0.3┊dear yunseong

211 35 289
                                    

╭┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•
LETTER TO YOU
•◦ೋ•◦❥•◦ೋ•┈┄┄┅┉┉╯

you can simply ignore the music if you don't like it
because sometimes it doesn't fit at all

you can simply ignore the music if you don't like itbecause sometimes it doesn't fit at all

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

아무도 수없는 방식으로 나를 행복하게
you make me happy in a way no one else can.

⋆ฺ。*:・

Yunseong melangkah masuk ke dalam kelas yang agak riuh itu. Blazer hitam disarung ke badannya dek rasa dingin yang mencengkam tulang sedari tadi.

Kerusi ditarik sebelum dia melabuhkan punggung. Kepala pula dibawa berbaring ke atas meja kayu itu. Terasa berat matanya bagai tidak tidur seharian walhal hari semalam sememangnya dia tidur awal kerana kepenatan.

" Yunseong, kau dah siap nota yang cikgu bagi semalam? " soal satu suara. Yunseong angkat kepala lalu geleng perlahan.

" Aniya, semalam aku ada liga " tangannya ditongkat ke dagu. Jinyoung mengambil tempat disebelah Yunseong sambil angguk kepala.

" Mata kau nampak kuyu. Tak cukup tidur ke? " Yunseong geleng lagi. Jinyoung menggaru kepala yang tidak gatal. Kalau bukan disebabkan tidak cukup tidur, apa lagi alasannya?

" Aku demam kot. Berat kepala ni " teka Yunseong sambil tangannya memicit kedua sisi kepala. Teringat akan kejadian dia bermandikan hujan dalam perjalanan balik semalam, ditambah pula kerana dia kepenatan.

" Then kenapa datang sekolah? "

" Tiga hari dah pergi liga. Tak kan nak tambah lagi sehari cuti? " Yunseong kembali meletakkan kepala di atas meja berbantalkan tangan sendiri.

" Tapi kesihatan kau penting "

" Wake me up when Mr Kim here " Jinyoung hanya menggeleng kepala terhadap perlakuan Yunseong yang agak keras kepala namun masih memikirkan prestasi pembelajarannya itu.

══════════════════════
누구세요?
who are you?
══════════════════════

Yunseong meneguk air sekaligus menelan pil paracetamol yang sememangnya disimpan dalam loker. Selera makan juga hilang, semuanya terasa tidak sesuai pada tekak. Mujur rasa muntah tidak ada. Kalau tidak, terpaksalah dia ke bilik rawatan atau diarahkan pulang ke rumah.

Matanya hanya rasa ingin tidur. Perpustakaan lah tempat kegemarannya untuk beradu seketika namun kali ini kakinya terasa amat lenguh untuk naik ke tingkat atas. Setakat tingkat satu, boleh lah. Tingkat tiga? No no.

Loker ditutup perlahan. Kakinya yang baru sahaja ingin melangkah terus terhenti dek terlihat sehelai sticky note berwarna hitam yang dilekat pada pintu lokernya.

Yunseong menarik sticky note itu kehairanan. Dia pasti benar kertas kecil itu tidak ada di situ semasa dia membuka lokernya sebentar tadi. Bertambah lagi hairannya apabila kawasan itu hanya ada dia sahaja.

Hantu? Mustahil!

Kertas kecil hitam itu dipandang tak lepas. Setiap sudut cebisan kertas itu diperhati, mencari nama si pemberi namun tidak dijumpainya. Hanya beberapa ayat yang ditulis menggunakan pen berwarna silver.

𝙎𝙞𝙘𝙠𝙣𝙚𝙨𝙨 𝙢𝙖𝙮 𝙢𝙖𝙠𝙚 𝙡𝙞𝙛𝙚 𝙨𝙚𝙚𝙢 𝙜𝙡𝙤𝙤𝙢𝙮 𝙡𝙞𝙠𝙚 𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙠 𝙣𝙞𝙜𝙝𝙩 𝙨𝙠𝙮. 𝘽𝙪𝙩 𝙣𝙚𝙫𝙚𝙧 𝙛𝙤𝙧𝙜𝙚𝙩 𝙮𝙤𝙪 𝙖𝙧𝙚 𝙩𝙝𝙚 𝙨𝙩𝙖𝙧 𝙩𝙝𝙖𝙩 𝙡𝙞𝙜𝙝𝙩𝙨 𝙪𝙥 𝙢𝙮 𝙨𝙠𝙞𝙚𝙨. 𝙄 𝙟𝙪𝙨𝙩 𝙝𝙖𝙩𝙚 𝙨𝙚𝙚𝙞𝙣𝙜 𝙮𝙤𝙪 𝙞𝙣 𝙥𝙖𝙞𝙣 𝙖𝙣𝙙 𝙙𝙞𝙨𝙘𝙤𝙢𝙛𝙤𝙧𝙩. 𝙄𝙩𝙨 𝙡𝙞𝙠𝙚 𝙖 𝙥𝙖𝙧𝙩 𝙤𝙛 𝙢𝙚 𝙞𝙨 𝙝𝙪𝙧𝙩𝙞𝙣𝙜 𝙩𝙤𝙤. 𝙂𝙚𝙩 𝙬𝙚𝙡𝙡 𝙨𝙤𝙤𝙣, 𝙔𝙪𝙣𝙨𝙚𝙤𝙣𝙜!

Keningnya berkerut seribu. Rasanya hanya Jinyoung yang tahu dia demam. Tak kan Jinyoung yang bagi? Atau stalker? Atau Jinyoung bagitau orang lain? Atau orang lain tanya Jinyoung?

Yunseong menggeleng beberapa kali. Tak mungkin lah! Langkah diteruskan lagi menuju ke kelas. Nampaknya, dia ada misi baru.

Mencari gerangan si pemberi.

𝐋𝐄𝐓𝐓𝐄𝐑 𝐓𝐎 𝐘𝐎𝐔 : 𝐇𝐘Where stories live. Discover now