PENYESALAN
...
Play Attation to: 🎧"Waiting - Yeunha"🎧
Revisi: 03 June 2022
End: 23 September 2017
Tiba – tiba Sage teringat sesuatu. “Dan satu lagi...”
Chandra langsung menengok ke arah Sage menunggu kelanjutan setiap kata yang akan di keluarkan oleh sahabatnya itu. “Apa?”
Melihat Sage yang hanya menatapnya dan belum memberi tahu apa yang akan ia katakan, membuat pria itu kesal.
“Lo kalau ngomong nggak usah sok digantungi, kek hubungan lo yang nggak jelas ama Luisa, digantungin mulu kek jemuran.” Sarkas Chandra dan membuat Sage mendengus kesal.
“Ck, sebenarnya sebulan yang lalu itu, saat lo dengan tidak berdosa nya ngata – ngatain dia. Padahal Rinjani mau ngungkapin semua perasaannya, tapi lo nya aja kek monyet sok sok-an. Terus pas lo udah pergi, gue sama sih Seira bantuin dia yang tiba – tiba pingsan.” Jelas Sage panjang kali lebar, tidak peduli Chandra mendengarnya atau tidak.
Chandra mengerutkan keningnya, “Kok gue nggak ada dengar dia pingsan pas hari itu?”
Sage kembali mendengus kesal, dia menatap Chandra dengan tajam. “Lo kan kebiasaan ngebolos, padahal pas hari itu gue nyariin lo, gue telpon juga nggak lo angkat, salah siapa?”
Tiba – tiba Sage menghela nafas dengan kasar, ia mengingat di hari itu, hari yang sangat menyakitkan bagi Rinjani.
“Dan saat dia nggak sadarkan diri selama 1 minggu, atau yang lebih tepatnya kondisi dia lagi koma saat itu. sampai akhirnya dia di operasi, di situ gue sedih dengan keadaan Rinjani. Dan disitu gue langsung ngumpatin lo yang brengsek gak tahu diri.”
Sage memilih berhenti sebentar, sedangkan Chandra masih setia mendengarkan cerita Sage ditambah umpatan untuknya yang terselip di kata – kata sahabat gilanya itu.
“Dan saat itu dia sadar setelah 2 minggu sesudah operasi, dia nggak bisa jalan itu pun gerak aja susah. Gue sering ngejengukin dia, ngobrol banyak sama dia yah walaupun gue seperti biasa ceritain kejelekan lo. Dia cuman bisa senyum saat gue cerita tentang lo. Tapi 2 hari gue nggak ngejenguk dia lagi karena gue sibuk sama lo yang nggak jelas, dia udah...”
Jujur didalam hati Sage, dia ingin menangis menceritakan kisah singkat sosok gadis semenyedihkan Rinjani. Yang sebenarnya dulu tidak terlalu dekat dengan nya. Sage selalu memberi umpatan pada Chandra saat membuat Rinjani sedih.
“Dia kenapa, Ge?” tanya Chandra yang sedari tadi diam mendengar Sage bercerita.
Sage menghela nafas, “Dan ya, dia sudah pergi untuk selamanya, walaupun di saat akhir hidupnya, Rinjani masih sempat memberikan senyuman manisnya.” Ucap Sage dan tanpa ia sadari, pria itu meneteskan air matanya namun langsung ia hapus dengan cepat.
Chandra? Dia langsung diam tidak bisa mengeluarkan kata – kata lagi. Dia hanya bisa mengingat bagaimana dulu harinya selalu di ikuti oleh Rinjani. Mengingat bahwa setiap pagi akan ada bekal makanan yang sudah ada di atas mejanya yang di taruh oleh gadis itu. Mengingat senyuman polos yang diperlihatkan oleh Rinjani saat Chandra memaki dirinya.
Chandra tiba – tiba tertawa hingga Sehun menatapnya aneh, “Lo gila? Jangan dulu deh. Tunggu lulusan dulu.” Ucap Sage yang di hiraukan oleh Chandra yang lebih memilih tertawa lirih.
“Andai waktu bisa diputar,” seru Chandra ketika sudah menghentikan tawanya dan kembali melihat kertas yang ada ditangannya.
“Sayang nya nggak bisa. Itu karma buat lo. Gue udah ngasih tahu lo semuanya, semoga lo baik – baik aja kedepannya, semoga lo nggak gila karena kena karma, bye.” Ucap Sage lalu beranjak dari sana membawa botol minum nya sudah kosong keluar dan membuangnya.
Chandra lalu diam termenung dengan pandangan ke depan, ia menatap pepohonan di luar sana.
“Seorang Chandrazar Lamintan Bagaspati, adalah orang terbodoh yang udah ngelepasin sebuah berlian yang berharga. Lalu berlian itu kini telah pergi jauh untuk selama – lamanya.” Chandra terus bergumam lirih.
Saat sudah merasa lelah berdiam diri di tempat duduknya terus, Chandra memilih untuk beranjak dari sana karena kebetulan sudah jam pulang. Ia membereskan semua barangnya lalu pergi meninggalkan kelas yang sudah sepi.
Ketika sampai di depan gerbang sekolah, Seira terlihat berdiri disana sepertinya sudah menunggu Chandra sedari tadi.
“Dra, lo mau ketemu Jani nggak? Kalau lo mau, gue antar ke tempat Jani,” ucap Seira yang sudah menghampiri Chandra, sedangkan Chandra langsung melihat Seira dan dengan cepat ia mengangguk.
Dia akan bertemu dengan gadis cantik itu, di tempat peristirahatan terakhirnya.
BERSAMBUNG

KAMU SEDANG MEMBACA
TERLAMBAT
FanfictionDia pernah di cintai tulus oleh seseorang... Dia pernah menolak orang itu sepanjang pertemuan mereka... Dia pernah memikirkan orang itu... Namun di saat orang itu pergi, pergi meninggalkan jejak yang menyakitkan. Sampai dimana, wajah yang beberapa t...