"Maaf dari Dimas."
***
Hari minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu, dimana kita bisa bangun siang dan bermalas-malasan namun sepertinya tidak berlaku untuk pagi ini, Bunda Tia, bundanya Nana sudah mengganggu ketenangan Nana. Padahal jam baru menunjukan pukul 05:00 WIB. Masih terlalu pagi untuk mandi atau sarapan apalagi menyiram bunga.
"Na..." teriak bunda didepan kamar Nana.
"Ya..." Nana menyibakan selimut bergambar angry bird nya, menggaruk rambutnya yang terasa gatal sambil mengerjapkan matanya beberapaa kali kemudian dengan malas Nana berjalan menuju pintu kamarnya dan membukanya.
"Iya Bunda.. kenapa?"
"Itu Dimas udah jemput?" Ucapan Bunda tidak begitu Nana dengar namun disaat bunda menyebut nama Dimas Nana langsung mengkerutkan keduali alisnya.
"Dimas?"
"Iya Dimas. Ayo cepetan cuci muka."
"Ngapain pagi buta begini dia kesini."Pikir Nana.
Hanya perlu 5 menit untuk membersihkan wajah dan mungkin air liur disekitar wajahnya. Nana pun menghampiri Dimas yang sudah duduk di meja makan.
"Hi." Sapa Dimas dengan senyum manisnya, seperti terhipnotis Nana pun membalas senyum Dimas. Namun seperkian detik kemudian Nana tersadar dia seharusnya masih marah pada Dimas.
"Eh ada Dimas?" Kak Rian tiba-tiba muncul disamping Nana dan menyapa Dimas dengan senyum jahilnya.
"Eh Dim tau gak ? minggu kemaren Nana marah-marah gak jelas kayak macan di tinggal kawin serem deh!! lo masih tahan punya temen cewek kayak dia? kalo gue jadi elo udah gue musnahkan cewek kayak dia." Dasar itu mulut seperti sedang memancing macan yang di tinggal kawin beneran.
"Lo bisa aja kak." Dan Dimas malah menanggapi Kak Rian dengan tawa renyahnya, membuat Nana terpesona kembali. Dimas memang ganteng, Batin Nana.
"Lo harus hati-hati ya Dim adek gue ini punya taring loh hahaha."
"Nana kalo sama gue jinak Kak."
"Hahaha bagus kalo begitu."
"Apaan si lo Kak sana pergi menjauh dari pandangaan mata gue." Nana mendorong Kakaknya agar meninggalkan ruang makan.
"Udah mau jadi sarjana, kelakuan kayak bocah alay, kepo lagi."
"Gue ke kamar ya Dim hehe."
"Oke." Dimas membalas ucapan Kak Rian sambil mengacungkan jempolnya, senyumnya tercetak semakin lebar apalagi setelah melihat Nana yang kesal dengan Kakaknya, itu sangat lucu baginya.
"Cengegesan lagi." Nana mendengus kemudian berjalan menghapiri Dimas.
"Ngapain kesini?"tanyanya judes, Nana pun memilih duduk berhadapan dengan Dimas kemudian mengambil air putih yang sudah tersedia di meja.
"Mau ngajak lari."
"Gak usah pagi-pagi juga kali."

KAMU SEDANG MEMBACA
Totally Of Love
TienerfictieKisah persahabatan antara dua manusia yaitu cewek dan cowok yang akhirnya saling jatuh cinta namun mereka bingung bagaimana cara memulai mengungkapkan perasaan masing-masing. Dibumbui dengan pemanis, pengasin dan pemait. Apakah mereka akan saling...