Take 09.KIMI WO MAMORANAI

3.5K 151 62
                                    

"Jaga anak kita Hime." Ucap lembut Naruto seraya menempelkan pipinya pada kepala Hinata.

"Um." Hinata hanya menjawab dengan dua huruf dan juga anggukan kepalanya.

"Naruto-kun, nemutaiii." Suara kecil Hinata terdengar sangat menggemaskan saat bilang mengantuk.

"Bolehkan aku tidur?" tanya Hinata mendongakkan wajahnya menghadap Naruto.

"Tidurlah Hime. Aku akan menjagamu." Tak ketinggalan tangan kanan Naruto mengusap pelan pipi Hinata.

"Arigatou naruto-kun." Ia menutup matanya mendegarkan alunan musik jantung Naruto.

Hinata merasa nyaman dengan usapan lembut Naruto. Saat tangan Naruto berhenti mengusap pun Hinata tak terima, Ia malah tambah mengeratkan pelukannya dan menyusup ke dada Naruto mencari tempat nyaman untuk tidur.

"Naruto-kun aishiteru hihihi." Hinata mengigau dalam tidurnya. setelah berkata demikian Hinata terkikik kecil dalam tidurnya.

Naruto semakin mengeratkan pelukannya pada Hinata. Mereka tertidur dalam posisi saling peluk.

---

---

Suara gemuruh halilintar saling bersaut-sautan, angin bertiup kencang, dan api membakar bebatuan, tak ada kedamaian di sini. Dunia yang hanya bisa dimasuki oleh shinobi yang memiliki jutsu berpindah dimensi, dan itu membutuhkan banyak cakra. Tak sembarang shinobi bisa masuk, apalagi bertahan di situasi yang amat mengerikan.

"Secepatnya aku harus mendapatkan mata itu. Jika seperti ini, aku tak bisa membangunkan pasukan hebat itu." Batin shinobi berjubah dengan topeng di wajahnya.

"Akan ku ambil dengan tanganku sendiri, dan kau pun akan ku jadikan istriku." Tangan kanannya mengepal kuat pertanda tekadnya sudah bulat dan itu harus segera di lakukan.

Ia merapalkan jutsu hanya dengan gerakan mata. Terbukalah gerbang antar dimensi.

"Aku datang menjemputmu byakugan no hime !" Ia memasuki dimensi lain dengan seringai tercetak di bibirnya.

---

---

---

Keadaan di ruang rawat Hinata masih sama. Dengan atmosfir kehangatan kedua insan yang masih tak bergerak sedikitpun dari posisi awal mereka masuk ke alam mimpi.

Sinar matahari kini mulai condong ke barat, matahari pun menambah kehangatan suasana di ruangan itu, menyinari kedua shinobi dengan sinar hangatnya.

"Kreet."

Hanabi tersenyum melihat pemandangan di depan matanya sendiri.

"Semoga kau bahagia nee-chan." Batin Hanabi.

Ia berjalan pelan agar tak membangunkan mereka. Berhenti di belakang tubuh Naruto, mengeluarkan benang cakra yang amat tipis, ia mengikat tangan Hinata di belakang tubuh Naruto. Ia juga melakukan hal yang sama pada tangan Naruto yang sedang memeluk Hinata.

"Hihihi." Hanabi tersenyum puas dengan kelakuan ajaibnya itu. Tak menyangka jika bisa sejail itu pada kakak perempuannya.

"Yosh, sekarang panggil Tou-san." Semangat shinobi Hanabi muncul di saat gila seperti ini.

Namun tak perlu memanggil Hiashi-sama karena sang Ayah sudah masuk beserta Tsunade. Mereka tadinya berbicara tentang cakra yang mirip dengan klan Hyuga.

'Dasar kau bocah baka. Kau mempermalukanku di depan keluarga Hyuga!!' Batin Tsunade geram. Ia sampai mengepalkan tangan hendak memukul kepala Naruto.

KIMI WO MAMORU ( NARUHINA )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang