ENDING (?)
...
Play Attation to: 🎧"Lonely - Sistar"🎧
Revisi: Oktober 2022
End: 23 September 20172 Bulan Kemudian
Seorang pria kini tengah terduduk di samping sebuah makam yang sangat terawat dan di penuhi dengan mawar putih yang sudah sedikit layu. Pria itu terlihat sedang mengelus nisan tersebut dengan lembut.
Setelah menaruh sebuket bunga mawar putih di atas makam itu, pria itu langsung menatap penuh kesedihan pada makan yang di nisannya tertuliskan nama Rinjani Engrea Wijaya. Pria itu adalah Chandrazar Lamintang Bagaspati.
Rasanya Chandra ingin menangis, tetapi ia tidak lupa kalay sekarang dia berada di tempat peristirahatan terakhir seseorang yang membuat perasaannya tak karuan beberapa bulan terakhir ini.
Rinjani Engrea Wijaya.Nama itu berhasil memporak – porandakan hati Chandra, sangat besar pengaruh Rinjani saat ini di hati seorang Chandra, yang katanya dulu sangat tidak sudi hatinya di tempati gadis seperti Rinjani.
Namun takdir berkata lain, dan memang benar jika penyesalan selalu datang di akhir. Dan itu untuk Chandra sangat jauh dari kata terlambat.
“Hai, gue datang lagi ngunjungin lo. Dan sepertinya, gue nggak akan bosan untuk ngunjungin tempat lo yang sekarang ini. Karena lo tahu? Seorang Chandrazar Lamintang Bagaspati, akan selalu menyesali perbuatannya pada Rinjani Engrea Wijaya. Maaf.”
Chandra mengelus dengan lembut batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Rinjani. Gadis yang seharusnya berbagahia bersamanya, seandainya Chandra menyadari bahwa ia sebenarnya ada rasa pada Rinjadi dulu.
Tapi apa mau dikata, hanya kata penyesalan dan terlambat yang ada untuk Chandra.
Dan ternyata Chandra tidak sendirian disana, karena Seira sahabat baik Rinjani berasa disana, ia sengaja ikut bersama dengan Chandra karena memang juga dia sangat rindu kepada sahabatnya itu.
“Gue tahu lo nyesel se nyesel nya, but, lo nggak boleh terlalu berlarut – larut dalam rasa itu, Ndra. Apa kata Rinjani nanti di atas sana, dia maunya lo itu bahagia saat ia udah gak ada, bukannya malah lihat lo kayak gini.” Jelas Seira lalu ia tiba – tiba mengeluarkan sebuah kotak yang berbungkus kertas kado berwarna biru dari dalam totebag nya.
Seira lalu menyodorkan kotak itu kepada Chandra. “Ini hadiah ulang tahun lo dari Rinjani. Dia udah buat ini dari lama sebelum dia masuk kerumah sakit.”
Setelah Chandra menerimanya, Seira kembali membuka suara. “Jani bilang waktu itu, saat lo ulang tahu gue harus ngasih ini ke lo, this is the last special gift for you.”
Chandra menatap begantian kado yang sudah ada ditangannya itu dengan batu nisan milik Rinjani. Lelaki itu tiba terkekeh, sakit rasanya hatinya saat ini.
Chandra kembali mengingat saat – saat dimana dulu Rinjani selalu mencoba memberikan hadiah – hadiah untuknya, namun Chandra selalu menolak hadiah pemberian dari gadis itu membuat Rinjani hanya menghela napas dibuatnya, namun itu tidak membuat semangat Rinjani pudar untuk mendapatkan hati Chandra.
“Walau sakit, dia tetap ngingat hari ulang tahu gue. Walaupun dulu gue selalu nolak dan menolak hadiah pemberian dia, dan dengan tidak putus asa dia tetap ngasih gue kado.” Ucap Chandra kembali mengusap batu nisan milik Rinjani.
Perasaan lelaki itu kini tiba – tiba merasa campur aduk. “Kenapa lo makin membuat gue rindu akan kehadiran lo yang selalu perhatian ke gue. Kenapa lo makin membuat gue merasa bersalah, Rinjani? Why?” dan kini Chandra lalu mengeluarkan air mata yang sedari tadi ia tahan – tahan.
Entah kenapa lelaki itu tiba – tiba meraung – meraung menahan rasa sesak yang begitu kuat. “Gu-gue laki – laki yang paling bodoh di dunia ini, gue bodoh, gue terlalu bodoh menyia – nyiakan gadis seperti Rinjani.”
Seira yang melihat Chandra yang tiba – tiba diluar kendali, pun langsung berusaha menenangkan lelaki itu, dia tahu bagaimana sedihnya Chandra. Bukan hanya Chandra yang merasa sedih dan sangat kehilangan disini, tetapi dirinya juga merasakan hal yang sama.
“Chandra, lebih baik kita pergi dari sini.” Seira lalu memperhatikan langit yang sudah berubah menjadi warna ke jingga – jinggaan. “Langit sudah mulau mau gelao, lo jangan gini terus, lo mau Rinjani sedih disana ngelihat lo kayak gini?” ucap Seira memberi tahu Chandra dan mencoba menenangkan lelaki itu.
“Gue terlambat, semuanya terlambat. Saat gue udah mulai merasaka hati gue emang buat dia, tapi kenapa semua nya seterlambat ini? Dianya sudah pergi untuk selamanya. Semuanya terlambat,” ujar Chandra lalu berdiri dari duduknya, ia ingin pergi namun sebelum itu lelaki itu sangat ingin mengatakan sesuatu, untuk yang terakhir kalinya.
“Gue udah jatuh cinta sama lo, disaat terakhir ini, maaf atas semua keterlambatan yang baru gue sadari. I Love You.” Guman Chandra lalu berlalu dari sana bersama dengan Seira.
Gue berdoa, semoga suatu saat nanti kita bisa dipertemukan kembali. Pegang janji ini, janji untuk di suatu hari nanti. Jika kita dipertemukan kembali. Gue tidak akan pernah melepaskan lo samapai kapan pun. Bahkan jika lo yang ingin pergi sekali pun.
Berlalunya Chandra dan juga Seira, membuat seseorang tersenyum di sebuah mobil yang terpakir tidak jauh dari sana. Seseorang yang selalu memperhatikan mereka sejak lama ini. Dengan hati yang menghangat, dimana ia merasa puas dengan ungkapan seorang Chandrazar Lamintang Bagaspati.
“Jangan lupa berbahagia, Andra!”
END but Not to be END
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLAMBAT
FanfictionDia pernah di cintai tulus oleh seseorang... Dia pernah menolak orang itu sepanjang pertemuan mereka... Dia pernah memikirkan orang itu... Namun di saat orang itu pergi, pergi meninggalkan jejak yang menyakitkan. Sampai dimana, wajah yang beberapa t...