5 - Ketua & Wakil Ketua Kelas

101 31 5
                                    

Setelah satu minggu tidak ada kegiatan pembelajaran di sekolah. Hari ini aktivitas belajar sudah berjalan normal. Bel masuk tepat pukul 7 pagi dan dimulai dengan kegiatan rutin yaitu upacara bendera.

Setelah bendera merah putih dinaikkan, kemudian dilanjutkan dengan mendengar amanat yang panjang dan terakhir adalah pembacaan doa, berakhirlah sudah kegiatan upacara hari ini. Seluruh murid langsung kembali ke kelasnya masing-masing.

“Kenapa ya gue paling males sama hari Senin? kalian ngerasa juga gak sih?” tanya Indra sembari mengibas-ngibas topi ke wajahnya.

“Gak cuma lo kok yang gak suka hari Senin, gue juga. Para readers juga, ya kan?” sahut Indy sambil menaik-naikkan alisnya.

Shifa dan Rara hanya tertawa mendengarkan dua sahabatnya itu sambil terus berjalan menuju kelasnya.

Sedangkan Candra dan Chandra alias Ceha sudah berada di dalam kelas dan duduk tenang di bangkunya masing-masing.

Kenapa mereka bisa cepat berada di kelas? Jawabannya tidak lain karena mereka sudah kabur duluan sebelum upacara selesai. Benar-benar murid yang nakal.

Beberapa lama kemudian setelah seluruh murid masuk ke kelas, seorang guru cantik masuk ke kelas XI IPA-4 dan duduk di meja guru. Beliau tersenyum dengan sangat cantik dan ramah.

“Assalamualaikum anak-anak, bagaimana kabarnya hari ini?” sapa guru itu sambil mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kelas.

“Baik bu.”

“Alhamdulillah baik bu.”

“Gak baik buu.”

“Alhamdulillah luar biasa, Allahu Akbar!”

Begitulah jawaban para murid yang membuat guru itu kembali tersenyum dan tertawa kecil.

“Mungkin dari kalian sudah ada yang kenal saya, mungkin juga belum, karena itu saya akan memperkenalkan diri. Nama saya Dina Anggraini, kalian bisa panggil saya bu Dina. Saya mengajar pelajaran kewirausahaan sekaligus menjadi wali kelas XI IPA-4.

“Saya harap di kelas ini tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan kalau bisa menjadi kelas yang terus mengukir prestasi. Jika ada masalah kalian bisa cerita ke saya atau hubungi saya melalui telepon,” jelas bu Dina sambil menulis nomor teleponnya di papan tulis.

Sesi perkenalan pun berlanjut, anak-anak mulai bertanya mengenai bu Dina. Dimana rumahnya, berapa umurnya, apakah sudah bersuami, dan banyak pertanyaan lain yang diajukan kepada bu Dina dan beliau dengan senang hati menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Walaupun pertanyaan konyol sekalipun…

“Oke, saya rasa sudah cukup tanya jawabnya ya, hari ini kita adakan pemilihan ketua kelas, wakil ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi yang lain. Kira-kira siapa kandidat yang akan kita pilih?” tanya bu Dina.

“Bu, ketua kelasnya Shifa aja, dia sudah sering jadi ketua kelas bu, orangnya disiplin lagi,” sahut Rara sambil melirik ke arah Shifa yang ada disampingnya.

Shifa yang ditunjuk hanya diam, dia sebenarnya bosan selalu menjadi ketua kelas, tapi dia juga tidak enak kalau langsung menyanggah pembicaraan Rara.

“Shifa yang mana ya? Maaf ibu belum tau nama kalian satu persatu, nanti seiring berjalannya waktu saya akan hafal nama dan wajah kalian semua,” balas bu Dina yang diakhiri dengan senyuman kecil.

“Ini bu, yang duduk di samping saya.” Sambil menunjuk ke arah Shifa diiringi dengan cengirannya.

“Oh kamu yang namanya Shifa, jadi gimana? kamu mau jadi ketua kelas?” tanya bu Dina.

ShifaNdraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang