Khitbah

2.1K 312 18
                                    

"Assallamualaikum, Mami!" Prilly menelpon maminya dengan mengucap salam membuat maminya ingin melonjak kesenangan. Ada perubahan terhadap anak gadisnya dan ia sangat senang. Lebih lembut dan mengucapkan salam pula.

"Wa'alaikumsalam, sayang!" Sahut maminya takjub.

"Mami, gimana kabarnya? Papi juga?" Tanya Prilly terdengar antusias. Ia tak tahu maminya diujung telpon memegang dadanya yang membuncah bahagia mendengar pertanyaan anak gadisnya. Yang ia tahu setiap minggu ketika ditelpon atau menelpon isi keluhannya hanya kalimat bosan dan ingin pulang karna tak betah.

"Alhamdulilah, baik dan sehat sayang, Ily sendiri gimana?" Mami balik bertanya dengan nada yang sama antusias.

"Alhamdulilah Mi, Ily sehat!" sahut Ily.

"Mami dan Papi besok ke pesantren jemput Ily," ucapan maminya mengejutkan gadis itu.

"Ohya?"

Antara senang dan sedih Ily mendengarnya. Senang karna akan kembali kehabitat asalnya, sedih karna akan berpisah dengan teman-teman yang sudah mulai akrab.

"Ada yang ingin mami dan papi bicarakan juga tapi harus secara langsung!" kata maminya lagi.

"Apa sih, Mi, boleh tau sekarang nggak, Ily kan jadi penasaran?" Prilly mengeryitkan dahinya.

"Nanti besok Ily juga tau!" ucap mami membuat Prilly mendesah kecewa.

"Sekarang, Mi..." rengek Prilly.

"Nanti saja sayang, mami butuh bicara secara langsung."

"Nggak mau mami pokoknya sekarang, ayolahhh...." Paksa Ily. Rasanya dia takkan sabar menunggu besok.Jangan biarkan ia mati penasaran karna menduga-duga apa yang akan dibicarakan orangtuanya.

"Ada yang mengkhitbah kamu, sayang!" Akhirnya mami terdengar mengalah dan mengatakan sesuatu yang membuat Prilly justru tak paham.

"Mengkhitbah? Apa itu Mi?" Prilly mengeryit heran.

"Nah kan panjang penjelasannya, nanti mami ceritakan!" ucap mami lagi.

Sebenarnya Prilly masih penasaran. Tapi ia pikir sudahlah, nanti ia bisa bertanya pada Mala atau Ustadjah Okky. Prilly menutup telpon dan menelpon Radit. Panggilannya tak dijawab hingga ke lima kalinya.

"Ck. Kemana sih ni orang? Kenapa susah banget ditelpon tiap hari minggu, udah tau juga aku baru bisa ditelpon hari minggu?" Prilly berdecak karna Radit tak juga menerima panggilan telpon darinya.

"Assallamualaikum!" sebuah suara mengagetkan Prilly lalu ia melihat ustadjah Okky berdiri dihadapannya sekarang.

"Wa'alaikumsalam, ustadjah!" Prilly tersenyum pada Ustadjah Okky yang baru datang dengan senyuman.

"Saya cuma mau menyampaikan pesan orangtua kamu, Prilly!" ustadjah berkata sambil duduk disamping Prilly.

"Iya ustadjah, soal besok saya dijemputkan ya," tebak Prilly.

"Iya, selain itu saya juga mau ngucapin selamat pada Prilly sudah di khitbah calon mertuanya!" ucap ustadjah Okky dengan wajah sumringah.

"Dikhitbah calon mertua?" Prilly bertambah heran. Sudah tidak tau arti khitbah ada calon mertua lagi disebut-sebut.

"Maaf, ustadjah, boleh saya bertanya, apa itu khitbah?"

Ustadjah Okky tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Prilly dengan wajah yang lucu itu.

"Khitbah itu artinya dipinang, kalau mengkhitbah artinya meminang,"

"Dikhitbah artinya saya dipinang??"
Mata Prilly hampir melotot dan Ustadjah Okky mengangguk tersenyum lagi.

"Khitbah dengan dikasrah 'kho"nya berarti pendahuluan "ikatan pernikahan" yang maknanya permintaan seorang laki-laki pada wanita untuk dinikahi. Dan hal ini pada umumnya ada pada laki-laki. Maka yang memulai disebut "khoothoban" yang meminang sedang yang lain disebut "makhthuuban" yang dipinang," jelas Ustadjah Okky lagi.

"Bisa lebih jelas arti meminang ustadjah?"

"Meminang itu sunnah sebelum akad nikah, karena Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam meminang untuk dirinya dan untuk yang lain. Dan tujuan meminang yaitu : mengetahui pendapat yang dipinang, apakah ada setuju atau tidak. Demikian juga untuk mengetahui pendapat walinya."

"Apakah saya harus menerima pinangan keluarga tersebut? Apa saya tak boleh menolaknya?"

"Meminang itu akan mengungkap keadaan, sikap wanita itu dan keluarganya. Dimana kecocokan dua unsur ini dituntut sebelum akad nikah, dan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam telah melarang menikahi seorang wanita kecuali dengan izin wanita tersebut, sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata: telah bersabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam : "Tidak dinikahi seorang janda kecuali sampai dia minta dan tidak dinikahi seorang gadis sampai dia mengijinkan (sesuai kemauannya), Mereka bertanya "Ya Rasulullah, bagaimana ijinnya ? Beliau menjawab 'Jika dia diam'."

"Jadi kalau saya diam, saya dianggap menerima, berarti kalau saya menolak saya harus ungkapkan, ustadjah?"

"Memangnya kenapa mau menolak? Kamukan belum tahu dan melihat siapa yang mengkhitbah kamu?"

"Saya sudah punya pacar, ustadjah!" tegas Prilly akhirnya.

"Ingat Prilly, dalam Islam tak ada pacaran, apa kamu yakin dengan orang yang dekat dengan kamu sekarang kalau dia akan menjadi imam yang baik bagimu?" ustadjah Okky menyentuh bahunya.

Prilly menerawang. Dia menyayangi Radit. Dua tahun ini mereka sudah bersama-sama dalam suka maupun duka. Suka berfoya-foya, suka mabuk bersama, suka berpesta narkoba, suka ngebut dijalanan, suka pulang subuh, dan duka jika tidak ada yang menggelar pesta, duka jika tak ada waktu berduaan karna mami Prilly galak dan bisa tiba-tiba datang, duka saat ada teman mereka yang meninggal karna kecelakaan atau Over dosis obat-obatan. Nauzubillah Minzalik.

Prilly resah. Apa dia harus memilih orang yang sudah dikenal dekat tapi akan membawanya pada kemaksiatan atau memilih orang yang tak dikenal untuk menjadi Imam yang dapat menuntun pada kebaikan? Bolehkah hati kecilnya berkata jika ia harus dengan orang yang menuntunnya dalam kebaikan dia menginginkan orang yang ia kenal misalnya ustad Ali? Upsss, kenapa pikirannya jatuh pada ustad Ali? Menurut Mala ustad Ali bilang sudah ada seseorang yang menunggunya. Prilly menggeleng, keinginan yang jauh sekali dari jangkauan.

"Pikirkan Prilly, keluarga yang mengkhitbah kamu keluarga seorang Ulama, Abinya Kiai, dia Ustad, Uminya Ustadjah, mereka guru spiritual orangtuamu," ucap Ustadjah Okky lagi.

"Kalau lebih memilih yang kamu bilang kekasihmu, kamu harus bisa membimbingnya menjadi lebih baik, Pril, itu saja pesan saya," lanjut Ustadjah Okky lagi.

Dan Prilly dilema.

#####
Short story, 8juli2016/3syawal1437H

Direpublish, tgl 4 Syawal 1441H/27Mei2020 untuk menemani selama menunggu cerita baru dan menemani selama #dirumahaja akibat pandemi covid19

Akhirnya Aku Halal Bagimu (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang