Astraphobia

226 25 4
                                    

"Aku memang bukan siapa siapanya, tapi kenapa ya aku tidak suka kalau Jinyoung membuatkan bekal untuk orang lain juga?" kata Mark dalam hati.

HAI READERS KU SEMUA (readers ku masih ada ga ya😭)
Kembali lagi diff ala ala ini. Lama tak berjumpa. Udah 2 tahun ya ga update? HAHAHAHA, mianeee. Oh iya kalo ada scene yg kalian ga ngerti atau ada yg bingung sama kata katanya tanya aja dikomen ya~ dichat juga gpp sih. Daripada nanti bayangan cerita yg kalian pikirkan sama yg aku pikirkan beda hayoo. Okedeh siap iya sip LANJUT!

"Terimakasih Jackson, tapi maaf aku sedang tidak lapar sekarang," kata Mark berbohong. Karena sejujurnya dia masih lapar.

"Oh yasudahlah." Akhirnya Jackson pun menawarkan sandwich itu kepada teman sekelas lainnya.

-malamnya-

Entah mengapa Mark masih kesal dengan kejadian disekolah tadi.
"Kau tidak seharusnya kesal Mark. Pacar? Bukan. Sahabat? Juga belum bisa dibilang sahabat. Jinyoung hanya membuat bekal kepada Jackson. Tidak lebih. Itu juga karena Jackson menolong Jinyoung kemarin. Jangan terlalu berharap Mark. Kau ini kenapa?" Kurang lebih itulah yg dipikirkan Mark sekarang.

From : MT
To : JY

"Jinyoung, apa kau sudah tidur?"

"Kau sedang apa?"

"Pasti sudah tidur ya? Hujan hujan seperti ini memang paling enak tidur hahaha"

Read

"Eh? Dia masih bangun ternyata. Tapi kenapa tidak dibalas ya? Yasudah aku telfon saja," kata Mark dalam hati.

Sudah yang ketiga kalinya Mark menghubungi Jinyoung tapi tidak diangkat juga.

"Apa Jinyoung belum pulang? Ah tapi masa iya sudah malam begini. Akh dasar kerja kelompok sialan, aku jadi tidak bisa mengantar Jinyoung pulang hari ini." -mt

-Kamar Jinyoung-

Handphone Jinyoung tergeletak dilantai dalam keadaan menyala. Tadinya ia ingin mengirim pesan kepada Mark namun suara petir membuat tangannya gemetar dan menjatuhkan handphonenya.

Dari kecil sebenarnya Jinyoung memiliki phobia dengan petir. Seperti sekarang ini. Jinyoung menutupi telinganya dengan kedua tangannya, menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan menahan tangis.

Notif dari Mark terus masuk hingga...

TOK TOK TOK 

"Jinyoung." -mt

TOK TOK TOK 

"Jinyoung, Apa kau didalam?" Mark tahu Jinyoung ada didalam ia bisa mendengar suara isakan tangis Jinyoung.

"Jinyoung tolong buka pintunya!" -mt

Ya, itu Mark. Mark terus mengetok-ngetok pintu kamar Jinyoung. Akhirnya Jinyoung membukakan pintu dan mencoba untuk terlihat biasa saja didepan Mark. Namun tidak bisa, bagaimana bisa wajah pucat dengan mata berair, badan gemetar serta berkeringat itu dibilang biasa saja.

GREP

"Hey kau kenapa? Apa yang terjadi? Ceritakan padaku." kata Mark dengan khawatir.

Jinyoung hanya diam menahan tangis tanpa mengucap sepatah kata pun dalam dekapan Mark.

"Biarkan aku menginap disini malam ini." Mark merasa ada yang tidak beres pada Jinyoung.

-

Hujan mulai reda, Jinyoung pun mulai lebih tenang. Mark yang sadar akan hal itu memilih untuk menanyakan kembali apa yang telah terjadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

School Forever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang