" Raynold? "
" Oh, hay Le! Gue dluan ya " kata Raynold yang langsung meninggalkan Lea dan Jean.
Lea dan Jane masuk kedalam lift dan langsung menekan tombol basement.
" Jean, nanti habis ketemu client temenin aku ke mall yuk, aku pengen ketemu sama Ben disana " kata Lea sambil sibuk dengan iPhonenya, begitupun Jean.
" ah, nanti yang ada aku jadi nyamuk lagi, gak usah deh lea, nanti aku lgsung pulang aja " kata Jean sambil menekan2 layar iPhonenya.
" gak lah, Je. Lagian nanti Ben bawa temennya kok, kan gaenak juga kalau msalnya temenna jadi nyamuk sendiri 😜 " kata Lea stengh bercanda.
" Ohh, jadi maksudnya kalau kamu ngajak aku, nyamuknya jadi 2 gitu??? " Kata Jean sambil memutar matanya melihat kearah Lea yang sekarang lagi nyengir yang berarti iya! 😐 Jean kembali fokus ke layar iPhonenya tanpa menghiraukan cengiran Lea.
" Yah, ayolah, Jean. Ikut dong " kata Lea memohon sambil memegang lengan kanan Jean. Tanpa respon berupa perkataan, Jean hanya menggelengkan kepalanya tanda dia gak mau. Tapi usaha Lea gak berhenti sampe disitu. Lea terus2an mohon sama Jean supaya Jean nanti ikut.
Tek! Lift berhenti dan tiba2 lampu yang ada di dalam lift mati. Well, bad news. Ini tandanya lift ini error atau semacamnya, pokoknya yang jelas lift inii gelap dan gabisa jalan, plus pengap-_- damnit-_- Tapi beberapa detik kemudian, orang yang satu lift sama mereka langsung menggunakan handphonenya untuk memberikan sedikit penerangan. Tapi yang Jean rasain saat ini cuman pusing. Entah, semua yang ada didepannya seolah berbayang. Jean bener-bener merasa kakinya lemas, entah kenapa. Tapi yang jelas Jean benci gelap. Dan mungkin setelah kejadian ini, Jean akan benci naik lift.
Lea yang menyadari kepucatan Lea langsung memegang pundak Lea untuk menahan Lea yang udah hampir jatuh. Tapi apa daya, ternyata Jean gajatuh ke arah yang seharusnya. Jean malah tumbang kesamping dimana tempat berdiri penghuni lift ini.
" What the hell, Jean, kamu kenapa?!! " Kata Lea panik ketika Jean udah terduduk lemas dilantai. Tangan cowok masih melingkar dileher belakang Jean.
" Lea! Cepet pencet tombol emergencynya lagi! " Kata cowok itu tegas+mengerikan. Seolah cowok ini ikut panik juga. Tanpa berfikir apa2, seolah tersugesti, Lea langsung memencet tombol emergency terus-terusan.
" Gimana nih? " tanya Lea ketika menyadari gak ada satupun jawaban dari usahanya memencet tombol emergency tersebut.
" Temen lo biasa begini atau gimana? " tanya cowok itu terdengar dingin sekaligus perhatian. Perpaduan yang sebenernya gamasuk akal, tapi itu yang Lea bisa tangkep dari nada bicara cowok itu.
" Dia takut banget sama gelap. Makanya setiap gelap, dia bakalan begini " kata Lea menjelaskan seperlunya. Lea bisa melihat cowok itu membenarkan posisi tidur Lea di lengannya. Ah, Lea bisa melihat jelas wajah cowok itu. Wajah yang selalu bisa bikin cewek manapun terpana. Tapi gaboleh disaat seperti ini, Lea-___-
Cowok itu mengeluarkan entah buku apa dari tasnya dan menyuruh Lea mengipasi Jean. Dan seolah tersugesti oleh tatapan cowok ini, Lea nurut. Lagipula, cuman ini yang bisa dia lakuin kan? Siapa tau cowok ini dokter. Hemmm...
Setelah sekitar 15 menit penuh kepanikan, akhirnya terdengar suara audio lift ini kalau mereka lagi berusaha membenahi lift tsb dan sedang berusaha sekuat tenaga mengeluarkan mereka. Lampu didalam lift mulai menyala dan gak lama mereka sampai di basement apartement itu.
Tanpa basa basi, cowok itu langsung menggendong Jean dengan kedua tangannya.
" Apartement lo di lantai berapa? " Tanya cowok itu ketika mereka sampai di tangga darurat.
" Lantai 14 " kata Lea berusaha menyamakan langkahnya dengan cowok itu.
Hanya dalam waktu sekitar 10 menit, mereka udah sampai di lantai 14. Lea bisa melihat jelas kalau cowok itu udah keringetan banget. Tapi Lea tau sejak saat itu, cowok itu baik banget.
Buru-buru Lea membuka pintu apartement mereka dan dengan langkah secepat kilat, cowok ituu langsung menghambur ke kamar Jean, yang gatau drmana itu cowok bisa tau, dan meletakkan Jean di ranjangnya.
Lea memberikan sekotak tissue ke cowok itu dan tanpa basa basi cowok itu mengambil beberapa tissue untuk mengelap keringatnya.
" Thankyou banget, sorry, btw, what's ur name? " Tanya Lea.
" Kevin Layhan. " Kata cowok itu sambil menatap Lea.
" Okay, thankyou, Kev. Aku ga ngerti deh kalau gak ada kamu gimana-_- " kata Lea dengan sangat amat berterima kasih.
" Not a big problem " kata Kevin mengembalikan tatapannya ke Jean.
" Aku boleh ga minta bantuan sekali lagi, Kev? Soalnya aku terdesak banget sekarang " kata Lea dengan tampang memohoonnya.
" Apa? " Tanya Kevin tanpa menatap Lea.
" Boleh ga tolong jagain Jean sampai aku pulang? Soalnya aku harus ketemu sama client aku " kata Lea.
" Sampai jam? Saya cuman bisa disini sampai jam 5 " kata Kevin sambil melihat jam yang ada ditangannya.
" I promise you, saya bakalan disini sebelum jam 5. Penting banget ini soalnya " kata Lea memohon.
" Okay "
" Thankyou very much. I gotta go " kata Lea yang langsung menghambur keluar.
Kevin masih memperhatikan perempuan yang ada didepannya. Entah, perempuan ini seolah mengingatkan Kevin sama momnya. Sama kayak momnya yang takut sama gelap.
Kevin melangkahkan kakinya kedapur, melihat apa yang bisa dia bikin untuk cewek yang lagi ga sadar ini.
Kevin melihat beberapa sayuran didalam kulkas, masih segar. Kevin mengeluarkan teflon yang tergantung di sisi sisi dinding dan langsung melakukan aksi memasaknya.
----
Jean berusaha membuka matanya yang terasa sangat berat. Biasanya, kalau udah begini, hari-hari kedepan Jean pasti sakit. fiuh! Jean mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan dan matanya berhenti di satu titik yang membuat Jean sangat kaget.
Ada cowok disini. Cowok yang tadi berdiri di lift bareng sama dia dan Lea.
" Kamu ngapain disini? " Tanya Jean bingung harus ngmong apa.
" Tadi Lea nyuruh gue jagain lo disini, lo udah gapapa kan? Kalau lo udah gpapa, gue mau balik. Meeting gue udah nunggu " kata cowok itu bahkan ga memberikan Jean kesempatan untuk menjawabnya.
" I-iyah, udah gpapa kok. Thanks,... "
" Kevin, nama gue Kevin Layhan " kata cowok itu.
" Yeah, thanks kev:) " kata Jean begitu tau nama cowok itu Kevin.
Kevin langsung mengambil tasnya dan meninggalkan ruangan kamar Jean. Dan beberapa detik kemudian, terdengar bunyi pintu teertutup.
Jean melangkahkan kakinya keluar kamar. Berniat untuk memasak makanan yang bisa dia masak. Tapi ketika Jean mau membuka kulkas, Jean ngeliat makanan udah rapih diatas meja. Jean pun mengambil piring itu dan langsung memakannya.
-------
heyy, thankyouu yang udahh bacaa hihihi
sorry nihh kalau anehh, maklum pemulaaaa
dimintaa commentt nya dinngsss biar gue bisa memperbaiki apa yang aneh.
umm today, gue post 3 part!
hope you guys like itt!
loveyaaa xo
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my bestfriend, do you?
Teen FictionHey guys, gue jujur ajasih baru pertams kali nulis kayak beginiin untuk di publish. Biasanya kebanyakan gue simpen buat bacaan gue sendiri aja, atau ketika gue bosen gue lanjutin. but, sekarang gue mau nyobq nulis buat di post. semoga yaa cerita in...