"Yup, sudah jam 5 sore. Aku pulang dulu ya ? Nanti mamaku nyariin kayak yang terakhir kali. Hihihi."
"Hahaha, mama kamu sampai telpon sana sini gara-gara kamu telat pulang 30 menit kan ?"
"Iya, Kin. Hahaha. Ya sudah, aku pulang dulu. Bye !"
"Bye !"
~~•~~
Aku pulang dari rumah Kinda dengan menaiki sepedaku. Di sepanjang jalan, aku bersenandung sambil menikmati pemandangan di perumahan di sore hari.
Memang tidak pernah berubah pemandangannya. Pohon-pohon rindang, anak-anak yang bermain sepeda bersama, dan beberapa orang yang lebih dewasa sedang olahraga sore/? seperti bulu tangkis dan sepak bola.
Tinggal 2 persimpangan jalan lagi, aku sampai di rumah. Tapi, aku memberhentikan sepedaku terlebih dahulu di depan warung kecil di pinggir jalan. Aku mau membeli beberapa kuaci untuk hamster di rumah, dan minuman karena aku haus.
Setelah berbelanja, aku melanjutkan perjalanan. Tapi, tak lama aku menggoes sepeda, aku memberhentikan sepedaku lagi. Kali ini, hobi dan mottoku yang mendorongku untuk memberhentikan sepeda.
Salah satu mottoku adalah :
"Rawat, pelihara, dan jaga kucing-kucing yang membutuhkan bantuan."Yup ! Ada kucing---tepatnya kucing kecil, di persimpangan jalan---tak jauh dari sepedaku. Menurutku, kucing kecil itu amat lucu dan menggemaskan. Ia memiliki bulu putih, mata kuning kehitaman, dan ekor yang panjang. Tapi, yang membuatku memberhentikan sepedaku adalah, kucing itu berjalan dengan 3 kaki, alias 1 kakinya sedikit pincang.
Tanpa berpikir panjang, aku membawa anak kucing itu ke rumah.
'Hmm, tak ada salahnya aku nambah 1. Kan, Boni, Pussy, dan Cimut selalu ramah dengan kucing pendatang. Dan, kucing ini masih kecil, masih bisa diajarkan sopan santun. Setidaknya, bisa kurawat sampai pemiliknya menemukannya, ia tampak seperti kucing rumahan.', bisikku dalam hati.
Aku pun meletakkan kucing kecil itu di atas keranjang sepedaku. Setelah itu, aku melanjutkan perjalanan dengan santai karena takut kucing ini jatuh.
~~•~~
Sampai di rumah, aku meletakkan kucing kecilnya di dalam kandang kucing yang kosong. Lalu aku mengambil beberapa makanan kucing, dan juga minumnya.
"Ini dia, pus ! Habiskan ya !"
Kucing kecil itu pun makan dengan lahap.
~~•~~
Sehabis pergi mandi dan sholat, aku mendatangi Trio Ucul. Yup ! Mereka terdiri dari : Cimut, Boni, dan Pussy.
Semua kandang dari Trio Ucul aku buka. Tapi, saat aku melewati kandang si kucing kecil, ntah kenapa aura aneh' ini muncul lagi. Tapi aku sesegera mungkin menepisnya, tidak mau terlalu menanggapinya.
~~•~~
"Vina, ayo makan ! Sudah jam 8 malam ! Kucing-kucingnya masukkin lagi ke kandang, ya !", sahut mama dari ruang TV.
"Iya, sebentar !", jawabku.
Aku mulai memasukan satu per satu Trio Ucul ini.
"Vina ?!"
"Iya ma, tunggu !"
Aku pun meninggalkan ruangan khusus kandang kucing dan pergi menuju ruang makan.
~~•~~
"Kenyang, Alhamdulillah..."
"PR-nya sudah selesai ?"
"Sudah."
"Ya sudah, beresin buku-buku buat besok terus tidur, ya !"
"Iya ma..."
Setelah mencuci piring bekas makan, aku pergi ke kamarku. Iseng, aku masuk ke ruangan kandang kucing diam-diam---ingin melihat kucing kecil tadi sore.
Aneh, atau aku salah penglihatan. Kucing kecil itu nampak membelakangi aku, dan di sekitarnya seperti ada titik-titik cahaya berwarna-warni. Kunang-kunang kah ? Tapi kenapa kucing itu tidak merasa risih ? Mengeong pub tidak. Ekornya pun diam seperti tidak ada sesuatu di dekatnya. Biasanya, kucing---terutama kucing kecil---menyukai sesuatu yang berkilau dan berbunyi sehingga dijadikannya mainan.
Aku masih memperhatikan kucing itu. Dan kucing itu masih membelakangiku, diam, tak bergeming.
"Vina, pergilah tidur ! Papa mau pulang jam 9, kalau Vina belum tidur nanti Vina kena marah lagi !", teriak mama (lagi).
"Iya ma, sebentar !", jawabku setengah terkejut.
Yaah, aku pun meninggalkan ruangan kandang kucing menuju kamarku yang terletak di atas ruangan kandang kucing.
~~•~~
Di tempat lain.
'Celaka, dimana dia ?! Kalau dia tidak ada, aku tidak bisa kembali lagi ! Dan, bisa-bisa wujud asliku bisa nampak di dinia ini. Bagaimana jika wujud asliku keluar saat di tempat-tempat yang ramai ? Arrg, bakalan kacau !'
TBC.
Hai ! ☺
Ada yang penasaran siapa yang bermonolog sendiri di bag. terakhir ? :v
Bagi yang penasaran siapa yang bermonolog, jawaban akan terungkap di chap. berikutnya, ditunggu ya ! 😊Terimakasih sudah mau baca ceitaku ! 😄
Budayakan like setelah membaca ya !
Hargai authornya tolong ! :)
Terima kasih 😁
Warning typo 😅
Bye !-Vicka_2005
KAMU SEDANG MEMBACA
(DUNIA) CERMIN
FantasyBerkisah tentang Vina, seorang gadis remaja muslim yang kini duduk di pendidikan SMP kelas 8 yang mempunyai hobi merawat, memelihara, dan menjaga semua jenis kucing. Mempunyai bakat bernyanyi. Vina mempunyai kakak yang biasa dipanggil Wulan, dan tem...