10 - Cantik Jelita

76 22 13
                                    

Setelah mendengar suara dari Ceha, Shifa langsung berputar seratus delapan puluh derajat ke arah Ceha, Shifa menatap orang itu datar. Tangannya masih digenggam erat.

“Apa? sudah selesai tidur cantiknya, sampai gue panggil lo gak dengar?” omel Shifa kemudian mengibaskan tangannya agar lepas dari genggaman Ceha.

“Sorry, gue beneran gak dengar lo panggil gue,” sahut Ceha sambil menggaruk-garuk kepalanya.

“Jadi gak nih gue temanin lo?” ucap Candra kemudian mengedarkan pandangan ke Shifa dan Ceha.

“Udah biar gue aja, sorry Can. Ayo.” Setelah meminta maaf kepada Candra, Ceha pun berdiri dan menarik Shifa bersamanya keluar kelas.

“Itu anak kenapa dah,” ujar Candra bingung, kemudian ia kembali duduk di bangkunya.

Diluar kelas, Ceha dan Shifa kembali saling diam, yang satu menatap ke arah lapangan, yang satu lagi menatap ke arah tembok. Shifa sendiri tidak mau berbicara dengan Ceha karena kesal.

“Lo marah sama gue?” ujar Ceha sambil menusuk-nusuk bahu Shifa dengan jari telunjuknya..

Namun Shifa masih diam dan terus berjalan dengan tatapan ke arah lapangan.

“Jangan marah dong Sipaaa..” Ceha kembali membujuk, kali ini dia menoel-noel pipi Shifa.

Shifa yang merasa risih langsung menepis tangan Ceha. “Gak usah pegang-pegang gue.”

Melihat Shifa marah membuat Ceha semakin ingin mengganggu Shifa.

“Haha, kenapa memangnya,” Ceha kembali menoel-noel pipi Shifa “Lucu nih pipi kaya squishy, tuing-tuing hahaha.” Ceha tertawa sangat lepas.

“Gak lucu gila!” pekik Shifa.

“Kenapa sih sensitif amat.” Tiba-tiba Ceha terdiam kemudian sedikit mendekatkan wajahnya ke wajah Shifa.

Shifa yang melihat itu langsung kaget dan mendorong Ceha hingga punggungnya membentur tembok. “Lo ngapain dekat-dekatin muka lo!” teriak Shifa sambil memegangi  pipinya  yang terasa panas.

“Aduhh, sakit punggung gue. Lo kuat banget sih,” rintih Ceha sambil memegangi punggungnya yang sakit.

“Salah lo sih, ngapain kayak tadi!” omel Shifa tanpa memperdulikan Ceha yang kesakitan.

“Kayak tadi apa?” tanya Ceha bingung.

“Yaa… yang tadi.” Shifa menggaruk pipinya yang tidak gatal, “Yang tadi itu.”

“Apa sih? coba ngomong yang jelas, kayak bayi baru belajar ngomong aja,” ledek Ceha.

“Itu yang tadi, ngapain muka lo dekat-dekat sama muka gue,” celetuk Shifa dengan pedenya.

Ceha tertawa setelah mendengar pengakuan dari Shifa. Kemudian lagi-lagi ia mendekatkan wajahnya dan terdiam.

"Lo ngap-"

"Lo jerawatan hah?" Ceha langsung tertawa nyaring. "Hahaha. "

"Ihh gak lucu Ceha!" omel Shifa sambil mencubit lengan Ceha.

"Hahaha, ciee Shifa jerawatan," ujar Ceha sambil menunjuk-nunjuk ke arah jerawat Shifa.

"Kurang ajar banget nih cowok, malah gue di olokin!" pekik Shifa kemudian berjalan cepat meninggalkan Ceha dibelakang.

"Woi, tunggu! Shifa yang cantik jelita," teriak Ceha penuh penekanan hingga membuat Shifa menoleh.

Ceha langsung memasang cengiran khasnya yang tanpa dosa itu. "Cacar bintik-bintik jerawat lima juta. Hahaha." tawanya sangat puas.

ShifaNdraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang