Kriing...
"Baiklah, sekian pelajaran kita hari ini. Miss akhiri dengan wabillahitaufiq walhidayah, Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabbarakatuh. Good afternoon, see you !", seru miss Selena sebagai kalimat penutup pembelajaran hari ini.
"Wa'alaikumsalam Warrahmatullahi Wabbarakatuh. Good afternoon, see you too, miss !", sahut kami semua serempak.
"O iya, jangan lupa belajar yang rajin ya, kurangi waktu bermain kalian. Ingat, sebentar lagi UTS !"
"Iya, miss..."
~~•~~
"Hai, Kinda ! Ada lomba olimpiade, loh ! Ikut, yuk ?", ajakku.
"Hmm... gimana ya, sebentar lagi UTS. Kan tanggal lombanya jaraknya dekat dengan jadwal UTS."
"Ikut aja lah ! Aku juga ikut kok !"
"Gak tau deh, liat aja nanti. Memangnya ada olimpiade apa saja ?"
"Matematika, Fisika, Biologi, dan IPS."
"Liat nanti aja deh. Takutnya nanti gak kekejar waktunya."
"Ok."
~~•~~
Semenjak Kindy kembali ke rumah Kinda, aura 'aneh' itu sedikit menghilang. Yah, aku masih tidak percaya dengan cerita Kinda, maksudku, dunia cermin ? Bukannya dunia cermin itu hanya fiksi ? Tapi melihat wujud Kinda minggu lalu, aku menjadi sedikit percaya padanya.
Dan, semenjak aku menanyakan hal 'itu', Kinda menjadi jarang bicara, kecuali aku yang mengajaknya mengobrol. Dia seperti memikirkan sesuatu yang sangat penting sehingga ia malas bicara.
Flashback on~
Besoknya.
Oh iya, aku lupa untuk menanyakan hal tentang, bagaimana dia bisa mengetahui cara untuk kembali ke dunia cermin ? Atau, bagaimana dia tau kalau dia setengah kucing ?
Aku melihat Kinda sedang membereskan buku-bukunya dari atas mejanya.
"Umm... Kin, aku boleh nanya gak ?"
"Boleh, tanya aja."
"Soal, Aniwod.", aku sedikit berbisik dalam mengucapkannya.
Kinda pun memperhatikan sekitarnya. Kosong, kelas sudah bubar 5 menit yang lalu.
"Apa yang ingin kamu tanyakan, Vin ? Ppali (cepat), aku ada les nih."
"Kamu tau mata Kindy menyimpan beberapa memori kecilmu itu darimana ?"
Kinda terdiam sejenak. Sepertinya ia sedang berpikir.
Kinda prov.
"Kamu tau mata Kindy menyimpan beberapa memori kecilmu itu darimana ?"
Aku tersentak. Aku sedikit lupa bagaimana aku bisa tau mata Kindy menyimpan memori kecil yang sangat penting itu. Aku pun terdiam dan mengingat semua kejadian waktu itu.
"Umm... kalau tidak salah, waktu aku umur 3 atau 4 tahun. Kindy bersikap ganjil kepadaku, seperti ingin berada di dekatku terus. Biasanya sih, B aja, kayak kucing lainnya."
~~•~~
9 tahun yang lalu.
"Mama, mama. Kinda mau main sama Kindy di belakang, boleh ya ma ?"
"Boleh, Kinda. Asal jangan di dekat sumur ya..."
"Iya, mama."
Aku pun mengajak Kindy ke halaman belakang rumah yang tidak terlalu luas. Disana ada rumput hijau, 1 pohon mangga, dan sumur di pojokkan sebelah kanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(DUNIA) CERMIN
FantasyBerkisah tentang Vina, seorang gadis remaja muslim yang kini duduk di pendidikan SMP kelas 8 yang mempunyai hobi merawat, memelihara, dan menjaga semua jenis kucing. Mempunyai bakat bernyanyi. Vina mempunyai kakak yang biasa dipanggil Wulan, dan tem...