part 17

498 43 4
                                    

Elea mendengarkan mereka berdebat , dia menghela napas dan pusingnya mendera lagi dab kali ini sakitnya lebih dari sakit yang dimobil tadi , darah pun merembes keluar dari pangkal hidungnya , Elea pun langsung jatuh pingsan tak sadarkan diri dan Abrian serta Levin yang sedang berdebatpun kaget nelihat Elea yang langsung jatuh taksadarkan diri

"Eleaaaaaa"pekik Abrian dan Levin bersamaan

***

Mereka terkejut mendapati Elea yang sudah terkapar tak sadarkan diri , Abrian langsung menggendong Elea untuk dibawa kerumah sakit

"Tolong buka pintu mobilnya!buruaann!"pinta Abrian pada Levin dan Levin hanya menurut , lalu Abrian meletakan Elea dikursi belakang

"Gue ikut lo kerumah sakit nganter Elea"pinta Levin , Abrian sedikit diam

"Heh buruan , lo mau Elea kenapa-kenapa?!"

"Yaudah buruan"


Mereka pun pergi menuju rumah sakit.setelah sampai Abrian langsung kedalam rumah sakit untuk memanggil suster untuk membantunya , sedangkan Levin dia langsung membopong  Elea masuk rumah sakit , akhirnya Elea pun dibawa kedalam ruang ICU , meninggalkan Abrian dan Levin dalam kekhawatiran yang luar biasa.

Mereka samasama diam , sibuk dengan pikirannya masing-masing

Semoga Elea gapapa Tuhan , hanya dia yang kupunya saat ini , jangan ambil dia tuhan doa Abrian

Kuatkan Elea ya Allah , semoga dia baikbaik aja doa Levin

"Mending lo balik ke sekolah vin"ujar Abrian

"Gak!gue mau disini aja nunggu Elea"tolak Levin

"Tapi lo bakal bolos kalo lo disini terus"

"Biarin aja, yang penting gue bisa memastikan kalo Elea baikbaik aja , kalo lo mau kembali kesekolah silahkan aja , biar gue yang disini"

"Gak!gue mau disini aja , gue juga harus mastiin kalo Elea gapapa"

Levin memincingkan matanya "sebenernya lo ada hubungan apa sama Elea?" Tanya Levin yang membuat Abrian sedikit tersentak

"Gaada , gue gaada hubungan apaapa sama Elea"

"Tapi gue perhatiin lo khawatur banget sama dia"

"Ya kan dia---"

"Dia apa?"

"Dia ---"

Duh apaan ya?kalo gue kasih tau nanti Elea marah bisa ribet urusannya pikir Abrian

"Heh!kok lo malah bengong"

"Gue sama dia itu tetanggaan jadi ya wajarlah gue khawatir sama tetangga gue sendiri nah lo yang bukan siapa-siapa nya khawatir banget"

"Nih ya asal lo tau bang gue itu calon siapa-siapanya Elea "kata Levin bangga

"Baru calon aja bangga"kata Abrian sinis

"Bodo"

Taklama mereka saling diam lagi , hingga 5 menit kemudian dokter yang sedang memeriksa Elea pun keluar

"Gimana dok , gimana keadaannya"tanya Abrian

"Saya harus bicara pada orang tua nya"kata dokter itu

"Saya ---"baru Levin akan menjawab tapi Abrian sudah menyela

"Saya kakaknya dok , orangtuanya sedang ada diluar negri"

"Baiklah , mari ikut keruangan saya" ucap dokter itu dan Abrian pun mengangguk

"Lo disini aja , jaga Elea!kalo sampe Elea kenapakenapa gue gantung lo di monas" ucap Abrian seraya pergi

Levin hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil mengucap "sadis amat"

***

Abrianpun mengikuti dokter itu (ps.dokternya cowok ya)

"Jadi gimana keadaan adik saya dok?"

"Kesehatan adik anda menurun"

Empat kata yang mampu membuat Abrian menundukkan  kepalanya

"Apa penyakitnya masih bisa diobati?"

Dokter itu tersenyum"segala penyakit pasti ada obatnya , hanya saja sekarang jarang ditemukan orang yang selamat dari penyakit itu"

"Penyakit apa sebenarnya itu dok?"

"Kanker otak yang mempunyau nama ilmiah brain cancer adalah tumor otak ganas yang dapat menyebar dengan cepat ke bagian lain dari otak dan tulang belakang. Perlu diketahui, tidak semua tumor otak bersifat ganas dan bisa dikategorikan sebagai kanker. Tapi yang sekarang dihidap oleh adikmu sudah mencapai stadium 3 yang berarti tumornya sudah tidak jinak lagi"

"Bagaimana cara menanganinya?"


"Selama ini yang kita lakukan hanya memberi Elea obat dan itu bukan untuk menyembuhkan tapi untuk memperingan , ada juga yang kemotrapi tapi itu juga bukan untuk menyembuhkan melainkan untuk memperlambat pengembangbiakan penyakitnya"

"Jadi apa adik saya bisa sembuh?"

"Tidak ada yang tidak mungkin selagi Allah masih memberi jalan"kata dokter itu tersenyum

"Lalu apakah adik saya harus di kemo?"

"Mau tidak mau , mungkin kalau tidak kita kembalikan lagi pada Tuhan"

"Lakukan yang terbaik untuk adik saya dok , berapapun biaya nya akan saya tanggung asalkan adik saya bisa sembuh"

"Kami akan melakukan yang terbaik untuk adik anda"

"Baiklah dok , kalo begitu saya permisi dok"ucap Abrian pamit dan dokter itu hanya mengangguk

Setelah Abrian keluar dia pun meneteskan airmata

Lo udah kesiksa sama masalah keluarga de , dan sekarang lo juga  disiksa sama penyakit kanker pikir Abrian

Abrian menghapus airmatanya dan menuju ruang ICU . Disana dia masih melihat Levin yang ada diluar , Levin yang menyadari ada Abrian pun langsung berdiri

"Gimana?apa yang diomongin lo sama dokter?Elea sakit apa?sakitnya parah ga?bang jawab dong lo kok diem aja si?"ucap Levin yang memberondongi Abrian dengan pertanyaan

"Lo nanya udah kayak nge rap cepet banget"

"Gue serius , kambing! Lo becanda diwaktu yang gak pas "

"Lah gue ngomong sesuai fakta cuy"

"Yaudah bodo amat dah , jadi Elea kenapa?"tanya Levin

Abrian memasang gestur muka serius yang memandang Lrvin dengan tatapan sendu

"Elea ---"






















Bosen ya?maaf kalo emang ceritanya ya gitu lah .

Ini murni dari pemikiran saya ya , ya walau mungkin ada yang sama dikit , tapi sumpah deh ini murni pemikiran saya!

Leave [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang