“Hujan dan perkataan Abi.”
***
Nana menunggu dengan pasti redanya hujan sore ini bersama Abi, Nana merasa bingung dengan dirinya sendiri, kali ini kehadiran Abi bisa membuatnya sebentar melupakan pikirannya tentang Dimas.
Di pikir-pikir Abi itu sosok cowok idaman, wajahnya yang ganteng dengan kulit agak kecoklatan, alis tebal, hidung mancung kayak seloncoran plus ada lesung pipi di pipi kirinya, Abi itu ketua eskul karate meskipun kumpulnya bareng 2 cowok sableng kayak Dimas sama Farhan tapi Abi tetap bisa menyesuaikan. Siapa saja pasti berpikir bahwa Abi ini benar-benar cowok idaman, kisah cintanya pun jarang terekspos tapi sempat beredar kabar bahwa Abi mantan Kak Delina, primadona di sekolah pantas saja sih.
“Kayaknya hujannya bakal lama deh Na,”
“Pesen grab car aja ya.” Abi mengeluarkan ponsel dari sakunya, karena mereka kesini menggunakan motor jadinya mereka tidak bisa menerobos hujan yang lumayan deras ini.
“Eh gak usah B,” Tolak Nana cepat.
“Tunggu aja nyampe sedikit reda okay.”
“Oh ya udah kalo gitu kita masuk aja lagi, makan dulu.” Abi menarik tangan Nana membuat Nana refleks melihat pergelengan tangannya yang dipegang oleh Abi.
“Eh maaf Na.” Abi tersenyum manis pada Nana, Nana pun hanya tersenyum kikuk pada Abi memang sih daritadi mereka kelihatan akward banget gitu ya mungkin karena ini adalah pertama kalinya mereka jalan berdua, biasanya kan sama Dimas, Farhan dan Nami.
Beruntung mereka pergi ke toko buku yang ada di dalam mall jadi ya bisa sekalian jalan-jalan dulu sambil nunggu ujan reda.
Nana menghirup aroma vanilla latte nya dengan bersemangat, terjebak bersama Abi disini bukan masalah menurutnya. Ini malah menyenangkan meskipun sedikit canggung.
“Na lho sama Dimas lagi ada masalah?” Tanya Abi memulai percakapan.
“Gak ada B.”
“Kalian kan temenan udah lama, kalo ada masalah lebih baik selesaikan secepatnya.”
“Hm...” Nana meletakan minumannya di atas meja kemudian menatap Abi lurus.
“B, menurut lo kalo gue suka sama sahabat gue sendiri gimana?”
“Maksudnya lo suka sama Dimas?” Tuduh Abi. Nana menundukan wajahnya malu, Nana pikir Abi itu orang yang bisa dipercayai jadi tak apalah kalau jujur dengan Abi.
“Ini kan kalo misalnya, menurut lo gimana?” Abi menatap Nana dengan rasa tidak terima, Abi suka Nana. Namun Abi mengerti Nana menyukai Dimas.
“Ya enggak gimana-gimana Na gue pikir itu wajar aja sih terjadi diantara persahabatan cewek sama cowok.” Abi mati-matian mempertahankan sikapnya, mengatur hatinya yang bergemuruh.
“Kalo misalkan dia itu udah punya pa...car?” Nana mengucapkannya dengan hati-hati, percuma saja dia mengelak dan menggunakan kata misalkan sepertinya Abi sudah bisa menebak siapa yang sedang diperbincangkan oleh mereke berdua.
“Gue ngerti yang namanya perasaan gak bisa dipaksakan, hati kita gak tau mau berlabuh dimana. Terserah kita jika masih ingin menyimpan perasaan sama itu orang tapi kalo misalkan dia udah punya pacar kita gak bisa berbuat apa-apa, masa tega kita jadi parasit dihubungan mereka,”
“Sebelum kita menginginkan orang lain yang susah untuk diraih mending kita liat disekeliling kita dulu siapa tau ada yang dari dulu banget suka sama lo.” Abi tersenyum kearah Nana, mencoba menyikapi dengan bijak.
Abi benar-benar tau rasanya cinta bertepuk sebelah tangan, jadi dia berusaha tidak mengatakan hal yang nantinya akan melukai perasaan Nana. Nana hanya diam meresapi kata-kata Abi dengan sejuta pemikiran lain yang berkelebat di kepalanya, sambil melihat keluar dimana hujan masih turun dengan derasnya.
"Dari awal Nana tau bahwa Dimas bisa digenggamnya namun hanya sebatas sahabat."
Bersambung....
Terimakasih buat yang udah mampir, love u guys... jangan lupa voment yakkk!!!
Love qhrynia❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Of Love
Fiksi RemajaKisah persahabatan antara dua manusia yaitu cewek dan cowok yang akhirnya saling jatuh cinta namun mereka bingung bagaimana cara memulai mengungkapkan perasaan masing-masing. Dibumbui dengan pemanis, pengasin dan pemait. Apakah mereka akan saling...