Aku pergi menaiki sepedaku lagi. Di perjalanan, aku melihat kanan-kiri. Siapa tau Kinda ada di pinggir jalan.
Tiba-tiba aku merasakan aura manusia setengah hewan itu lagi. Aku meminggirkan sepedaku.
"Hmm, aura ini lagi.", gumamku.
Tiba-tiba, semak-semak yang berada tak jauh dari posisiku bergoyang. Tanda ada sesuatu yang bersembunyi di situ. Aku memberanikan diri, mendekati semak-semak itu. Aura aneh ini semakin kuat.
'Tidak salah lagi, aura ini memang dari sini.'
Lalu dari semak-semak itu melompat seorang gadis, bukan ini lebih mirip seekor kucing ! Tapi jika diperhatikan baik-baik bagian mukanya---walau ditutup dengan masker berwarna kuning, nampak seperti wajah seorang gadis, dengan rambut panjang berwarna pink muda yang pudar, matanya berwarna kuning. Tapi, ada satu yang mengganjal darinya. Ia memiliki telinga kucing !
"Subhanallah...", tak terasa aku bergumam. Sepertinya ia mendengarku, ia langsung melompat pergi, menjauhiku.
Aku kembali menaiki sepedaku. Menggoesnya dengan cepat---mengejar gadis setengah kucing itu. Larinya sangat cepat, tetapi auranya sangat kuat sehingga aku bisa merasakan kemana arah perginya gadis itu.
"Ya ampun..."
Aku baru menyadari arah jalan ini. Ini jalan menuju rumah Kinda ! Jangan-jangan... makhluk itu berasal dari rumah Kinda ? Atau, hanya sekedar melewati rumah Kinda saja ? Atau...
Makhluk itu adalah Kinda ?
~~•~~
"Hahh, huhh... cepet banget larinya !"
Aku istirahat sejenak. Eh, tunggu dulu.
'Ini kan pintu gerbang rumah Kinda. Auranya sangat kuat, berasal dari sini. Ya ampun, Kin, kamu itu sebenarnya siapa, hah ?'
Tok tok tok.
"Ya, sebentar ! Oh kak Vina. Ayo masuk kak ! Kak Kinda ada di kamarnya !", Ferid---adiknya Kinda---menyambutku dan mempersilahkan aku masuk.
"Ferid, orangtuamu kemana ?"
"Gak tau kak, dari siang ibu sama ayah pergi keluar. Katanya mau ke tempat saudara ibu. Aku dan kak Kinda suruh jaga rumah."
"Oh, ok, makasih Ferid."
"Iya kak, sama-sama."
Aku segera naik ke lantai atas menuju kamar Kinda.
Tok tok tok.
"Kinda ?"
Hening.
Tok tok tok
"Kin. Ini aku, Vina."
Aku terus memanggilnya. Lalu, aku mendengar suara isakan tangis, berasal dari dalam kamar Kinda.
'Kinda ? Kenapa ia menangis ?'
"Kin... Kamu gak apa-apa ?"
Karena dia gak maubukain pintu, jadi aku buka aja pintunya. Ya, ini lancang, tapi mendengar suara isakan tangis, aku jadi takut Kinda kenapa-napa.
"Subhanallah...", aku tak percaya yang aku lihat di depanku ini.
Sesosok gadis setengah kucing tadi. Ia mirip sekali dengan Kinda. Bedanya, Kinda tidak memiliki telinga dan ekor kucing. Gadis ini punya. Ia memiliki telinga kucing dan ekor panjang mirip seekor kucing.
KAMU SEDANG MEMBACA
(DUNIA) CERMIN
FantasyBerkisah tentang Vina, seorang gadis remaja muslim yang kini duduk di pendidikan SMP kelas 8 yang mempunyai hobi merawat, memelihara, dan menjaga semua jenis kucing. Mempunyai bakat bernyanyi. Vina mempunyai kakak yang biasa dipanggil Wulan, dan tem...