Eighteen • lrh [discontinue]

4; kisses

luke's POV

song : Kissing Strangers - DNCE ft. Nicki Minaj

"jadi, A djoint dapat dicari dengan—"

Sumpah, si Adelaide ini ya.

Seksi banget gila, gue sampek nggak konsen dengerin penjelasannya. Gue cuma fokus sama wajahnya sekaligus belahan dadanya yang kelihatan sedikit karna kancing bajunya yang entah emang sengaja dibuka atau nggak sengaja kebuka.

Suaranya seakan lenyap gitu aja, gue bener-bener nggak fokus. Kacamatanya yang sesekali melorot-melorot dan akhirnya jari tangannya tergerak untuk membenarkan posisi kacamatanya yang sudah sampai tulang hidung ke posisi sebelumnya membuat kesan seksi tersendiri buat gue.

Rok item yang nggak ketat banget tapi gue tetep bisa ngelihat lekuk tubuh sempurnanya, bokong yang berisi dan paha yang ukurannya pas banget. Pinggang ramping, dada penuh.

What a perfect imperfection.

Aduh, Luke!

Masih kecil juga udah berani-berani, ntar ketauan mami bisa panjang urusannya.

"Mr. Hemmings! Back to the earth please," Adelaide berteriak sedikit lantang, suaranya nggak ngebuat gue kaget sama sekali. Malah kedengeran seksi.

Gue pun membenarkan posisi duduk gue yang tadinya kayak tiduran menjadi lebih tegap. Tangan gue yang tadinya bertumpu di perut, sekarang gue sedekapkan di dada sambil melihat wajah Adelaide yang menggiurkan.

"Luke Hemmings! Are you gonna starring me like that that or answer this question?" tanya Adelaide yang membuyarkan fantasi gue.

Gue dengan langkah perlahan mendekati papan dan meraih spidol yang digenggam Adelaide, pertanyaannya cuma hasil dari determinan. Ya ilah. Itu mah gampil, gue ngerjain sambil kayang sekaligus merem juga bisa.

Pas gue udah selesai ngerjain pertanyaannya, gue balik badan menghadap Adelaide dan menyodorkan spidol tadi dan ngedipin sebelah mata gue ke dia. Reaksinya cuma nunduk dan membenarkan posisi kacamatanya tadi.

Gue kira dia malu atau apa, nyatanya

"hey! Nggak sopan! Ke ruangan saya sehabis istirahat."

Gue mengangguk malas dan kembali duduk di bangku gue tadi.

***

"nggak mau Mike, ish udah dibilangin daritadi juga. Sanaan jauh-jauh." Michael terus-terusan nawarin gue rokok, padahal dia tau sendiri gimana bencinya gue sama rokok.

Asepnya ituloh bisa ngehilangin aroma sampo batman gue.

"bukan laki lo." Ledek Michael pas gue nolak tawarannya.

"yeu kayak situ laki aja." Bales gue sambil nutupin rambut gue pake jaket item yang tadi gue simpen rapi di loker.

"wah songong, lo mau tau punya gue? 9,2 men! How's yours?"