Chap. III : Where is Kinda ?

76 8 2
                                    

"Vina... bangun ! Hari ini adalah hari Senin dan kamu bangun jam 6 lewat 5 ?! Kalau terlambat tidak ada uang jajan besok !"

'Aissh, sudah pagi ya ? Hmm... tunggu, sudah jam 6 lewat 5 ?! Demi apa ?! Astaghfirullah !'

Aku langsung terbangun karena terkejut. Aku langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.

~~•~~

Kemarin malam.

Jam sudah menunjuk pukul 9.15. Dan aku belum tidur. Papa sudah pulang dari tadi. Aku masih memikirkan tentang kejadian tadi.

"Hmm... kunang-kunang yang berwarna-warni seperti pelangi, tidak masuk akal...", aku bergumam.

Aku pun membuka HP dan mencari tau tentang kunang-kunang berwarna pelangi. Tidak ada hasil. Jadi, yang disekitar kucing kecik tadi bukanlah kunang-kunang ? Lalu apa ?

"Hahh... aku ngantuk. O iya, besok kan ada pelajaran Biologi, tanyain aja sama gurunya tentang 'kunang-kunang berwarna pelangi'."

Aku pun baru pergi tidur pada jam 9.30.

~~•~~

"Ayo cepat, Vina ! Sudah jam 6.30 ini !", mama sudah mulai mengomel. Padahal aku tinggal memasang sepatu saja.

"Dah, selesai. Vina pergi ke sekolah dulu ya, ma. Assalamu'alaikum !"

"Wa'alaikumsalam. Hati-hati ya."

"Iya ma !"

Aku pun menikki motor bersama papa. Hari ini papa yang mengantarkanku ke sekolah.

~~•~~

Sampai di sekolah, aku berpamitan dengan papa, lalu masuk ke kelas. Setelah itu, pergi ke lapangan---upacara.

Selesai upacara.

"Hah, akhirnya selesai juga ! Perasaan upacara semakin kesini semakin lama.", keluh Kinda.

"Perasaan kamu aja kali, Kin. Aku biasa-biasa aja tuh."

"Hmm... Kinda."

"Ya, Vin ?"

"Kamu tau gak, soal kunang-kunang ?"

"Oh, iya aku tau. Rumah nenekku dekat dengan hutan setiap malam bercahaya karena banyak kunang-kunang ! Emang kenapa, Vin ?"

"Gak apa-apa, sih."

Kriing

"Bel masuk, PRnya Sastranya sudah selesai kan, Kin ? Jangan bilang kamu ganti lagi cerpennya."

Kinda menatapku lalu tersimpul senyum kecil di bibirnya. Dasar Kinda !

"LOL, kenapa diganti lagi ? Tapi cerpen kemarin masih ada kan ?"

"Masih, malah aku bawa. Tapi aku kurang pede, Vin..."

"Aissh, up to you aja deh."

"Hehehe."

Kami sampai di dalam kelas.

"Coba lihat cerpen baru yang kamu buat !"

Kinda memberikan bukunya. Aku mulai membaca cerpen barunya. Ya ampun, menurutku lebih bagus cerpen kemarin dibanding yang ini.

"Nih."

"Bagaimana ?"

"Mmm... aku masih lebih suka yang pertama."

(DUNIA) CERMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang