“Jangan ragu dengan sebuah perasaan.”
***
Nana menatap Nami dengan perasaan tidak karuan pasalnya Dimas tidak masuk sekolah hari ini, jujur Nana merasa hampa, sehari saja tidak melihat Dimas itu rasanya menyesakan katakanlah Nana lebay luar biasa. Nana cemas dengan Dimas tapi dia gengsi karena beberapa hari ini dia mengabaikan Dimas seca Totally.
“Telepon dong.” Akhirnya Nami mengeluarkan suaranya.
“Hmm,”
“Gue malu.” Cicit Nana pelan hampir seperti gumaman.
“Ya ampun, kalian kan sahabatan udah lama Na,”
“Dimas mungkin sakit?” lanjut Nami.
Nana mengerutkan keningnya, benar juga Dimas mungkin sakit dan jika Dimas sakit itu akan benar-benar membuat Nana sedih.“Lo bisa teleponin dia buat gue Nam?” Nana menatap Nami dengan pandangan memohon.
“Okay.”
“Kalian itu sebenernya suka sama suka tapi pada malu sama malu aish...” Dengan terpaksa Nami mencari nama Dimas di ponselnya kemudian menekan tombol call, tidak lama Dimas pun mengangkat teleponnya.
“Iya Nam kenapa?” suara Dimas terdengar lemah, Nana menatap Nami mengisyaratkan supaya Nami segera bertanya kepada Dimas.
“Kenapa lo bolos?” tanya Nami to the point.
“Gue demam Nam, uhukk.”
“Oh, ini nih kembaran lo khawatir katanya tapi dia malu buat telepon lo duluan.” Terdengar suara kekehan dari Dimas.
“Bilangin makasih udah khawatir, jangan lama-lama marahannya ya. Gue mau di jenguk jangan lupa bawa jeruk kesukaan gue.”
“Bukannya lo suka pisang? Lo kan monkey!” Nana dengan berani menjawab Dimas.
“Haha Iya suka apa aja, yang penting yang bawanya kamu.”
Tutttt.......
Nana menekan tombol merah dengan cepat, pikirannya sudah kacau Dimas gombal disaat seperti ini. Apa Dimas tidak tau satu kata gombal yang keluar dari mulutnya bisa melumpuhkan beberapa saraf Nana.
Nana mengambil nafasnya dalam-dalam, selama bersahabat dengan Dimas Nana tidak pernah merasakan jantungnya berdebar sehebat ini. Perasaannya muncul memang sudah lama tapi Nana tidak mengakuinya, Nana senang hubungan persahabatannya dengan Dimas tapi semuanya berubah saat Dimas memiliki kekasih, seperti ada perasaan egois yang tiba-tiba ingin Dimas dan dirinya tidak ada yang mengganggu Nana tidak suka Dimas memperhatikan orang lain selain dirinya. Nana tau dia terlalu egois.
***
Nana sudah sampai di depan rumah Dimas dengan menenteng kresek yang berisi buah jeruk dan pisang pesanan Dimas tadi, Nana datang sendiri karena teman-temannya ada kegiatan di sekolah jadi Nana memutuskan menjenguk Dimas sendirian saja.
“Hi Bi?” sapa Nana pada Bi Lastri.
“Eh Non Nana, apakabar Non? Udah lama jarang main kesini?”
“Banyak pr Bi hehe.”
“Dimas di kamar?” tanya Nana sambil berjalan menuju dapur untuk mencuci buah yang dibawanya.
“Den Dimas di gazebo Non, lagi ngobrol sama cewek cantik.” Ucap Bi lastri.
“Siapa bi?” Tanya Nana penasaran.
“Non Febri deh kalo gak salah namanya.” Bi Lastri mendekati Nana yang sedang mengiringkan buah. Nana hanya mengangguk sekilas kemudian menyerahkan buah yang sudah bersih tersebut ke Bi Lastri.
“Bi kayaknya Nana harus pulang sekarang, bentar lagi bimbel hehe.” Nana memaksakan senyumnya, dia sepertinya datang di waktu yang tidak tepat dia tidak mungkin mengganggu mereka, Dimas dan Febri.
“Eh bentar amat Non? Gamau ketemu den dulu?”
“Nanti Nana sms Dimas nya bi, sekarang Nana minta tolong kasih ini ke mereka okay.”
“Dadah Bibi.” Nana melangkahkan kakinya keluar dari rumah Dimas dengan cepat sambil menyeka air matanya, dia tidak tahu kenapa hatinya sesakit ini. Dimas terlalu mengganggu hidupnya, mengganggu pikirannya dan terlalu menyakitinya.
Nana marah pada Dimas hari ini.
Hallo, apakabar semuanya? Pada sehat ya... 😊😊😊
Udah lama nih gk update, maaf banget ya,,, 😁😂
Oh iya jgn lupa voment 😍
Love ya💜💜💜

KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Of Love
Teen FictionKisah persahabatan antara dua manusia yaitu cewek dan cowok yang akhirnya saling jatuh cinta namun mereka bingung bagaimana cara memulai mengungkapkan perasaan masing-masing. Dibumbui dengan pemanis, pengasin dan pemait. Apakah mereka akan saling...