengengesan membayangkan bagaimana ekspresi wajah sahabatnya kini yang enggan dipanggil Mandut. Mandut merupakan panggilan sayangnya terhadap Manda yang merupakan singkatan dari Manda Gendut.

***

"Thanks, Vin," ucapnya seraya keluar dari mobil Vino dan melambaikan tangannya. Setelah mobil Vino hilang dari pandangannya, ia pun melangkahkan kakinya masuk ke rumah dengan berat hati. Rumah yang tidak seperti rumah bagi Adina. Menurutnya,ia lebih baik menghabiskan waktu diluar ketimbang harus berada di rumah. Adina membuka pintu rumah dan masuk tanpa mengucapkan salam, tak ada pula yang menyambut kehadirannya.

Setelah Adina sampai di kamarnya, ia langsung menghempaskan dirinya ke ranjang. Tangan kanannya merogoh sebuah pigura foto di atas nakasnya. Foto itu merupakan sebuah kolase foto yang menampilkan dirinya dan Ashira sedang berpelukan. Keduanya tertawa lepas. Foto itu tak sengaja diambil oleh ayahnya ketika mereka sedang bermain bersama ketika liburan sekolahnya. Foto selanjutnya merupakan foto dirinya bersama Ashira ketika mereka sedang berbincang-bincang ringan di sebuah kursi taman. Sedangkan foto selanjutnya merupakan foto dirinya sedang mengobati luka adiknya ketika Ashira pertama kali belajar naik sepeda dan terjatuh hingga terluka. Di foto itu, tampak Adina sedang mengobati luka Ashira dengan memberinya obat merah dan membalutnya dengan kain kassa, sedangkan Ashira sedang meringis kesakitan dan memegang tangan kakaknya, Adina.

Tangannya terus mengusap foto tersebut dan tanpa ia sadari benteng pertahanannya pun runtuh. Kini air matanya telah membasahi kedua pipinya. Jujur, Adina sangat merindukan masa-masa itu. Masa-masa dimana ia sangat dekat dengan adiknya, Ashira. Adina tak menyangka bahwa dulu ia bisa sedekat dan seakur itu dengan Ashira. Adina tak yakin jika masa-masa itu dapat terulang kembali sekarang, setelah kejadian 7 tahun silam itu dan segala fitnah-fitnah tuduhan Ashira terhadapnya.

Gue kangen kita, Ra. Gue kangen kenangan-kenangan indah kita sewaktu dulu. Walau gue tahu sekarang semuanya berbeda, gue tahu lo benci banget sama gue. Lo bisa nganggep kalau gue bukan kakak lo atau bahkan gue bukan siapa-siapanya lo lagi. Tapi, sampai kapan pun gue masih nganggap lo sebagai adik gue satu-satunya. Maafin gue karena nggak bisa jadi kakak yang baik, Ra. 

Take My Pain AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang